25. Culprit

2.1K 150 0
                                    

"Baik, saya akan melakukan apa yang tante mau!"
***
"Kemarin gimana? Pulang sama papi mertua? Makin deket ya kamu sama papi kamu sekarang. Aku jadi cemburu."tanya Marvel menggoda Keizi yang sedang mem fokuskan diri pada komik serial terbarunya.

"Emmm ucukucukucukucuk masa kamu cemburu sama papi aku."

"Papi kamu lebih ganteng dari aku yang"

"Hahha sadar diri juga."

"Kamu gak takut sama dia?"

"Masa aku takut sama papi aku sendiri. Dia baik kok."

"Aku bicarain fobia kamu loh."

"Oh itu. Aku udah sembuh kali dari fobia nyebelin itu. Jadi sekarang aku bukannya takut liat yang ganteng tapi ngiler,hehe."

"Heuh ketularan si antay deh sekarang. Dulu aja liat muka aku langsung pucet terus pingsan."

"Emm vel! Hari ini aku dianter pulang papi lagi ya? Gapapa kan?"

Marvel terdiam. Suasana halaman belakang sekolah ini menjadi hening. Marvel tak juga angkat bicara.

"Vel?"

"Hm? Oh iya boleh lah. Oh iya aku punya hadiah buat kamu."

Marvel merogoh saku almamaternya. Dan mengerluarkan sebuah gelang berbandul setengah hati .

"Loh vel ini kan?"

Marvel mengangguk.

*flashback*
Marvel mengajak Keizi kesebuah kesebuah pasar festival malam di taman kota.

"Vel kamu ko ngajak aku ketempat kaya gini?"

"Kamu gasuka? Gengsi?"

"Justru aku suka sama tempat kaya gini. Lebih hangat!'

Marvel meraih tangan Keizi dan mereka berjalan beriringan. Keizi melihat kearah nenek penjual aksesoris yang sedang terhuyung menawarkan dagangannya.

Keizi menghampiri nenek tersebut. Marvel pun mengikutinya.

"Nenek? Nenek jualan apa?"tanya Keizi dengan lembut.

"Jualan aksesoris cu. Cucu mau beli?"

Marvel mengeluarkan dompetnya. Dia merogoh beberapa lembar uang kertas berwarna merah dan memberikannya kepada nenek itu.

"Ini buat nenek. Buat makan mungkin cukup untuk hari ini!"

Si nenek terharu menangis.

"Yasudah ya nek kami pergi dulu."

Marvel pun mengajak Keizi untuk berkeliling.
*flashback end*

"Ini gelang dari nenek yang waktu itu. Dia bilang dia gamau kalo cuma dikasih uang karena dia bukan pengemis. Jadi itung-itung beli gelang ini aja."

Marvel memakaikan gelang berbandul hati ditangan kanan Keizi.

"Lucu ya!? Gelangnya dari tadi nyala?"gumam Keizi.

"Aku juga pake nih liat! Dan gelang yang aku pakai juga nyala." Marvel memamerkan gelang yang hampir serupa dengan milik Keizi.

"Ini couple bracelet?"

"Iya. Dan kalo mereka dideketin maka bakalan semakin nyala."

"El ini sumpah keren banget."

"Hahah nenek itu ngasih yang paling spesial diantara yang spesial. Kaya Tuhan ngasih kamu buat aku"

"Heuh mulai ngegombal."

"Heheh yuk masuk bentar lagi bel. Bu Iceu kan paling gasuka kalo muridnya telat."

Keizi mengangguk kemudian mereka masuk kelas. Sepulang sekolah Keizi menunggu sang papi di depan lobi sekolah. Ditemani sang kekasih yang setia menungguinya.

Tiba-tiba mobil mewah terparkir dihadapan mereka. Sang empunya pun turun dengan dibukakan pintu oleh si supir.

Samuel memamerkan deretan gigi rapinya kepada kedua remaja didepannya.

"Izi! Ayo kita pulang nak!"

Keizi mengangguk. Dan pergi bersama papinya.

"El nanti aku telpon ya?!"teriak Keizi.

"Iya!"

Akhirnya Keizi masuk kedalam mobil mewah milik papinya. Mobil pun melaju semakin menjauh meninggalkan Cakradara.

Diperjalanan sesekali Keizi menengok kearah papinya yang sedang memejamkan mata. Samuel tidak terlihat sedang tidur atau merasakan kantuk. Itu pikir Keizi. Ada yang aneh dengan papinya hari ini.

Tapi Keizi cepat - cepat menampik pikirannya itu. Dia meyakinkan dirinya bahwa Samuel hanya sedang lelah dengan pekerjaan kantornya.

Keizi pun kembali memandang keluar jendela. Firasat buruknya semakin menggebu ketika jalanan yang sedang ia lalui bukan menuju ke rumahnya. Tapi jalanan ini membawa dia jauh keluar kota.

"Pi!! Kita mau kemana? Ini bukan jalanan pulang?!"

"Diam!"

"Tapi Pi..."

Bukk!

To be continued....

Holaaa hehe author meminta maaf sebesar - besarnya bahwa update nya semakin lemot dan lambat syekaleee 😔 tapi author harap tidak kehilangan readers yg penasaran sama kisah cinta Keizi dan Marvel selanjutnya.. Votementnya yaaa.. Terimakasih

Handsome PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang