CHAPTER 3 - THAT BOY, KIM MINGYU?

6K 511 13
                                    

Mentari sudah naik hampir menuju singgasananya, sinar hangat nan menyilaukan nya menerobos masuk melalui jendela kamar laki-laki yang sedang tertidur. Ia bangun kemudian ketika sinar itu sudah menuju area kelopak matanya, sangat menyilaukan.

Dengan berat hati, dia bangun dari tidurnya. Menilik kearah sekitar, sekedar mengumpulkan jiwanya sejenak yang masih berkeliaran di dunia mimpi. Matanya menjerit masih ingin tidur. Tapi sekarang waktunya bangun. Tampaknya hari ini Wonwoo tidak bisa sesantai biasanya.

"Kesiangan, lagi-lagi aku kesiangan" kalimat pertama yang Wonwoo ucap pagi hari ini, walaupun kesiangan tapi Wonwoo masih bisa bersantai sejenak memanjakan matanya yang masih ingin tidur. Tapi seharusnya anak itu tidak boleh bersantai saat ini. Tapi itulah kebiasaan buruknya, sangat sulit dihilangkan.

Mungkin jika anak-anak lain yang kesiangan akan segera bergegas membersihkan diri dan berpakaian rapi lalu pergi berangkat.

Tapi, Wonwoo berbeda.

Kesehariannya terbiasa santai, bahkan bisa dibilang santai sudah seperti nama tengahnya. Akhirnya Wonwoo bergerak menuju lemari pakaiannya dan menaruh seragam itu diatas ranjangnya sementara ia pergi membersihkan diri.

Setelah selesai dengan acara membersihkan dirinya. Ia berpakaian, selesai berpakaian kemudian Wonwoo menuruni anak tangga sambil memasang simpul pada dasinya.

"Wonwoo cepatlah sarapan, sudah jam berapa ini" itu Ibunya Wonwoo, walaupun diteriaki seperti itu Wonwoo masih dalam mode santainya.

Ia sampai dimeja makan, mengambil roti dan melumurinya dengan selai stroberi di setengah sisi dan coklat di setengah sisi yang lainnya. Lalu menumpuk satu roti diatasnya. Dan ia menggigit nya.

"Cara makanmu aneh Hyung" ujar seseorang disalah satu kursi sedang melahap roti dengan tatapan aneh.

Wonwoo hanya melanjutkan makannya tanpa memperdulikan Adiknya yang baru saja menyampaikan sedikit kritikan tentang cara makan roti ala Jeon Wonwoo.

Wonwoo menghabiskan rotinya hingga tak tersisa dan menenggak segelas susu yang ia minum dalam sekali teguk.

"Hyung itu memang sesuatu" ujar adiknya lagi.

"Aku mendengarnya Bohyuk" Wonwoo menatap tajam mata adiknya, seolah-olah tidak ada hari esok untuk adiknya.

"Apa kau tidak telat? Sudah jam berapa ini?" Tanya seseorang di dapur

"Dari rumah sampai sekolah hanya delapan menit Bu, tenang saja aku tidak akan terlambat" ujar Wonwoo meyakinkan sang Ibu kalau dirinya tidak akan terlambat sampai sekolah.

Iya, delapan menit jika naik Bus, tapi jika jalan mungkin sekitar lima belas menit. Dan masalahnya hanya satu. Jika pagi-pagi begini biasanya halte akan penuh dan sudah pasti busnya pun penuh.

Wonwoo baru sadar itu, setelahnya ia pamit pada Ibu dan adiknya. Laki-laki kurus itu melesat menuju halte, beruntungnya Wonwoo karena halte itu sepi. Tapi mata Wonwoo terbelalak ketika Bus yang datang sangat penuh dan ramai. Tidak ingin menunggu lebih lama lagi akhirnya Wonwoo menaiki Bus itu. Sebenarnya malas, tapi daripada terlambat disekolah. Mau tidak mau Wonwoo terpaksa.

.

.

.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang