Tak lama ibu dari kakak beradik itu datang dengan mulut sama ternganganya seperti Lindsay. "Nova?"
"Kalian ini, ini bukan kali pertama aku bawa cewek kan?" Tukas Nova kesal dengan wajah sudah merah seperti apel matang.
"Tapi ini kali pertama kau bawa cewek sendirian tanpa teman lain! Hei, siapa namamu? Aku Lindsay, kakak dari cowok menyebalkan ini."
"Halo, aku Euphonia Leigh." Jawab Euphy sambil memaksakan sebuah senyum.
"Hilary, ibunya. Aku baru saja membuat kue. Ajak dia minum teh, Nova." Ujar Hilary sambil tersenyum ramah.
"Ayo. Kue buatan mama terlezat di seluruh jagad raya." Ucap Nova sambil mendorong Euphy memasuki ruang makan.
Mereka berempat masuk ke ruang makan. Sebuah kue sudah tersedia rapi di tengah sebuah meja. Cahaya dari lampu menerangi ruangan itu dan menimbulkan kesan hangat.
"Anggap rumah sendiri, Euphonia. Duduklah." Ujar Hilary yang langsung ke dapur untuk menyiapkan teh.
"Ah, Euphy saja tidak apa." Balas Euphy. "Biar saya bantu." Ia lalu mengikuti Hilary ke dapur.
Sementara itu, Nova ditinggal sendirian dengan kakaknya di ruang makan. "Nova. Itu benar-benar Euphonia yang pemain piano itu?"
"Iya." Balas Nova. "Mau minta tanda tangan?"
"Aku tidak sepertimu yang fans berat padanya." Tukas Lindsay. Ia menghempaskan diri ke sofa di samping ruangan. "Hanya saja, ia tidak seperti dugaanku."
"Masak kau tidak pernah melihat kami di sekolah?"
"Tidak. Kalaupun pernah, tidak berduaan." Sahut Lindsay. "Kelihatannya sih sopan-sopan saja."
"Lebih ke arah pendiam, kurasa." Ujar Nova.
Mereka berdua terdiam sebelum tiba-tiba Lindsay melompat berdiri dan tersenyum nakal. "Boleh kutes dia?"
"Tes apa?"
"Boleh tidak?" Tanya Lindsay.
Nova mulai masam melihat kakaknya kalau sudah seperti itu. "Terserah."
Dengan senyum kemenangannya Lindsay keluar ruangan, tepat saat Euphy dan Hilary masuk membawa teh. "Mau ke mana?"
"Ambil barang sebentar di kamar." Ujar Lindsay sambil lalu. "Mulai saja tanpaku."
Euphy menatap kepergian Lindsay dengan perasaan tidak enak. Mau apa dia?
"Bagaimana kuenya, Euphy?" Tanya Hilary.
"Enak, luar biasa." Euphy tidak berbohong. Kue itu memang enak dan jarang-jarang ia bisa makan kue seperti ini.
Hilary tertawa dan menaruh sepotong lagi di piring Euphy. "Kalau begitu makan yang banyak."
Mereka membicarakan banyak hal. Dari basa-basi sampai hal-hal panas dan seru. "Oh ya, Euphy, kau mau melihat album masa kecil Nova?"
Sementara Euphy mengerjap, Nova sudah menggertak kesal. "Mama! Untuk apa memperlihatkan hal seperti itu?"
Bukannya mendengarkan, Hilary sudah beranjak ke kamarnya, "Bukankah itu hal yang biasa ditunjukkan pada pacar anak?" Balas Hilary sambil mengaduk-aduk isi lemari di kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts' Resonance
Teen FictionBagai bumi dan langit, seperti Kutub Utara dan Selatan, laksana Merkurius dan Neptunus. Begitulah hubungan Euphonia dan Valent. Hanya karena Valent meminta Euphonia bermain piano dalam pentas kelas, gadis itu jadi membencinya dan bahkan untuk menyeb...