WILL POV
"Hmmmm udah pagi aja" sahutku terbangun dari tidurku,
Aku yg hanya menggunakan celana pendek dan kaus panjang langsung menuju kedapur untuk minum. Aku bangun sekitar pukul 9 pagi. Kuambil remote tv dan kunyalakan, sambil menonton aku mengambil buah apel yg sudah kubeli kemarin dan kumakan tanpa kukupas terlebih dahulu.
"Ting,,,,"
Bel rumahku berbunyi. Siapa yg pagi2 begini udah mampir kesini ? mungkin Randy,
"Iya ??" sahutku sambil membuka pintu,
"E-evan ?" panggilku kaget melihat Evan yg hanya mengenakan celana pendek tanpa baju. Badannya yg bidang, dan begitu maskulin membuatku menelan liur sekejap.
"Oh Will, b-bisakah aku menggunakan toilet mu ? aku sudah kebelet, sodaraku lagi make toilet soalnya," pinta,
"Oh okey," jawabku sambil membuka pintu,
Ia masuk kedalam apartmentku dan langsung menuju wc.
"Udah ?" tanyaku sambil memotong beberapa bawang,
"Iya udah ni, makasih ya," jawabnya,
"It's okey, eh lu udah sarapan ?" tanyaku tiba2,
"belum, kenapa emang ?" jawabnya lagi,
"lu sarapn disini aja, gue lagi bikin omelet ni, gimana ?" ajakku,
Oh god, gue gimana sih baru juga kenal sehari udah ngajak sarapan aja,
"oh okey," jawabnya sambil duduk didepan dapurku yg berbentuk seperti meja bar,
"Hm kamu pindahan dari mana ?" tany Evan,
"Oh dari London, ?" jawabku,
"London, jauh bange ya, ngapain pindah kesini,?" tanyanya lagi,
"I got some job in here, so ya gue mesti pindah" jawabku sambil memulai menggoreng omellet kami,
Kuperhatikan Evan memiliki tato didadanya yg bergambarkan sebuah sayap. Gue sedikit canggung sih ngeliat dia yg cumen make celana pendek gitu, gk make baju lagi,
"Ni makanan lu, sorry kalo gak enak, baru nyoba juga," sahutku memberikannya sepiring omellet,
"Hmm this is good," jawabnya sambil memakan omellet tersebut,
Aku hanya tertawa melihat candaan Evan. Dia ternyata orang yg humoris, walau sebenarnya dia jauh lebih tua dariku. Evan berumur 23 tahun dan aku tidak mengetahui Evan bekerja sebagai apa,
"Thank you yah sarapannya, haha" sahut Evan didepan pintu apartmentku,
"Haha it's okey, see you" jawabku sambil menutup pintu,
Matanya menatap mataku saat aku menutup pintu, ia memiliki mata yg cukup indah menurutku, mungkin pacar dia beruntung banget bisa dapat cowo kaya Evan, hahaha.
*************
Siang ini aku harus menemui Mike dikantornya untuk membahas tawaran filmnya. Setelah bersiap2 aku langsung turun kebawah dan mencari taxi, karena aku masih belum bisa membawa mobil disini.
"Uniworld Mount ? kau bekerja disana ?" tanya supir taxi,
"Tidak, aku hanya akan bermain disalah satu produksinya" jawabku tertawa,
Setidaknya aku bisa sombong sekarang, walaupun aku belum bermain,
"Jadi kamu aktor ? wow ini adalah kehormatan bagiku," balas Supir Taxi tersebut,
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Like The Movies; PURPOSE BOOK 2 [BOYXBOY]
Romance[[ BOOK 2 OF 3 ]] Setelah ditinggalkan oleh Brandon, Will akhirnya bisa kembali bangkit dari keturpurukannya selama 2 tahun. Melanjutkan hidupnya dikota New York, ia menemukan kembali cinta, kebencian, keberanian, drama, dan arti hidup dalam dirinya...