Part 12

2.5K 63 3
                                    

Nayeon meremas baju Yoongi pelan, gadis itu menelusupkan kepalanya kedada bidang Yoongi. Menghirup aroma yang membuatnya merasa nyaman. Sudah lama, ia tak merasakan rasa ini, rasa dimana seolah-olah ia merasa cukup, seperti ini saja.

Tapi Nayeon sadar, semua ini hanya ilusi. Dan ia tak mau lagi terjebak didalamnya. Tapi, untuk saat ini saja, sebentar saja, biarkan seperti ini.Tangan Nayeon mendorong dada Yoongi, mencoba melepas pelukan mereka. Dengan enggan pemuda itu melonggarkan dekapannya, namun tangannya masih setia bertengger dipinggang Nayeon.

Mata mereka bertemu, saling memancar rasa rindu satu sama lain. Menemukan kesejukan dari pandangan mata yang sekian lama tak jumpa. Membuat Yoongi tersenyum haru, dan perlahan mendekatkan wajah mereka. Ia rindu Nayeon, sangat.Namun, pemuda itu harus menelan pil pahit saat Nayeon memalingkan wajahnya,sedang tangan gadis itu mendorong dadanya. Dan ia hanya mampu tersenyum miris saat pelukan tangannya dipinggang Nayeon dan langkah gadis itu yang mundur menjauhinya.

"Yoongi-ya". Nayeon memantapkan hatinya. Mencoba menatap manik mata Yoongi yang memancarkan rasa kecewa. Gadis itu mengerjapkan matanya, menahan dorongan dari air yang sedari tadi mendesak keluar dari matanya.

"Aku mohon, berpura-puralah tak mengenaliku. Lupakan, lupakan semuanya. Masa lalu kita. Anggap kau tak pernah mengenalku sebelumnya. Apa kau bisa?"

Seperti petir yang menyambar dengan tiba-tiba, Yoongi merasa tersentak dan sakit dalam lamunnya.

"Bagaimana mungkin ..."

"Berhentilah egois dan lupakan saja. A-aku, aku juga ingin merasakan kebahagiaan".Dengan cepat kaki Nayeon berbalik dan meninggalkan Yoongi. Ia tak mampu menatap pemuda itu. Jika diteruskan, mungkin tubuhnya akan dengan bodoh mengikuti hatinya dan berlari menyongsong kedalam rengkuhan pria itu.

Namun sebuah tangan menahannya, memaksanya untuk kembali berhadapan dengan sipemilik tangan tersebut.

"Apa selama ini kau tak bahagia denganku?"

"Ya, aku tak bahagia".

Dan kali ini Nayeon benar-benar pergi, sama sekali tak berbalik. Meninggalkan Yoongi yang menatap nanar punggung gadis itu.

Ia menyesal, meruntuk, atas kelakuan yang ia lakukan dulu pada gadis itu. Andai saja, dulu ia tak menyakiti Nayeon. Andai saja, dulu ia menjadikan Nayeon satu-satunya gadis dalam kehidupannya. Andai saja, dulu ia langsung mencari gadis itu saat dia memutuskan pergi, bukannya hanya berdiam diri. Dan masih banyak andai-andai yang lain.Namun sekali lagi, Yoongi hanya mampu terdiam, merasakan sakit yang bahkan kini sudah terlalu biasa sampai tak terasa. Bahkan airmata pun tak lagi sudi untuk keluar.

---

"Arghhhhhhhh!!!!!"

Teriakan pilu itu terdengar dari salah satu apartemen mewah dikawasan elite kota Seoul. Disusul dengan bunyi pecahan barang-barang. Tangisan pilu juga tak kalah terdengar membuat siapa saja yang mendengarnya ikut merasakan sakit dari sipemilik tangisan.

Brakkk

Pintu apartemen itu menjeblak dengan kencang, memperlihatkan seorang pemuda berusia 19 tahun yang terlihat sangat khawatir. Pemuda itu berlari menyongsong si pemilik apartemen yang tengah menghancurkan apartemennya sendiri.

"Hyung, hentikan!"

Yoongi -si pemilik apartemen- tak memperdulikan teriakan Jungkook -sang pemuda-. Ia terus mengamuk, melempar apa saja yang ada dalam jangkauan tangannya.

"Hyung! Hentikan!"

Kali ini Jungkook menahan lengan Yoongi, yang dihadiahi dengan Yoongi yang melemparnya hingga pemuda itu terjerembab. Namun seakan, tak peduli. Jungkook bahkan kini memeluk Yoongi agar pria itu menghentikan aksinya.

APOLOGY (SUGA X NAYEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang