24. The Truth

2.2K 155 1
                                    

"Saya ga suka ya pak! Anak saya disebut anak haram! Saya memang cerai dengan mantan istri saya tapi bukan berarti anak saya anak haram. Dia putri sah saya!"

Emosi Samuel meledak. Dia membentak sang kepala sekolah yang tertunduk takut, ketika pria jangkung nan tampan itu berteriak - teriak dihadapannya.

"Ma..af pak! Ini hanya kesalahpahaman!"

Ruangan kepala sekolah hening. Hanya ada kepala sekolah dan Samuel.

"Kita bisa luruskan ini dengan cara kekeluargaan pak!"tawar kepala sekolah gugup.

Sedangkan Keizi sedang berada dikantin bersama Harris, Antya juga Marvel.

"Lo udah janji buat nyeritain semua masalah lo sama gue!"tuduh Antya pada Keizi.

Keizi menghela napas berat. Marvel hanya menatap Keizi tajam.
"Gue..."

"Yaudah sih Tya, mungkin Keizi butuh waktu buat ceritain masalah dia ke elo." Tegas Harris menengahi.

"Tapi yang...!"

"Kalo emang dia gabisa nyeritain apa yang dia rasa penting ke kita, itu berarti kita juga bukan orang penting yang bisa dia percaya Ris!" Kali ini Marvel melontarkan kata - kata yang cukup menusuk bagi Keizi. Marvel bangkit dari kursinya dan melenggang meninggalkan mereka bertiga, terutama Keizi, dibuat kaget dengan tingkah Marvel.

"El!!! Tunggu!!" Teriak Keizi tapi Marvel tak merespon apapun.

"Tuh kan cowo lo aja mikirnya kaya gitu! Apalagi gue yang cewe dan lebih lama kenal sama lo."

"Sssth Tya! Jangan memperkeruh keadaan deh.  Kei mending lo kejar deh si culun. Jelasin biar dia ngerti! Raja alay emang agak baperan soalnya."kata Harris.

"Biarin aja dulu Ris gue juga belum siap mau ngomong apa sama dia."
Keizi menoleh ke arah mana Marvel pergi. Tapi sosok itu telah menghilang menjauh.

Bel pulang berbunyi.  Semua siswa berhamburan keluar kelas dengan riang.  Kecuali Marvel Yang masih diam tanpa kata. Sama dengan Keizi yang masih mematung duduk disampingnya.

"Vel," Keizi memulai pembicaraan.

Marvel tak menoleh sedikit pun. Kelas sudah kosong. Murid yang lain sudah pulang. Begitu juga dengan Harris dan Antya yang ingin memberi ruang untuk mereka berdua.

"Aku.. Tau ini penting. Tapi aku.."Keizi mencoba menjelaskan walaupun lidahnya terasa kaku

"Aku ngerti, kamu belum siap cerita. Aku aja yang sensian. Maaf ya."Tutur Marvel lembut seraya mengelus rambut Keizi.

Keizi takjub melihat kedewasaan Marvel yang muncul tiba-tiba entah darimana. Padahal satu menit sebelumnya dia masih bersikap dingin pada Keizi.

"Udah gausah sok kaget gitu. Aku ngerti kok."

Keizi mencubit tangan Marvel yang masih berada di rambutnya.

"Aww sakit yang!"erang Marvel.

"Abis kamu tuh nyebelin! Kenapa ga daritadi aja bersikap manis kaya gini?"

"Ya lucu aja liat ekspresi bersalah kamu."

"Ih lucu lucu! Nambah stres aja tau kalo kamu ngambek kaya tadi"

"Iya sorry. Jadi kapan nih dikenalin sama papa mertua?hehe"

"Tau ah! Ayo pulang!" Keizi menggendong tas kesayangannya. Lalu beranjak dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Marvel.

"Eeeh.. Tungguin dong!" Marvel lari menyusul Keizi. Akhirnya Marvel bisa mensejajarkan langkahnya dengan Keizi.

"Jadi papa mertua aku itu orangnya gimana? Baik ga? Atau garang kaya mami kamu. Ups!"

Marvel mendapat death glare dari Keizi.

"Tapi papi kamu kan ganteng, tinggi ya, mami kamu juga tinggi. Kok kamu bantet sih yang?!hahah"

"Ihhh Marvel nyebelin!"Keizi menendang kaki Marvel.

"Tuuh kan bisanya nendang kaki soalnya kalo mau ngebales ke tangan ga nyampe ya kan?!" Marvel kabur.

"Marvelll sini lo! Gue cakar cakar muka lo sekalian!" geram Keizi.

Marvel tertawa renyah melihat Keizi semakin manyun. Marvel mendekati Keizi. Tapi Keizi malah semakin mempout bibitnya.

"Bantet juga aku cinta kok!" Marvel memeluk Keizi.

"Gembel!!"

Mereka sejenak diam. Merasakan deru napas masing - masing. Keizi sangat merasa nyaman jika Marvel memeluknya.

"Aku janji ga bakalan ninggalin kamu. Aku janji bakalan selalu ngelindungin kamu Zi."

"Makasih Vel. Makasih karena udah masuk ke hidup aku."

"WOOY STOP DRAMA DRAMAANNYA ini udah sore mas mba!!"teriak Antya yang daritadi ngintip.

Marvel melepas pelukannya kesal.

"Heh lo berdua punya kisah cinta berdua ya. Kenapa sih selalu ngerusak momentum aja?"

"Kalian belum pulang ?"tanya Keizi.

"Iya belum diajak pulang juga ni miss kepo pengen nungguin kalian dulu. Baikan apa belum katanya haha."jawab Harris.

"Gue khawatir, kalo si tuyul ini masih tetep marah dan sahabat tercinta gue ini frustasi dan akhirnya...."Oceh Antya.

"Masa iya tuyul ganteng gini."

"Udah udah mending kita pulang yuk. Udah sore nih."ajak Harris.

"Kenapa bro takut ketinggalan sinema bollywood kesayangan lo?haha"

"Diem lo vel, gue sumpel mulut lo pake tong sampah!"

"Cie takut cewenya ilfeel ya ketauan suka bollywood wkwk kaya emak emak aja sih lu!"

"Udah udah ayo pulang!" kali ini Keizi yang mengajak.

Sampai depan gerbang sebuah Alpardh putih terparkir disana. Kemudia turun sesosok Mahluk yang tak lain adalah Samuel.

"Keizi pulang sama papi ya?"

To be continue....

Handsome PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang