CHAPTER 13 - IT WAS LOVE

3.9K 348 27
                                    

"Lalu siapa yang memelukku?"Gumam Wonwoo, hampir saja ia kembali melamun kalau saja Jun tidak langsung membalas dengan cepat kalimat pertanyaan dari Wonwoo.

"Apa kau benar-benar tidak lihat seperti apa orang itu?" Tanya Jun menatap Wonwoo dengan penasaran.

Wonwoo menggeleng pelan, tapi beberapa detik kemudian matanya membulat. "Ah—aku lihat di tangannya ada sebuah gelang berwarna biru, lalu ada ornamen logamnya, kira-kira seperti itu ciri-ciri gelangnya. Lalu, Tangan nya juga lebih besar dari tanganmu—kalau aku tidak salah" Wonwoo sedikit tidak yakin dengan kalimatnya ketika melihat ukuran tangannya yang memeluknya semalam, karena jika dibandingkan kan dengan milik Jun tentu saja bukan Jun orangnya. Jadi Wonwoo tidak perlu berprasangka bahwa Jun yang memeluknya.

Soonyoung? Tangannya memang agak besar, tapi tangan Soonyoung tidak terlalu besar dan berotot. Bisa dibilang cenderung berlemak. Soonyoung juga tidak pernah memakai gelang.

Jisoo? Sebuah ketidakmungkinan, tangannya saja sebelas dua belas dengan milik Wonwoo. Kemudian Jeonghan, lebih tidak mungkin, tangan Jeonghan tidak besar.

Jun dan Wonwoo hanyut dalam pikirannya masing-masing, memikirkan siapa yang memeluk Wonwoo malam tadi membuat otak mereka berputar dua kali lipat.

"Wonwoo, aku akan mencari tahu siapa orangnya" ujar Jun dengan antusias. Wonwoo hanya mengerjapkan matanya beberapa kali. Dengan tatapan 'baiklah, silahkan cari tahu'.

Keesokannya, anak-anak populer itu, tidak lain adalah Mingyu dan kawan-kawannya. Lagi-lagi Mingyu duduk didepan Wonwoo, Wonwoo hanya menggigit bibir bawahnya dan menikmati makan siangnya dengan cara yang normal, tanpa sedikitpun berpaling dari nampannya. Apalagi untuk sekedar menatap Mingyu didepannya, Wonwoo tidak berani, walaupun berani resikonya adalah wajahnya yang merah atau tangannya yang bergetar dan beberapa perubahan drastis suhu tubuhnya.

'Haahhh kenapa mereka suka sekali duduk disini? Apalagi Mingyu, mengapa selalu duduk berhadapan seperti ini? Apakah hanya ini tempat yang kosong? Padahal hari ini kantin tidak terlalu ramai' Wonwoo membatin.

Sesekali Wonwoo memberanikan menatap kearah depannya, hatinya berdetak tidak karuan, keringatnya bercucuran, tangannya gemetaran. Sudah ia duga sebelumnya, tapi pada akhirnya Wonwoo bersikeras tidak akan memandang Mingyu lagi walau sekilas—maksudnya tidak dari jarak sedekat itu. Wonwoo berani menatapnya jika dari jauh. Ia pikir nyalinya belum terbentuk dengan sangat bagu, ia masih pengecut.

Tapi...

Jantung Wonwoo rasanya berhenti berdetak, matanya dengan mata Mingyu saling menatap walaupun hanya sekian detik tapi sukses membuat Wonwoo keringat dingin. Padahal tadi dia tidak ingin menatap Mingyu, sebenarnya bukan Wonwoo yang menatapnya. Tapi Mingyu.

Wonwoo menundukkan wajahnya kearah meja, ia menatap tangan Mingyu yang menumpu pada meja, tangan yang ia kenali dan juga Wonwoo sering melihat tangan itu, Wonwoo menatapnya dengan seksama.

'Tangan itu? Tangan yang besar, Coba kalau Mingyu memelukku di tenda unit kesehatan kemarin ketika aku kedinginan, aku pasti bisa merasakan hangatnya tangan Mingyu yang memelukku dengan hangat.' Wonwoo membatin sambil menggigit bibirnya dengan keras, pikirannya dihantui dengan pertanyaan tentang tangan besar misterius itu. Wonwoo hanya berani membayangkan kalau tangan yang memeluknya tempo hari adalah tangan Mingyu. Hanya berasumsi, ia belum benar-benar menyimpukan kalau Mingyu orangnya.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang