WILL POV
Setelah menyelesaikan semua pekerjaan ku sebagai seorang "selebriti" akhirnya aku sudah bisa pergi untuk menemui Dad dan juga Mom berserta Randy di London.
Malam sebelum aku pergi, Evan mengatakan jika ia juga ingin ikut bersama ku ke London tapi masalahnya ia juga tidak bisa meninggalkan perusahaannya.
Begitu juga dengan Brandon yang begitu kukuh untuk ikut tapi kularang karna dia juga harus mengurus perusahaannya.
Pagi hari pun tiba, aku bersama Jojo sudah siap pergi dari apartment Evan dan pergi menuju bandara.
Brandon dan Evan yang ingin mengantarku saat itu segera aku larang agar mereka bisa pergi kekantor mereka masing2.
Berita kepergianku juga terserbar diberita-berita entah siapa yang memberitahu, hingga Jojo harus menelfon bodyguard dibandara untukku.
Setelah melewati beberapa penggemarku yang begitu antusias mengantarku dibandara akhirnya aku sudah bisa menuju pesawat yang Mike sudah siapkan untukku.
Ya kali ini aku harus menggunakan jet pribadi milik uniworld mount untuk mengantarku menuju London.
Mungkin kali ini aku tidak begitu menyukai penerbanganku yang begitu lama. Hingga sekarang mataku juga belum bisa terpejam, sedangkan Jojo sudah tertidur pulas dibelakang.
Kucoba mengambil mac ku yg kusimpan didalm tas ranselku. Laptop ini merupakan salah satu peninggalan SMA ku, hingga sekarang masih bisa kugunakan.
Aku jarang membuka Laptop ini, hanya saja saat aku merindukan teman2ku pasti aku selalu membuka laptop ini.
Aku masih bisa melihat wallpaper laptop ini yang bergambarkan diri kami ber-4.
Aku merindukan Paula, dan Juga Daniel. Entah kemana mereka sekarang, tapi aku begitu merindukan mereka.
Dan untuk Brandon ??? Aku tidak merindukanya hahaha. Dia berada bersamaku sekarang walau dia tidak ikut aku ke London.
Ternyata aku tertidur pulas saat memikirkan teman2ku. Mungkin aku begitu lelah hingga aku tertidur seperti ini hingga akhirnya kami tiba dibandara.
Setelah mendarat, salah satu pengurus pesawat mengatakan jika diluar sudah begitu banyak orang yang menungguku. Mau tak mau aku harus keluar bersama bodyguard yang menjagaku.
Yup begitu banyak orang yg menungguku di bandara. Aku tidak habis pikir jika berita kepulanganku bisa terdengar hingga sekarang, layaknya seorang kontestan yang baru saja membanggakan negrinya.
"Apa kau merindukan London ?" tanya Jojo,
"Merindukan ? Bodoh jik aku tidak merindukannya," jawabku,
Setelah dari bandara kami langsung dijemput oleh supir keluargaku dan langsung pergi menuju rumahku.
Terakhir kali aku kesini saat Kami masih syuting filmku yang baru saja rilis, dan sekarang aku kembali lagi untuk menemui Dad, dan mencoba untuk melupakan masalah-masalahku di New York.
"Mom aku merindukanmu," sahutku sambil memeluk Mom,
"Ayahmu ada diatas," jawab Mom,
"Baiklah aku akan segera kesana, Jojo tolong masukan barang ini kekamarku," balasku,
Aku segera menuju kekamar Dad yang ada diatas. Kubuka pintu yang terbuat dari kayu jati tersebut perlahan,
Aku bisa melihat Dad terbaring lemah diranjangnya dengan alat2 rumah sakit yang tidak kutahu apa namanya bersama Randy. Sekarang aku bisa merasakan rasa cemburu dalam hatiku. Bukannya aku yang harus berada disamping Dad, melainkan Randy. Walau kutahu dia adalah saudaraku sendiri tapi masih ada rasa cemburu dalam hatiku.
"Will, kapan kau datang," panggil Randy,
"Baru saja, bagaimana keadaan Dad ?" tanyaku,
"Dad sudah mulai membaik," jawab Randy,
Aku duduk disebelah Dad dan memegang kedua tangannya yang lemah.
"Dad, Will disini, lekaslah sembuh," sahutku,
"Maafkan Will yang tidak pernah menemui Dad, Will merindukan Dad," lanjutku menangis,
Aku masih menangis menyesali keadaan. Keadaanku yang terlalu sibuk hingga melupakan keluargaku,
Setelah menemui Dad aku keluar dari kamarnya karna Dad harus kembali beristirahat.
"Mom maafkan aku," sahutku kembali memeluk Mom,
"Sudalah Will, ini bukan salahmu honey, mungkin ini sudah takdir tuhan," balas Mom membalas pelukanku,
"Bagaimana keadaan Randy sekarang ?" tanyaku,
"Dia sudah baik, tapi dia masih harus melakukan beberapa terapi lagi," jawab Mom,
Setelah kejadian dipernikahan Randy, kakaku itu menjadi depresi hingga harus menemui psikolog dan melakukan beberapa terapis untuk dirinya.
Mungkin masih lelah, aku akhirnya memutuskan untuk beristirahat dikamarku. Kamarku yang sedari dulu begitu kucintai. Aku masih bisa melihat begitu banyak tempelan2 foto2 hingga barang2 yang tidak berguna berada dikamarku.
Kucoba merebahkan diri diatas ranjang kamarku dan mulai memejamkan kedua mataku yang begitu lelah hingga aku tertidur pulas kala itu.
----------------------------------------------
Keesokan harinya, aku masih bisa merasakan bagaimana nyamannya tidurku semalam. Sudah lama tak kurasakan tidur sepulas itu beberapa bulan ini.
Pagi itu aku melihat beberapa pembantu yang sudah siap menyiapakn sarapan pagi untuk kami, tapi entah kenapa Mom dan Randy tidak kelihatan pagi ini.
"Jo, dimana Mom ?" tanya Jojo yang berlari kekamarku,
"Ayahmu, Ayahmu harus dibawa kerumah sakit !" sahut Jojo mencoba mengatur napas,
Dengan kaget aku langsung berlari menuju kamar Dad, dan meninggalkan Jojo.
Aku bisa melihat Randy yang sudah sibuk menelfon seseorang, dan Mom yang sudah mulai menangis. Disana juga sudah ada beberapa suster yang siap membawa Dad kerumah sakit.
"Ada apa dengan Dad ?" tanyaku kepada Mom,
Mom tidak menjawab. Mom hanya menghiraukanku dan ikut masuk kedalam ambulance.
Aku, Randy, dan Jojo akhirnya menyusul menggunakan mobil. Tidak ada satupun yang mengeluarkan suara. Pagi itu menjadi kelam kelabu. Pikiran dikepalaku begitu padat dan penuh memikirkan keadaan Dad.
Sesampainya dirumah sakit, kami berlari menuju ruangan tapi apa boleh buat, Dad masih didalam dan masih ditangani dokter.
Kami akhirnya menunggu diluar penuh dengan doa serta harapan. Mom masih mengeluarkan air mata akan takutnya keadaan Dad didalam.
Jojo senantiasa mengelus dan memeluk Mom untuk menenangkannya. Begitu juga denganku bersama Randy. Aku bisa merasakan apa yg Randy rasakan betapa takutnya kami dengan keadaan Dad sekarang.
Kami masih menunggu diluar. Begitu lama waktu yang kurasa sekarang. Hingga akhirnya dokter keluar dari ruangannya.
"Dok bagaimana keadaan Ayahku ?" tanya Randy sigap,
"Maaf pak, kami sudah berusaha sebisa mungkin," jawab dokter tersebut pupus,
"Maksud dokter ?" tanyaku kaget,
"Bapak Leonardo,
tidak bisa
kami
selamatkan,"
----------------------------------------------
Tbc, Jangan lupa vote dan komen y 💦🔪
KAMU SEDANG MEMBACA
Not Like The Movies; PURPOSE BOOK 2 [BOYXBOY]
Romansa[[ BOOK 2 OF 3 ]] Setelah ditinggalkan oleh Brandon, Will akhirnya bisa kembali bangkit dari keturpurukannya selama 2 tahun. Melanjutkan hidupnya dikota New York, ia menemukan kembali cinta, kebencian, keberanian, drama, dan arti hidup dalam dirinya...