25

147 6 1
                                    

Hayy para readersku terchayang *kejerr .. Selamat membaca cerita gaje aku, yyukk ahh capcusss

.....

Pagi ini aku terbangun disebuah kamar yang sudah tak asing lagi bagiku, rania disampingku masih tertidur sangat pulas. Jam beker yang tersimpan diatas nakas berbunyi terus menerus membuat ku menutup telinga dengan kedua telapak tanganku.

Jarum jam sudah berputar ke angka 04.40 diiringi lantunan adzan subuh yang biasa umat muslim dengar setiap akan memulai harinya.

Setelah selesai menunaikan ibadah shalat subuh seorang diri, aku pun bangkit menghampiri rania untuk membangunkannya.

"Ran bangunn bangunn udah subuhh" ucapku dengan goyangan dikedua bahu rania.

'Nggggh' rania hanya melenguh dengan mata yang masih terpejam erat.

"Woyyy raniaa banguuunn" suaraku naik beberapa oktaf.

Namun rania masih betah berada dialam mimpinya. Hingga aku kesal sendiri, dengan usil ku jawil hidungnya dan kutahan beberapa detik hingga rania bangun karena kehabisan nafas.

"Hahh hahh key lo mau bunuh gue?" protesnya, membuatku terkikik.

"Cepet shalat gih.. Entar bobonya dilanjut, ehh tapi jangan deng. Tidur setelah shalat subuh kan bisa nutup lobang rezeqi lo" ceramahku pada rania yang sudah mulai bangkit, lalu sesaat dia menatapku datar kemudian berjalan ke kamar mandi tanpa menimpali ucapanku.

Bip
Ponselku berdering sekejap, lalu ku ambil dengan cepat. Keningku berkerut saat nama ariana muncul dilayar ponselku.

Ariana
heyy kalian berdua gak kemana mana kan hari ini? Kita jelong jelong yuk..

Mataku berputar kearah rania yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Ran si capol ngajak jelong" ungkapku pada rania yang tengah menguap.

"Kemana?" jawabnya serak khas orang bangun tidur.

Kepala ku menggeleng "bentar gue tanyain dulu" jawabku bingkas mengetikkan sesuatu diatas layar ponselku.

To : ariana
• jelong kemana? Emang lo kagak capek apah? baru balik dari puncak, udah mau jelong lagi
Send.. Sent

Sambil menunggu balasan dari ariana aku pun bingkas membereskan tempat tidur yang terlihat berantakan karena ulah rania dan aku pastinya.

Bip
Ariana
kemana aja deh.. Yaa sebenernya gue juga capek sih, tapi ginih key my hunny gue besok mau berangkat lagi ke bali. Jadi dia ngajak gue jalan dulu sebelum dia balik, emm gak ada salahnya kan kalo gue ngajak lo bedua.
Please ikut yahh :)

Mataku melebar saat membaca kata 'my hunny'. "Berarti bareng fajar" Refleks Kepalaku menggeleng dan otakku mulai berfikir alasan yang masuk akal untuk mengelak ajakan dari ariana.

Jariku mengetuk ngetuk daguku mencari cari alasan yang pas, sederhana, dan tidak terlihat seakan aku tengah menghindari laki laki bernama fajar itu. "Apa yaa? Emm" bola mataku berputar kesana kemari mencari referensi.

"Nganter mama belanja? Oh bukan.
Gue sibuk ar! Ahh mengada ngada.
Gue lagi sakit perut ar! Emm gimana kalo gue beneran sakit? No no.
Gue gak bisa ada acara!! Tapi acara apa..."

"Woyy ngelamunin apaan lo. Gimana gimana? Si capol ngajak kemana?" tegur rania setelah selesai sembahyang yang otomatis menghentikan fikiranku. Dengan cepat dia mengambil ponselku lalu membaca pesan singkat dari ariana.

Keningku mengernyit melihat rania yang tengah membaca pesan dengan alis yang diangkat bergantian. Ku baringkan tubuhku kembali, mencoba menebak nebak hal yang belum terjadi jika aku ikut bersama mereka. "Lo mau ikut ran? Gue enggak ahh" tanyaku pada rania yang masih memakai bawahan mukena.

Will You Marry Me?? Wani Piro!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang