18. Berlian Hwang

2K 222 1
                                    

Mika menutup lokernya kasar. Sudah 7 hari ini dia selalu mendapatkan hadiah di lokernya. Mika berjalan ke kelasnya. Napasnya masih tersenggal - senggal menahan amarah.

Dia menggebrak meja Keizi. Keizi yang sedang membaca buku terkejut seketika.

"Lo munafik banget ya Keizi Chwe!!! Katanya lo percaya bukan gue yang bikin lo tenggelam di laut! Tapi sekarang apa? Lo mau balas dendam sama gue?" Perempuan berdarah jepang itu berteriak - teriak tepat di depan wajah Keizi.

Keizi menatap Mika bingung.

"Gausah belaga polos deh lo! Lo kan yang naro tikus di loker gue?"

Keizi menggeleng ragu.

"Bukan gue Mik!"

"Alah sini lo gue botakin juga kepala lo."

Mika menjambak rambut Keizi. Yang lain hanya melihat karena menurut mereka itu seperti tontonan acara gulat secara gratis. Antya tidak datang hari ini karena sedang sakit. Keizi tetap tidak melawan sampai seseorang menjambak rambut pendek Mika.

"Aww" Mika meringis kesakitan. Ia menoleh ke orang yang sedang menjambaknya.

"Berlian?"

"Iya ini aku!! Kenapa? Antya ga bisa lindungin Keizi dari kamu hari ini, jadi aku gantiin tugas dia."tegas Berlian.

"Lian udah gausah. Kasian Mika."cegah Keizi.

"Keii! Orang kaya gini tuh ga perlu dikasihanin. Dia udah bikin kamu celaka Keii!"

Mika menepis tangan Berlian.

"Oh pahlawan lo tambah satu sekarang ya?" Kata Mika tersenyum miring pada Keizi. Lalu Mika keluar kelas. Dia berniat membolos pelajaran.

Di lorong sekolah Mika dan Marvel berpapasan. Marvel menahan tangan Mika sehingga Mika berhenti.

"Gimana hadiah gue? Lo udah buka loker lo belum?"tanya Marvel menaikkan sebelah alisnya.

"Vel! Jadi lo-"

"Gue cuma mau balikin barang yang lo kasih ke Keizi aja ko!"

"Daripada lo ngurusin acara balas dendam lo, mending lo pikirin gimana caranya ngelindungin pacar lo dari orang sekitarnya. Lo tau sekarang bahkan sekelas aja belain Kei. Itu cuma topeng vel! Ada yang lebih bahaya dari gue!"

Mika pergi meninggalkan Marvel.

"Inget vel! Musuh yang paling bahaya itu musuh yang pura - pura jadi temen lo!" Mika menghilang dari hadapan Marvel.
***
"Tadi diapain aja sama Mika? Muka cantiknya dikunyeng - kunyeng ga?"

Keizi tertawa.

"Ya engga lah. Tadi kan ditolongin sama Berlian."

"Oh gitu."

"Siapa sih yang tega nyimpen tikus itu diloker Mika? Jahat banget! Dia tuh udah bikin aku dijambak sama Mika, kalo ketemu aku bakalan jambak rambut dia juga."Ancam Keizi.

Marvel menelan ludah.

"Eu sebenernya - aku hehe"
Marvel nyengir.

"Kamu?? Ko kamu jahat banget sih vel?"

"Ya biar dia ngerasain aja gimana dikirim tikus."

"Terus kalo Mika ngirim santet, kamu mau ngirim balik?"

"Udah ah itu kan masalah kecil gausah dibahas."

"Marvel,"

"Iya iya nanti aku minta maaf."

"Aku masuk dulu ya?"

"Oke! Makasih Marvel sayangnya mana?" Kata - kata itu sudah seperti password pembuka kunci pintu mobil Marvel.

Keizi mesem - mesem.

"Maacih Marvel cayang!"

"Hahah gwiyeowo!(lucunya)" Marvel mencubit pipi Keizi.

Marvel keluar dari bangku pengemudi dan membukakan pintu mobil untuk Keizi.

"Aku masuk ya! Kamu pulangnya hati - hati."

Marvel mengangguk dan kemudian meninggalkan rumah Keizi dengan mobilnya. Keizi masuk ke rumahnya.
***
Keizi menginjakkan kakinya di atap. Keizi sering pergi ke atap akhir - akhir ini. Marvel sibuk dengan seleksi olimpiadenya. Dan Keizi ingin memberi waktu berdua bagi Antya dan Harris. Tidak enak jika terus - terusan menempel pada Antya. Berlian juga menawarkan pertemanan untuk Keizi, tapi keizi rasa dia kurang pantas jika bergaul dengan Berlian yang berada di Grade A. Tidak sepertinya yang hanya tergolong kasta bawah.

Samar - samar Keizi mendengar sebuah percakapan antara seorang laki - laki dan seorang perempuan. Keizi mengintip dari balik tembok. Mata minusnya menyipit meminta kejelasan, siapakah orang yang sedang bercakap disana?

"Aji?" Gumam Keizi sedikit terkejut.

Keizi semakin mendekatkan diri tanpa ketahuan.

"Gue udah lakuin semua perintah lo, tinggal lo yang bayar apa yang gue mau."

"Haha segampang itu? Keizi malah makin lengket dengan Marvel. Gimana gue mau bayar lo?"

"Perjanjiannya kan gue cuma pura - pura suka sama Keizi dan jd temennya. Biar Keizi jauh dari Marvel. Bahkan gue udah kasih lo bonus dengan ngasih info kelemahan Keizi? "

Si perempuan menoyor kepala Aji.

"Lo gatau diri ya? Kerjaan ga becus aja, lo minta bayaran!"

Dengan hanya menjentikkan jari, sedetik kemudian keluarlah Evan, Fandy dan Rian. Sang bos dari grup pembully, Charistian, yang langsung merangkul perempuan manis disampingnya. Namun si perempuan menepis tangan Christ.

"Cuma Marvel yang boleh nyentuh gue!" peringatan sekaligus ancaman.

Seolah tak tersinggung, Christ hanya tersenyum pahit. Christ menatap anak buahnya. Seolah mengerti, ketiga antek - anteknya itu langsung mengeroyok Aji. Memukul, menendang, meninju, bahkan menginjak Aji. Keizi yang tidak tega melihat Aji diperlakukan seperti itu langsung keluar dari persembunyian bermaksud menolong Aji.

"CUKUP!!!" Teriak Keizi.

Evan, Fandy dan Rian berhenti menyiksa Aji. Semua mata tertuju pada Keizi.

"Hoho gimana nih? Pacar Marvel ada disini! Kita ketauan deh." Sindir Christ.

Keizi menatap nanar pada Christ, kemudian pada perwmpuan disebelahnya. Wajah itu, wajah cantik nan lembut yang biasa ia pamerkan pada semua orang. Kini sudah lenyap termakan dengki dihatinya.

"Gue udah duga bukan Mika yang jahat sama gue, tapi elo! Berlian Hwang!"
﹏﹏﹏
Ketulusan untuk men-tap ikon bintang teman - teman hehe
Kritik dan sarannya ya di kolom komentar, terima kasih :)

Handsome PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang