Wonwoo berlari dengan sangat terburu-buru dengan langkah yang besar berharap cepat sampai dikelasnya, dan sedikit harapan tambahan agar gurunya belum sampai sebelum Wonwoo yang sampai terlebih dahulu.
Sialnya, hari ini Wonwoo bisa kesiangan karena Ibunya tidak membangunkannya. Ibunya harus mengurus pasien yang melahirkan, Ibunya adalah seorang dokter kandungan. Tengah malam tadi Ibunya segera berangkat ketika ada telepon dari pihak rumah sakit. Ibunya harus berangkat karena memang hari ini adalah shift Ibunya untuk berjaga, tapi masalahnya beberapa hari terakhir kondisi Ibu Wonwoo sedang tidak baik dan Ibunya izin untuk pulang lebih awal.
Yang namanya tanggung jawab tidak bisa ditanggung oleh orang lain, jadi Ibunya memutuskan untuk pergi kerumah sakit dengan mobilnya tengah malam tadi. Seringkali Wonwoo meminta Ibunya untuk beristirahat dari pekerjaannya. Anak mana yang tega jika melihat Ibunya kerja keras bahkan sampai tidak memikirkan dirinya sendiri. Jujur, Wonwoo tidak tega.
Ditambah lagi, Sang Ibu tidak bisa menolak pasien karena pasien tersebut hanya mau melahirkan dengan bantuan Ibu Wonwoo. Padahal Wonwoo yakin dirumah sakit itu banyak sekali dokter kandungan lainnya yang bisa membantu, tapi kalau pasien tersebut hanya mau ditolong oleh ibunya, Wonwoo bisa apa?
Selagi ibunya menikmati pekerjaannya sebagai dokter kandungan, Wonwoo juga senang. tapi jika Ibunya kelelahan akibat bekerja terlalu giat, Wonwoo juga ikut sedih.
Wonwoo tidak menyalakan Ibunya untuk hari ini, karena ini adalah salahnya. Wonwoo tidak pernah berpikir kalau bangun kesiangan adalah salah Ibunya, tidak sedikitpun. Toh sudah seharusnya Wonwoo menumbuhkan sedikit sifat dewasa dan mandiri. Wonwoo tidak ingin terus bergantung pada orang disekelilingnya.
Apalagi sang Ibu.
Beberapa hari sebelumnya Wonwoo selalu bangun pagi bahkan sebelum Ibunya bangun. Tapi tiba-tiba hari ini kesiangan—yang dalam artian benar-benar kesiangan. Sehingga Wonwoo tidak bisa bersantai seperti biasa. Yang paling parah, adiknya bahkan tidak membangunkannya—karena adiknya memang tidak bangun dari tidurnya, hari ini adiknya bolos sekolah.
Kembali lagi pada situasi nya disekolah. Wonwoo berdiam didepan pintu dan membeku sesaat, Wonwoo memijat pelipisnya frustrasi dan menarik rambutnya seakan-akan ingin dia rontokan semuanya.
Ada guru yang sudah masuk, dan itu Ibu Jung, guru yang tegas, pemarah, disiplin waktu dan dia juga yang memindahkan kelas Wonwoo waktu pertama kali Wonwoo menginjakkan kakinya disekolah itu. Sekolah yang menurutnya aneh.
Wonwoo frustrasi, tapi kalau dipikir-pikir hari ini bahkan tidak ada pelajaran Ibu Jung.
Begitu Wonwoo ingin melangkah memasuki kelas Ibu Jung segera keluar dari kelas, dengan berat hati Wonwoo menunduk sopan pada Ibu Jung. Dan Ibu Jung hanya mengangguk singkat sambil melihat Wonwoo sekilas dan melanjutkan jalannya menuju kelas lain.
Dengan langkah besar Wonwoo menghampiri tempat duduknya, ia duduk tanpa memperhatikan Jun yang sedang menatapnya dengan cemoohan.
"Hah? Tumben tuan putri Wonwoo terlambat?" goda Jun.
"Tidak ada yang membangunkan aku, sudahlah jangan tanya" jawab Wonwoo malas, lalu menidurkan kepalanya diatas meja.
Jun pun kemudian diam tanpa ingin bertanya-tanya lebih banyak. Walaupun niat mengejeknya masih setinggi langit. Sebisa mungkin Jun tahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET ADMIRER [meanie] ✓
Fanfiction[2018 Ver.] Wonwoo yang secara harfiah adalah anak yang dingin dan cuek jatuh cinta pada Mingyu, apakah Mingyu peka? Lalu bagaimana kisah perjuangan seorang Jeon Wonwoo demi mendapatkan cinta Kim Mingyu? More? Just read it!^^ Don't forget to votem...