Part 23

1.7K 52 1
                                    

Yoongi tersenyum saat tubuh Nayeon berada diatasnya. Melepas ciuman mereka,ditatapnya Nayeon penuh cinta.

"Aku milikmu". Suara yang keluar dari tenggorokan Yoongi terasa kering dan serak. Namun itu justru membuat daerah bawah Nayeon berdenyut pelan.

Tak peduli ia tak membawa pil pencegah kehamilan, tak peduli ini masa suburnya, Nayeon ingin malam ini melebur dengan Yoongi. Sekalipun pria itu tak menggunakan pengamam dan mengeluarkan didalamnya, Nayeon tak peduli. Ia ingin menumpahkan rasa rindu dan cintanya yang tak pernah pudar pada pria yang berbaring dibawah tubuhnya ini.

Melumat bibir Yoongi ganas, pria itu justru melepas lumatannya dan terkekeh.

"Pelan-pelan, Sayang. Aku takkan kemana-mana".

Nayeon tersenyum dan kali ini gadis itu mencium Yoongi secara perlahan. Bukan, lebih tepatnya kecupan, membuat Yoongi mengerang, meminta lebih.

"Sayang, kenapa hanya mengecupku?"

"Pelan-pelan, Sayang. Aku takkan kemana-mana".

Membalik kata-kata Yoongi, pria itu justru salah fokus pada kalimatnya.

"Kau memanggilku 'sayang'?"

Menyembunyikan rona pada pipinya, Nayeon menelusupkan wajahnya kelekukan leher Yoongi, membuat pria itu harus mendongak.

"Memangnya kenapa?"

"Aigoo. Aku senang. Im Nayeon, aku mencintaimu".

Nayeon mendongak, menatap mata Yoongi dengan senyumnya. "Nado".

Tersenyum lebar, Yoongi bahkan tak percaya pada pendengarannya.

"Katakan sekali lagi".

"Nado"

"Bukan itu"

"Apa?"

"Katakan kau mencintaiku"

"Saranghae"

"Kasih nama Min Yoongi dibelakangnya"

"Saranghae, Min Yoongi"

"Sekali lagi"

"Saranghae, Min Yoongi"

"Sekali lagi"

"Aku mencintaimu, Min Yoongi. Dulu, sekarang, ataupun masa depan. Selamanya".

Yoongi tersenyum lebar. Dipeluknya Nayeon dengan erat, bibirnya mencari bibir gadis itu, memberikan ciuman yang hangat dan mesra, sarat akan kegembiraannya. Tanpa nafsu ataupun hasrat.

"Aku tak percaya bisa mendengarmu mengatakan hal itu lagi, Nayeon-ah."

"Hal apa?"

"Kau mencintaiku"

"Apa?"

"Aigoo, kau menggodaku?" Memeluk Nayeon semakin erat, Yoongi menempelkan kening dan ujung hidung mereka. Bahkan bibir mereka hanya berjarak kurang lebih satu senti.

"Kau mencintaiku, dan aku mencintaimu. Aku tak percaya akan merasakan hal ini lagi. Aku bahagia, Sayang. Astaga, apakah aku bermimpi?"

Nayeon tersenyum nakal, tangan gadis itu merambat kedaerah bawah Yoongi, dan meremas milik pria itu. Membuat Yoongi memejamkan matanya dan mendesah.

"Apakah terasa?"

"Tentu saja!"

"Kalau begitu kau tak sedang bermimpi".

Terkekeh, Yoongi membalik tubuh mereka, membuat Nayeon berada dibawah kekuasaannya.

"Kau nakal, Sayang. Kau harus dihukum". Seringai tampak menghiasi wajah Yoongi.

"Yak! Tak bisa begitu! Kau bilang malam ini kau milikku".

"Masih ada banyak malam untukku jadi milikmu. Malam ini kau yang jadi milikku, karena kau harus dihukum Nona nakal". Tangan Yoongi menjawil ujung hidung Nayeon, tatapan mata pria itu tegas. Jangan lupakan ia menggunakan bahasa formal.

Mengulum senyum, Nayeon mengalungkan tangannya keleher Yoongi.

"Aku milikmu"

Ucap gadis itu dengan tatapan menggoda. Membuat Yoongi kembali terkekeh.

"Kau benar-benar nakal malam ini, Sutradara Im".

***

Joshua berbaring miring diranjangnya. Tangan pria itu terulur menyentuh tempat dimana biasanya Nayeon tertidur, berharap menemukan rasa hangat disana. Tapi tidak, dingin, itu yang ia rasakan.

Airmata pria itu luruh mengingat kebersamaannya dengan Nayeon, bersamaan dengan itu, kelebatan-kelebatan bayangan saat Nayeon depresi karena Yoongi, dan kebersamaan Nayeon dengan pria itu muncul secaraan bersamaan didalam pikirannya.

Ia lemah, karena cinta. Karena cintanya yang begitu besar pada seseorang yang bahkan ia tau takkan pernah membalas perasaannya.

Haruskah ia menyerah? Setelah apa yang telah ia perjuangkan selama ini. Setelah semua rasa sakit yang ia tanggung sedalam ini. Haruskah ia menyerah? Bisakah ia? Setelah ia jatuh, jatuh terlalu dalam pada cintanya ke gadis itu. Akankah ia bisa bangkit lagi jika ia memutuskan menyerah? Bisakah?

"Nayeon-ah. Bolehkah aku berjuang sekali lagi?"

***

"Kau akan mengatakannya kan?" ucap Yoongi begitu ia dan Nayeon sampai didepan apartemen Joshua.

"Tentu saja. Tapi berikan aku waktu"

"Emm, aku akan selalu menunggumu"

Tersenyum, Nayeon membuka pintu mobil Yoongi, tapi pria itu menahan tangannya, membuat Nayeon menatapnya bingung.

"Ada apa?"

"Kau lupa sesuatu"

Mengernyit bingung, "Apa?"

"Emm". Tunjuk Yoongi pada bibirnya. Mengisyaratkan Nayeon agar menciumnya.

Tersenyum, Nayeon mencondongkan tubuhnya. Mengecut pipi kiri Yoongi lalu melesat pergi.

"Hei!" Yoongi berteriak protes. Tapi percuma, gadis itu sudah keluar dari mobilnya. Senyumnya mengembang menatap Nayeon yang tengah berjalan masuk apartemen.Sebentar lagi, sebentar lagi Nayeon akan menjadi miliknya kembali. Dan ia akan selalu menunggu saat itu.

TBC

APOLOGY (SUGA X NAYEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang