3. Kantin

3.3K 301 1
                                    

Keizi membongkar tas nya. Mencari sesuatu di dalamnya. Antya yang keheranan melihatnya langsung menghampiri Keizi.

"Lo nyari apaan sih?"

Orang yang ditanya tidak menjawab dan itu sedikit membuat Antya kesal.

"Keizi!"tegas Antya sekali lagi.

"Hah?" Keizi tersentak.

"Lo nyari apaan?"tanya Antya mengulang.

"Kotak makan gue kok ga ada ya?"

"Di loker ga ada?"

"Gue ga pernah nyimpen kotak makan itu di loker. Aduh gimana dong, pasti ketinggalan"

Antya tertawa dengan penuh kegembiraan.

"Hahaha yes!"

"Kok lo girang gitu sih sahabat lo kesusahan. Kalo gue ga bisa makan siang gimana?"

"Yaelah kaya kantin udah dicabut label halalnya aja. Lo kan bisa ngantin ya? Disana banyak baso, siomay, mie kocok, sate lontong juga ada loh."

Keizi panik.

"Gue gabisa makan dikantin Tya."

"Kenapa? Lo ga suka makanan lokal kaya gitu ya?"

"Gue suka, tapi..."

"Ga ada tapi-tapian, pokonya lo harus ikut gue ke kantin! Tepatin janji lo hari ini"

Antya narik Keizi ke kantin. Keizi semakin tidak karuan. Selama perjalanan ke kantin ia hanya menunduk. Melihat kemana kakinya berpijak. Ia terlalu takut untuk mengadahkan kepalanya. Takut jika ia melihat sesuatu yang ia sebut 'hantu'.

Sesampainya dikantin. Mereka duduk disalah satu meja kantin.

"Lo mau makan apa? Baso? Siomay? Mie ayam? Apa?" Tanya Antya cengengesan.

"Lo aja, gue ga mau makan." Keizi menolak.

"Kok gitu? Oh pasti lo ga punya duit yaaa? Ssshhh tenang karena ini perdana lo ke kantin gue yang traktir oke oke?"

"Ngh?" Keizi kebingungan.

"Gue pesenin siomay aja ya? Lo kelamaan mikir."

Antya pergi ke gerobak siomay. Meninggalkan Keizi dengan segala rasa takutnya.

Marvel yang menyerah menguntit Keizi berjalan ke kantin dengan lesu. Dia memutuskan berhenti mengikuti perempuan yang dia suka ke atap saat makan siang. Tapi mata sipitnya membelalak saat melihat gadis itu sedang duduk di salah satu bangku kantin. Setahu Marvel, gadis itu tidak pernah pergi ke kantin.

Entah dari mana keberanian yang Marvel dapatkan. Dia duduk di bangku kosong di depan Keizi. Keizi yang melihat Marvel langsung terkejut. Badannya menegang, keringat bercucuran di wajahnya. Keizi bangkit dari duduknya hendak kabur darisana, tapi tangannya ditahan oleh Marvel.

Keizi kaget. Dia mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Marvel. Tapi cengkraman Marvel terlalu kuat. Keizi mengalihkan pandangannya dari Marvel. Menyembunyikan wajah kecilnya di balik rambut hitam di gerai sebahunya yang biasa ia kuncir.

"Lo kenapa sih? Setiap gue berusaha deket sama lo, tapi lo malah pergi gitu aja?"

Hening. Marvel tidak mendengar  jawaban dari mulut Keizi.

"Lo ga suka sama gue? Lo benci sama gue? Jijik sama gue?"

Keizi tetap bungkam.

"Gue cuma mau temenan sama lo. Lo sombong banget sih jadi cewek?" Marvel semakin menaikkan nada bicaranya.

Sehingga seluruh orang yang ada di kantin melihat ke arah mereka. Sebenarnya dari Marvel masuk ke area kantin pun semua mata sudah tertuju padanya. Apalagi para gadis. Ditambah dia berteriak-berteriak. Semakin membuat orang -orang itu semakin penasaran dan melontarkan "Ada apa dengan Marvel?".

"To..long, le..pasin" pinta Keizi dengan napas tersenggal - senggal.

Marvel tidak menyerah. Dia tetap menggenggam tangan berkulit kuning langsat milik Keizi.

Napas Keizi semakin tak teratur. Kepalanya seakan pecah. Keberanian yang dia kumpulkan seolah termakan oleh rasa takutnya. Dan yang terjadi setelah itu Keizi-

'Pingsan'
﹏﹏﹏

Handsome PhobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang