"Oh?"
"Look forward to it." Ujar Nova. Wajahnya yang begitu yakin membuat Euphy tertawa. Tawa yang lepas.
Nova melongo melihatnya. "Apa yang lucu?"
"Maaf." Ujar Euphy di sela tawanya. "Entah kenapa ekspresimu lucu sekali tadi."
Nova menatap Euphy heran. Tapi ia tersenyum senang, setidaknya tawa itu adalah pertanda baik baginya.
"Sudah lama sekali aku tidak tertawa seperti ini." Euphy mengakhiri tawanya. "Tapi kenapa denganmu?"
"Apa itu kabar baik untukku?" Tanya Nova.
Euphy tersenyum, lalu berjalan pulang. "Entahlah."
"Hei, tunggu!" Nova mengejar Euphy yang sudah kembali ke hutan. "Jangan pulang dulu. Masih belum malam."
Euphy menoleh. "Sekarang aku tidak yakin kau tahu semua tentangku."
"Apa ada yang tidak kuketahui?"
"Banyak. Kau bahkan mungkin tidak tahu aku punya kakak." Sahut Euphy.
"Oh, Tyler Leigh, kan?"
"Bahwa kakakku sangat protektif?" Lanjut Euphy.
"Oh, tidak."
"Aku pulang dulu." Sahut Euphy. "Sebelum kepalamu lepas dari badannya."
"Separah itukah?"
"Mau lihat?" Tanya Euphy.
Belum sempat Nova membalas, dirinya sudah terdorong ke tanah. Ia menatap orang yang mendorongnya, yang sekarang menghadapnya dengan tatapan nanar. Dan Nova merasa mengenalnya. "Oh tidak."
"Masih ada perlu dengan Euphy?" Tanya pria di depannya.
"Tidak, sama sekali." Sahut Nova bergetar membalas.
"Apa yang tadi kau lakukan dengan Euphy sampai jam segini?"
Jam segini? Ini baru jam 4 sore! Nova menjawab, "Aku membawa Euphy ke tengah hutan, untuk memperlihatkan sesuatu padanya."
"Jangan berani-berani panggil dia 'Euphy'! Hanya aku pria satu-satunya yang boleh memanggilnya begitu! Atau kau mau kuantar ke Thailand sekarang?" Tukas pria di depannya.
"Ko, sudahlah!" Seru Euphy. "Dia teman!"
Tyler tersadar. "Ayo pulang."
"Sampai besok, Nova." Euphy tersenyum lalu berbalik mengikuti Tyler.
Nova bergidik menatap kepergian kedua orang itu. Benar-benar mengerikan.
* * *
"Kenapa tadi bisa tiba-tiba meledak?" Tanya Euphy.
"Aku merasa dia berbahaya." Sahut Tyler.
"Berbahaya maksudnya?"
"Yang penting, kalian hanya teman kan?" Tyler berkeras.
"Hanya teman." Jawab Euphy lagi.
"Itu cukup." Ujar Tyler.
Euphy menatap Tyler dari belakang. Kakaknya ini memang sangat protektif dan ia tak bisa menolong siapapun yang terkena semprot kakaknya. Tapi setidaknya, ia bisa mengurangi jumlah cowok target kakaknya.
Tiba-tiba mulutnya bisa berkata sendiri, "Dia ingin membuatku jadi pemeran utama pentas seni 2 bulan lagi."
"Oh?" Tyler tertarik. "Pentas apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Hearts' Resonance
Ficção AdolescenteBagai bumi dan langit, seperti Kutub Utara dan Selatan, laksana Merkurius dan Neptunus. Begitulah hubungan Euphonia dan Valent. Hanya karena Valent meminta Euphonia bermain piano dalam pentas kelas, gadis itu jadi membencinya dan bahkan untuk menyeb...