SPIN-OFF 2 - LITTLE PRANK & KARMA

1.3K 67 0
                                    

Dibalik meja kasir sebuah toko buku kecil di kota Seoul, berdiri seorang laki-laki dengan senyumnya yang sejak beberapa menit lalu belum juga luntur.

Tangannya dengan aktif men-scan barcode pada buku sampai terdengar bunyi beep. Dengan cepat ia memasukkan buku itu kedalam kantung plastik putih yang ia pegang ditangan satunya.

"Totalnya jadi 20.800 Won." Ujarnya ketika kedua mata miliknya bertatap dengan seorang pelanggan di depannya, sampai pelanggan tersebut mengeluarkan uang dan memberikan uang itu padanya. jari lentiknya mengetik sesuatu diatas papan keyboard dan selesai, sebuah nota pembayaran keluar.

Ia menyobek nota dan memberikan uang kembalian pada pelanggan yang juga tersenyum didepannya.
"Terima kasih, datang lagi ya." Ujarnya ramah dibarengi senyum yang tak kalah ramah dan menunduk pelan.

Ketik pelanggan pergi, senyumnya memudar. Ia sedikit menggerakkan bagian tubuhnya yang terasa sangat kaku dan tegang. "Ya ampun, melelahkan." Monolognya pelan, sesekali ia memukul lututnya yang ingin sekali ia lepaskan dari kakinya.

Tentu saja, karena sejak pagi ia sudah berada di toko buku. Sebenarnya hari ini ada jadwal kuliah namun masih sangat lama jika hanya menunggu dirumah, rasanya membosankan. Jadi ia memutuskan untuk sekedar membantu di toko buku.

"Jeonghan!" Panggil seseorang wanita didalam. Seseorang yang dipanggil Jeonghan meniup poninya dan melangkah malas ke sumber suara.

"Kenapa Bu?" Tanya Jeonghan menghampiri ibunya yang memegang banyak novel ditangannya. "Apa kau bisa naik kesana dan taruh novel ini? Tangan Ibu tidak sampai." Ujar Ibu Jeonghan dengan sebuah senyum yang tentu saja tidak bisa Jeonghan tolak. Toh, tujuannya kemari memang untuk membantu di toko buku milik ibunya. Walaupun Jeonghan merasa lelah, setidaknya sang Ibu jangan sampai terlalu lelah mengurus toko buku ini sendirian.

Jeonghan menerima tumpukkan novel yang Ibunya pegang tadi, kakinya berjinjit dan menaruh novel itu di rak kosong bagian paling atas. Ia susun dan tata dengan rapi hingga semua novel ditangannya habis.

"Eh? Satu lagi tertinggal." Ujar ibunya mengambil novel yang mungkin sempat jatuh namun Ibunya tidak sadar. "Ini, kau taruh lagi." Ujar Ibunya.

Jeonghan kembali mengambil satu novel yang tertinggal. Ia hendak berjinjit namun tidak jadi karena membaca judul novel tersebut. Ia membaliknya dan membaca bagian sinopsisnya sebentar.

Sudut bibirnya terangkat sebelah, kemudian ia mengangguk seperti memikirkan sesuatu. Dengan cepat ia menaruh novel itu di rak bagian paling atas.

Ia menghampiri Ibunya yang sudah beralih pada rak lain, ia hendak pamit untuk pulang dan bersiap untuk kuliah.

Semenjak ia melihat judul novel tadi, wajahnya berubah jadi agak asam dan kusam. Jeonghan mengambil tasnya kemudian keluar dari toko buku.

Jeonghan mengambil earphone dan menyalakan musik dengan asal. Mode shuffle adalah pilihan yang terbaik, Wonwoo yang selalu merekomendasikan memutar lagu dengan mode shuffle. Anak itu selalu bilang "Aku selalu suka mode shuffle, karena terkadang musik yang secara acak terputar benar-benar menggambarkan hariku atau sebuah hal yang sedang terjadi padaku. Seperti ponsel ini bisa membaca pikiranku. Itu aneh kan, Hyung." Jeonghan masih ingat dengan nada Wonwoo bahkan ekspresi wajahnya.

Jeonghan kembali teringat tentang Wonwoo, tempat kesukaannya saat SMA adalah Kantin, sama seperti Jeonghan. Wonwoo juga suka dengan perpustakaan, namun ia sudah bosan dengan buku. Bahkan ia sudah sering sekali membawakan buku untuk Wonwoo, tapi kebanyakan adalah novel.

Ada hal lain, kenapa Jeonghan suka memberikan buku atau novel pada Wonwoo, jawabannya agar ia bisa pergi ke kantin. Tapi yang terjadi Wonwoo lebih sering pergi bersama Jisoo dari kelas sebelah. Yah, Jeonghan bisa apa. Setidaknya ia memberikan semua buku dan novelnya dengan tulus.

SECRET ADMIRER [meanie] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang