Part 22

1.7K 52 0
                                    

Yoongi memeluk Nayeon erat, gadis itu sudah tertidur lelap. Menghela nafas, dipandanginya wajah gadis yang sangat ia cintai itu. Terdapat bekas air mata disana. Ia pasti lelah, dan bingung. Apakah ia juga stres? Memikirkannya, kadang Yoongi sadar kalau dirinya egois. Haruskah ia melepaskan Nayeon dan membiarkannya bersama Joshua. Tidak, memikirkannya saja membuatnya merasa sesak.

Tangan Yoongi beralih mengusap rambut Nayeon, diturunkannya wajahnya hingga sejajar dengan wajah Nayeon. Tidurnya tak tenang, ada kerutan di kening gadis itu. Apa ia tengah mimpi buruk. Mengecup bibir Nayeon sekilas, tangan Yoongi beralih mengusap keningnya. Berharap tidur gadisnya nyaman dan nyenyak.

"Sepertinya aku memang harus mencoba melepaskanmu". Perkataan itu meluncur dari bibir Yoongi saat melihat setitik airmata turun dari mata Nayeon yang masih tertutup rapat.

"Yoongi". Pemuda itu membulatkan matanya. Nayeon, apakah tadi gadis itu memanggilnya? Tercium jelas bau alkohol dari mulutnya.

"Yoongi-ya, kumohon tinggalkan Eunha. Aku tak mau meninggalkanmu. Hiks".

Yoongi tertegun. Gadis itu bermimpi buruk. Mimpi tentang masa lalu mereka. Memeluk tubuh Nayeon erat, Yoongi menenggelamkan wajah gadis Nayeon kedada bidangnya.

"Sttt, aku disini. Aku akan selalu bersamamu".

Dan pemuda itu melupakan niatnya untuk melepaskan Nayeon. Sepertinya Joshua yang harus mengerti dan membiarkan ia dan Nayeon bersama kembali.

***

"Ada apa denganmu? Tak biasanya kau kemari?" Perkataan itu meluncur dari bibir merah merona milik Mina. Gadis itu mendudukkan dirinya disamping Joshua, dengan gaya yang amat sangat anggun dan menggoda. Oh tidak, ia tak sedang menggoda Joshua, itu memang sudah menjadi gayanya.

Tersenyum kecut, Joshua hanya bergumam dan kembali meneguk alkoholnya. Bayangan-bayangan Nayeon dan Yoongi yang tengah bercinta kemarin malam terus berputar dikepalanya. Membuat ia ingin membentukan kepalanya ketembok. Apalagi ditambah bayangan masa lalu mereka, saat Nayeon depresi karena Yoongi lebih memilih Eunha dari pada ia, saat Nayeon tak henti menangis saat ia dan Yoongi harus berpisah. Saat Nayeon meraih tangan Yoongi sewaktu mereka dibar dulu dan mengembalikan jaket yang ia pinjamkan. Saat Nayeon lagi dan lagi selalu memilih Yoongi dari pada ia.

Rasa sesak bertubi-tubi menghantam Joshua, pemuda itu bahkan tak sadar jika airmatanya telah luruh. Berpikir, apa artinya kebersamaan ia dan Nayeon selama ini. Kenapa gadis itu dengan mudahnya membuang ia begitu saja? Bukankah ia yang selama ini selalu berada disampingnya, selalu menemaninya, memberinya semangat, melakukan yang terbaik untuknya, dan tak sekalipun menyakitinya. Sedang Yoongi? Berkali-kali pemuda itu menyakiti Nayeon, bersikap egois, menjadikan Nayeon sebagai selingkuhan. Tapi kenapa Nayeon selalu memilih si baj*ng*n itu ketimbang Joshua.

Apa kurangnya Joshua? Harta? Ia tak kalah kaya dari Yoongi. Ketampanan? Ia bahkan lebih tampan dari si pendek tukang selingkuh itu!

"Joshua, apa ini karena gadis itu. Gadis yang kau suka sejak SMA?"

Perkataan Mina membawa Joshua kembali kealam sadar. Lagi, pemuda itu tersenyum kecut.

Sering memang, ia bertukar cerita dengan Mina. Tentang Nayeon yang begitu ia cintai,tapi gadis itu mencintai pria lain. Dan tentang kekasih Mina yang memperlakukannya seperti pelacur, hanya memberinya banyak uang padahal yang Mina butuhkan adalah perhatian dan kasih sayang.

"Si br*ngs*k itu kembali. Dan ia mencoba merebut Nayeon dariku". Akhirnya, kalimat itu meluncur dari bibir Joshua.

"Dan kutebak ia berhasil".

Tersenyum kecut. "Dan aku melihat mereka melakukan sex. Saat aku tak ada. Huh, kurang apa sebenarnya aku ini".

"Kau hanya kurang beruntung, Joshua. Mencintai seseorang yang mencintai orang lain. Sama sepertiku".

Hening. Bahkan dentuman musik bagai tak terdengar diantara mereka.

Menyandarkan tubuhnya disandaran sofa, mata Mina menatap jauh, menarawang.

"Kau tau, terkadang melepaskan lebih mudah dari mempertahankan. Tak selamanya yang kita harapkan akan menjadi kenyataan. Awalnya sulit memang, dan terasa sakit. Tapi tak apa jika kau tak pernah bertemu lagi dengan sumbernya. Setidaknya hidupmu sedikit lebih baik".

Tertegun, Joshua memalingkan wajahnya menatap Mina, "Apa kau.."

"Ya, aku putus darinya. Aku sadar, sampai kapanpun ia hanya menganggapku pelacur. Tapi tak apa, masih banyak pria yang lebih baik dan dapat mencintaiku melebihinya".

"Apa aku juga harus melepasnya?" Gumam Joshua, lebih kepada dirinya sendiri.

"Itu terserahmu. Pikirkanlah. Ini adalah hidupmu. Jangan sampai kau menyesal."

***

Airmata Yoongi ikut meluruh mendengar linduran/? Nayeon yang memanggil-manggil namanya. Apa dulu dia sejahat itu?

Menelusupkan wajahnya kelekukan leher gadis itu, Yoongi tak mampu menahan isakannya. Kata 'maaf' berulang kali terucap dari mulutnya. Dekapannya semakin erat, hingga tanpa sadar membuat tubuh Nayeon bergerak gelisah. Gadis itu mengerjap, bingung dengan pemandangan didepannya. Apalagi dengan Yoongi yang tengah terisak. Ada apa?

Tanpa sadar, tangan gadis itu beralih, mengusap rambut Yoongi, membuat pemuda itu sadar kalau ia telah membangunkan gadis itu.

Melepas pelukannya, Yoongi menatap Nayeon khawatir,

"Maafkan aku. Aku membangunkammu".

"Kenapa kau menangis?"

Tangan Nayeon dengan refleks mengusap airmata dipipi Yoongi, membuat pria itu memejamkan matanya, menahan tangan Nayeon dipipinya, merasakan kehangatan dari tangan lembut gadis itu.

Mengcium telapak tangan Nayeon, mata Yoongi menyorot penuh penyesalan pada gadis itu.

"Maafkan aku, kau pasti sangat menderita".

"Apa yang-"

"Seharusnya dulu aku meninggalkan Eunha. Maafkan aku, aku memang orang yang egois".

Nayeon tercekat, dadanya sesak secara tiba-tiba. Bayangan-bayangan masa lalu tentang kisahnya bersama Yoongi dan Eunha melintas begitu saja dikepalanya.

"Itu hanya masa lalu".

"Tapi masa lalu itu menjadi mimpi buruk bagimu".

Nayeon tertegun. "Apa kau..."

Mengangguk, Yoongi menarik Nayeon kedekapannya. Gadis itu tak menolak, bahkan membalas pelukan hangat yang Yoongi berikan.

"Maafkan aku".

"Sudahlah, aku bahkan sudah memaafkanmu jauh sebelum hari ini. Lupakanlah".

Menggeleng, pelukan Yoongi semakin erat.

"Jika dulu kau yang berjuang untuk hubungan kita, sekarang aku yang akan melakukannya. Aku akan membuatmu sadar, hingga kau meninggalkan Joshua dan kembali padaku, Nayeon-ah. Sama seperti yang kau lakukan padaku dulu. Kau tau? Aku mengejarmu kebandara, tapi aku terlambat. Kau sudah pergi".

"Benarkah?" Ada rasa bahagia membuncah dalam diri Nayeon. Ternyata Yoongi peduli padanya. "Kukira kau tak datang. Bagaimana kau tau aku pergi pada hari itu".

"Joshua yang memberitahuku. Seharusnya aku datang lebih cepat".

Hening.

Mendengar nama Joshua, pikiran Nayeon kembali mengelana. Pantaskah yang ia dan Yoongi lakukan ini, setelah apa yang telah Joshua berikan padanya.

"Nayeon-ah". Yoongi menunduk, mendongakkan wajah Nayeon agar menatapnya. "Aku akan menunggumu. Untuk kembali padaku"

Nayeon mengerjap, matanya terfokus pada mata Yoongi yang menatapnya penuh cinta. Sudah lama, ia tak melihat tatapan itu. Dan Nayeon merindukannya.

Pertahanan gadis itu runtuh, ia memejamkan matanya saat Yoongi mendekatkan wajah mereka. Tak menampik lagi rasa yang tak pernah pudar dalam hatinya. Ia, ia mencintai Yoongi. Dulu, ataupun sekarang.

Mengalungkang tangannya kelehar Yoongi, Nayeon membalas ciuman pemuda itu.'Joshua, maafkan aku'.

TBC

Joshuaaaa ㅠ.ㅠ Om Jichu ㅠ.ㅠ

APOLOGY (SUGA X NAYEON)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang