SPIN OFF 1 - TIED

1.4K 96 1
                                    

Seungcheol baru saja pulang setelah seharian berada di kampus, ia bergegas masuk kedalam kamarnya. Ia tutup pintu kemudian melihat beberapa pakaian menggantung dibelakang pintu. Ia lupa membereskan semuanya dan meninggalkan semuanya menggantung di pintu.

Dengan cepat Seungcheol melempar tas nya asal keatas ranjang dan mulai merapihkan baju-baju yang menggantung dibalik pintu itu.

Sampai akhirnya ia menemukan sebuah dasi, dasi yang selalu ia pakai saat SMA. Seungcheol membawa dasi itu menuju cermin dan dengan lihai mulai membuat simpul dengan cepat dan rapih.

"Dulu aku selalu lupa, bahkan tidak tahu bagaimana caranya memasang dasi" gumamnya pelan. Ia mendudukkan dirinya pada meja belajarnya. Kembali, memori otaknya mengingat hal-hal yang terjadi di masa-masa SMA nya, masa penuh canda tawa dan juga beberapa masa tidak menyenangkan yang bahkan tidak ingin ia ingat.

Matanya beralih pada sebuah foto yang terbingkai rapih, foto dirinya dan tiga orang temannya. Teman yang sangat ia cintai.

Memorinya kembali mengalir mengingat masa-masa dimana untuk pertama kalinya ia menjejakkan kaki dan membawa dirinya masuk kedalam kelas 10-7.

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Laki-laki dengan rambut hitam pekat sedang bersiap membenarkan dasi yang telah melilit lehernya sejak lima belas menit yang lalu. Namun ia lagi-lagi lupa bagaimana caranya mengikat dasi. 

Ia tidak peduli dengan dasi yang masih belum terikat sempurna. Ia hanya membiarkan dasi itu menggantung di lipatan kerah lehernya.

Langkah kakinya membawa dirinya menuruni anak tangga, sesekali lagi ia memegang dasinya yang masih tergantung agar tidak jatuh.

"Ibu aku berangkat" ujarnya lari terbirit-birit karena ia sadar kalau dirinya sudah hampir telat, lagi pula ini hari pertama SMA nya. Ia merutuki dirinya sendiri karena selalu lupa caranya memakai dasi dan waktunya habis terbuang karena terus menerus berdiri didepan cermin sambil memegang dasi seperti orang hilang akal.

Laki-laki itu duduk di halte, satu tangannya menarik dasinya hingga dasi itu kini ia pegang, ia lebih kelihatan konyol jika hanya menaruh dasi itu di kerahnya tanpa ada inisiatif sedikitpun untuk mencoba mengingat bagaimana caranya memakai dasi.

Bus tiba, ia berlari masuk kedalam bus dan hendak membayar dengan kartunya, namun sebuah jari telunjuk terlihat sedang menyentuh punggung tangannya beberapa kali. Ia menoleh kearah seseorang yang sedang menyentuhnya dengan jari telunjuk.

"Hai, sepertinya kita satu sekolah. Aku lupa membawa kartu, apa aku boleh pinjam saldo mu? Nanti akan aku ganti" tanyanya ramah dengan senyuman.

Laki-laki itu tidak menunjukkan ekspresi yang berarti, hanya sebuah senyum canggung yang mengembang selama beberapa detik ditambah dengan anggukan kecil.

Seungcheol tidak banyak berpikir, jadi ia membayar bus untuk laki-laki itu.

"Terima kasih, Choi Seungcheol." ujarnya, kemudian dia duduk disalah satu bangku.

"Kau tahu nama—" Orang yang dipanggil Seungcheol itu hanya dapat membelalakkan matanya terkejut, padahal itu hari pertama ia pergi ke sekolah, ditambah lagi itu kali pertamanya ia melihat laki-laki dengan wajah yang mengalahkan ketampanannya, ya dia cukup mengakuinya kalau laki-laki itu lebih tampan darinya. Untuk anak SMA, apakah diperbolehkan mempunyai wajah setampan  itu? Kalau Seungcheol boleh bertanya sekarang.

Namun, pertanyaan yang kini terlintas di kepalanya adalah. 'Dia siapa? Kenapa dia mengenalku?'  hanya itu.

"Kau tidak duduk?" Tanya seseorang yang sedang mengangkat tangannya untuk menyadarkan Seungcheol dari lamunan, dan ia juga menepuk kursi sampingnya mengajak Seungcheol untuk bergabung dengannya. Cukup lama Seungcheol berdiri hingga ia lupa untuk duduk disalah satu bangku, namun seseorang berwajah tampan itu ingin sekali Seungcheol duduk bersamanya.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang