CHAPTER 4 - THE MIND READER

5K 470 33
                                    

"Aku tahu orangnya"

Hampir saja jantung Wonwoo copot, syukurnya bel masuk kelas berbunyi menandakan waktu istirahat berakhir, baru saja Wonwoo ingin bertanya lebih jauh tentang siapa yang ada dipikiran Jun. Tapi terpotong dengan suara bel masuk.

Walaupun begitu, Wonwoo sedikit bersyukur juga, karena kalau tebakan Jun benar, mungkin Jun akan tahu kalau temannya yang berwajah dingin itu sedang menyukai seorang laki-laki dari kelas 10-7 yang sebelumnya duduk berhadapan dengan Wonwoo saat jam makan siang lalu. Jujur saja, Wonwoo belum siap karena terlalu cepat jika mengatakan kebenarannya langsung pada Jun.

Tapi cepat atau lambat pasti Wonwoo akan menceritakan semuanya pada Jun, hanya saja tidak untuk sekarang. Karena waktunya masih belum tepat. Wonwoo juga tidak ingin membuat Jun syok atau yang lainnya atau bahkan lebih buruknya Jun akan menghindari Wonwoo dan tidak ingin berteman lagi dengan Wonwoo. Wonwoo tidak ingin itu terjadi. Wonwoo masih ingin merasakan rasanya pertemanan itu seperti apa.

"Ayo masuk, kalau Ibu Jung sudah datang dan melihat kita diluar kita tidak bisa masuk kelas, kau tahukan sekejam apa dia?"

Membayangkan saja sudah membuat bulu roma Wonwoo merinding. Wonwoo hanya membalas ucapan Jun dengan anggukan kecil dan mengikuti Jun dari belakang.

Waktu berlalu sampai akhirnya pelajaran Ibu Jung sang guru killer sudah berakhir. Sekarang adalah pelajaran salah satu guru yang membosankan, cara mengajarnya sangat tidak etis dan tidak mencerminkan sosok seorang guru. Wonwoo bahkan tidak ingat namanya siapa. Tapi Wonwoo sangat hafal wajahnya.

Guru itu datang, kemudian duduk di bangkunya. Menyuruh para murid membuka halaman sekian dan harus merangkum dari bab sekian sampai bab sekian.

Setelah dirangkum para murid harus mengerjakan sebuah tugas pada halaman sekian, jika tugas tersebut tidak selesai hari ini maka bisa dilanjut dirumah.

Itu simpel, tapi apakah dia digaji hanya untuk itu?

Setelahnya guru itu hanya memainkan laptop silver yang dimana logonya bisa menyala. Berkutik dengan papan ketiknya seperti dia adalah orang paling sibuk sejagad raya.

Wonwoo mengedarkan pandangannya, semua murid terlihat bosan, beberapa bahkan memainkan ponsel dibawah meja. Ada juga yang mulai merangkum. Dan ada pula yang tertidur dibalik buku yang ia tegakan.

Wonwoo mendengus kesal, sesekali ia melihat Jun yang sudah mulai merangkum. Lalu menggodanya dengan menekan-nekan pipi Jun dengan pulpen. Tapi Jun tidak bergerak barang seinci pun untuk sekedar merasa terusik dengan gangguan kecil yang Wonwoo buat.

Jun memang salah satu teman Wonwoo yang paling sabar setelah Soonyoung. Ah ngomong-ngomong tentang Soonyoung akhir-akhir ini Wonwoo jarang melihat laki-laki dengan mata segaris itu.

Selama pelajaran berlangsung Wonwoo hanya melihat kearah pintu, berharap ada pangerannya yang secara tiba-tiba lewat didepan kelasnya.

Wonwoo merebahkan kepalanya diatas meja beralaskan lengan yang menjadi bantalannya. Lagi-lagi dipikirannya hanya ada Mingyu. Mingyu. Mingyu. Mingyu. Seterusnya Mingyu.

Bahkan memikirkan laki-laki jangkung itu malah membuat kepala Wonwoo pusing. Masih tidak tahu apa yang membuatnya begitu tergila-gila dengan sosok Mingyu yang sebenarnya tampak biasa saja. Hanya saja Mingyu itu terkesan keren dan hangat. Berbeda dengan Wonwoo yang dingin.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang