Dila
"karin bilang apa, dil?", tanya Dina kepada gue selagi kami bertiga berjalan beriringan ke bangku kantin.
"sebelum gue kasih tau, gue mau nanya. si karin itu, pacarnya alex ya?", tanya gue kepada Dira dan Dina.
Mereka berdua lalu tertawa keras.
"weleh, weleh.. gue nanya oi!", kata gue karena jengkel sekaligus heran dengan mereka. Apa yang lucu?
"hahaha, siapa yang bilang, dilaa?", kata Dira sambil mencoba menahan tawanya.
"soalnya tadi karin bilang gini, um, jangan ganggu Alex. he's mine. gituu.", kata gue menjelaskan alasan dari pernyataan gue tadi dengan nada yang mirip Karin barusan.
"ooh..", kata mereka serentak dan saling bertatapan.
"emang iya, si karin pacarnya?", tanya gue lagi.
"engga lah! alex itu orangnya baik! mana mau dia sama kaka!", jawab Dina langsung.
"kaka?", tanya gue heran.
"karin kampret.", jawab Dira.
Hm, kaka for karin kampret.
"dia emang famous di sekolah ini. tapi bukan karena baiknya, cantiknya, ataupun pintarnya. justru karena dia sombong dan suka membuat onar, jadi semua orang kenal dia.", jelas Dira.
"yap, jadilah dia diberi julukan kaka alias karin kampret. karena semua murid, juga guru di sekolah ini, rata rata ga suka sama dia.", sambungnya.
"ooh.", jawab gue hendak mengakhiri topik percakapan ini.
"um, kalian emang mau jajan?", tanya gue kepada mereka berdua.
"engga sih.", kata Dira.
"gue juga engga.", jawab Dina sama.
"jadi ngapain kita disiniii..", jawab gue memasang wajah lelah.
"haha, ayo ke lapangan aja. masih sepuluh menit bel masuk.", kata Dira mengusulkan.
"yok.", kata gue mengiyakan.
Kamipun berjalan keluar kantin menuju lapangan.
Dan sesampainya disana, gue melihat Alex sedang berlatih basket dengan Felix dan Kevin.
Dia melihat gue dan matanya langsung melebar. Gue hanya tersenyum kepadanya.
Alex
Mata gue memang melebar saat melihatnya. Gue ga pernah merasakan perasaan ini sebelumnya.
Gue ga pernah jatuh cinta kepada seorang gadis. Tapi gadis ini berbeda.
Dia berbeda di mata gue. Gue ga bisa bilang ini perasaan yang serius.
Tapi, benar gue suka.
Gue suka caranya berbicara normal, ga seperti gadis lain di depan gue.
Biasanya gadis-gadis lain akan terlihat berlebihan saat berada di depan gue.
Dan gue ga suka itu.
Gue belum tau perasaannya.
Ntah dia memang biasa saja sama dengan sikapnya mungkin.
Gue ga tau. Gue belum tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAY
Teen FictionDila, seorang gadis yang bisa dibilang sempurna untuk anak remaja, jatuh cinta untuk pertama kalinya di sekolah barunya. Alex, seorang pemuda yang juga dikagumi di kalangan remaja wanita, jatuh cinta kepadanya. Michael, salah seorang anak yang digem...