Sorrow

330 22 0
                                    

Dila

Gue terbangun karena ya, emang terbangun.

Ternyata gue tadi ketiduran.

Ya gimana ga capek mikirin jawab iya ato engga.

Alex..

Eh, suara apa tadi?

Alex..

Ih, ko gua takut gini ya?

Alex..

Suara hati woe.

Iya, suara hati w.

Apa tadi katanya? Alex?

Ohiya astaga! Lu pada ga inget ya?

Gue kan suka sama Alex!
Gue pernah bilang waktu itu.

Tapi kenapa, pas gue ngomong sama Michael, gue mendadak lupa kalo di hati gue udah pernah terukir nama Alex?

Gue ga terima.

Ah, kenapa tadi gue bisa keinget ya?
Kan jadi makin rumit ya ampun.

Michael atau Alex?

Idih, kampret. Dateng lagi.

Hayo lo mati.

Ko aneh gini sih?

Makanya Alex ya Alex.
Michael ya Michael...

Ko lo ngatur gue sih?

Lah, gue juga gatau.

Ih, sedeng nih.
Ko gue kayak orang gila.

Gue langsung menggelengkan kepala berkali kali, berharap pikiran aneh itu ga muncul lagi.

Beneran gila kan bahaya.

Gue turun ke bawah dan mendapati papa dan mama sudah pulang.

"eh, dil, abis tidur ya?", kata mama sambil melahap kue marble di meja.

"iya, ma. itu kue darimana?", tanya gue saat sudah turun.

"tadi mama sama papa ke kondangannya tante manda tuh, terus dikasih ini.", jawab mama melahap kue marble di tangannya.

"bagi dila ya.", gue langsung ngambil sepotong.

"itu twister di lemari habis semua, dil?", tanya papa juga melahap kuenya.

"hehe. papa tau aku kan..", jawab gue cengar cengir ga jelas.

"awas gemuk loh, dil.", mama mengingatkan.

Gue emang banyak banget makan.

Ngemil lebih tepatnya.

Dan sampe sekarang, gue gatau sejarahnya kenapa gue ga gendut.

Hehe. He.

"dil, bentar mau ngomong dong.", kata ka Dika tiba tiba aja udah ada di belakang gue.

Sontak gue berbalik ke belakang.

"lah, tumben. mau ngomong apa?", tanya gue.

"ada deh. kuy.", katanya lalu menuntun gue ke taman belakang.

"apa heh?", tanya gue langsung.

"tadi michael ada ngomong sama gue.", mulainya.

"ngomong apa?", jawab gue pelan.

STAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang