26. Pandora

2.3K 174 0
                                    

Kepala Keizi terasa berat. Tubuhnya juga terasa sangat lemas. Pandangannya kabur tapi dia berusaha mengenali tempat ia berada. Gelap. Hanya ada sebuah lampu diatas kepalanya. Tubuhnya diikat dengan ketat.

"Papiii!!" teriak Keizi.

Hanya ada gema suaranya.

"Papiii!" sekali lagi dia memanggil orang yang ia harapkan berada disana untuk menolongnya.

"Papi!" kali ini Keizi tidak berteriak tapi dia merintih.

Kemudian seorang pria tak asing berdiri dihadapannya dengan tongkat golf. Disisi lain Marvel mengemudikan mobil sportnya dengan penuh rasa khawatir. Dia kehilangan jejak mobil yang membawa Keizi.

"Tuhan! Gue mohon lindungin Izi. Izi sabar gue bakalan nyelamatin lo dari phsyco itu."gumam Marvel.

Marvel meraih handphonenya dan langsung menelpon Dina, mama Keizi, untuk meminta bantuan.

*flashback"
Marvel menyeruput 'ice americano' miliknya. Dia terus melirik jam yang bertengger manis di lengan kanannya. Kemudian datanglah sesosok wanita duduk dihadapannya. Tergambar sekali rasa cemas di wajah cantiknya.

"Marvel, saya meminta bantuan!"ucap wanita itu membuka pembicaraan.

"Apa yang bisa saya lakukan untuk seorang CEO seperti anda? Saya hanya anak SMA."

"Tolong jaga Keizi dari mantan suami saya, Samuel." Dina menundukan kepalanya. Menyembunyikan rasa takutnya.

"Om Samuel? Memangnya kenapa?"

"Dia.. Seorang psikopat! Dia mencoba membunuh janin yang saya kandung ketika dia tau saya sedang mengandung."

Dina menarik napas berat.

"Awalnya memang kami saling mencintai dan bahagia dengan pernikahan kami. Tapi sikapnya berubah ketika saya mengatakan saya sedang hamil. Dan dia meminta saya untuk menggugurkan kandungan dengan alasan kita hanya boleh bahagia berdua saja. Tanpa ada orang lain bahkan seorang anak. Dia gila! Saya mohon Marvel saya tahu dia masih ingin mencelakai Keizi."

"Kita lapor polisi saja tante!"

"Sudah! Tapi mereka tidak bisa menangkap Sam karena saya tidak punya bukti apa-apa bahwa dia membahayakan."

"Lalu apa yang harus kita lakukan?"

"Tolong awasi Keizi ketika Sam ada d dekatnya. Dan tolong rahasiakan ini dari siapapun."

"Baik! Saya akan melakukan apa yang tante mau, karena tanpa tante suruh pun saya akan tetap melindungi Keizi."

*flashback end*

"Papi?"Keizi kaget.

Tapi Samuel memasang ekspresi datar. Dia tidak menghiraukan putri kecilnya memelas. Tatapannya dingin. Dia bukan papi Keizi yang selalu ramah dan memberikan senyuman manisnya tiap hari.

"Pi? Buka iketan Izi! Pi.. Izi takut!"

"Kenapa gue harus buka iketan lo? Gue sendiri yang ngiket kok!"

"Loh ko..." Keizi tercengang melihat Samuel yang berbeda dengan biasanya.

'Ini pasti mimpi, ya ini pasti mimpi! Ayo bangun Izi bangun!' pikir Keizi.

Tapi sampai kapanpun dia mensugesti dirinya bahwa ini hanya mimpi ia tetap tidak bisa. Ini nyata. Samuel, papinya bukan seorang superhero yang selalu ia pikir setiap harinya. Tapi dia hanya peran antagonis yang jahat.

Handsome PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang