Karin dan kawan-kawan

577 33 4
                                    

Dila

"nama gue felasy dila. panggil aja dila.", kata gue sambil tersenyum di akhir kalimat.

Lumayan kan, kalo ada yang naksir karena lihat senyum gue.

"gitu aja?", tanya wanita itu heran melihat gue.

"ngapain panjang panjang, bu? kalo mau tau lebih banyak, ya, langsung aja tanya ke aku. hehe.", jawab gue sok imut. Biarin.

"oke, kamu duduk di.. dimana ya.. ha! disitu!", kata wanita itu sambil menunjuk sebuah bangku kosong di samping seorang cowo.

Wah, lumayan juga.

"cieeee.. cieeee..", kata semua murid di kelas bersamaan.

"oke, makasih bu.", kata gue stay cool.

Gue berjalan ke bangku yang ditunjuk wanita tadi dan duduk disitu.

Gue melirik sedikit ke arah cowo itu tanpa sepengetahuannya.

Hm, kalo dilihat dari dekat ternyata lebih ganteng. Asik, seru nih.

"gue alex.", kata cowo itu setelah lima menit tak berbicara.

"oh, gue dila. manatau lo ga denger tadi.", jawab gue tak lupa senyuman manis senjata andalan.

"iya, gue denger. hm, lo suka basket?", tanyanya juga membalas senyum gue.

Ganteng yaelah.

Eh, ko jadi gue yang luluh gini sih?

"suka banget. kenapa emang?", tanya gue karena memang basket adalah hobi gue sejak SD.

"nanti mau main ga?", tanyanya lagi.

"boleh. jam berapa?", tanya gue.

"pulang sekolah aja.", katanya sambil mengusap lembut dagunya.

Idih, baru kenal udah bikin naksir aja ya lo.

"oke.", jawab gue singkat.

Stay cool, dil. Ini hari pertama lo.

Teeettt!! Ini pasti bel istirahat.

Gue tetap duduk manis di bangku gue.

"gue kantin ya.", kata Alex sambil beranjak dari bangkunya.

Dan datanglah dua manusia bermulut satu ke arah meja gue dan Alex.

"eh, dila. kenalin, gue kevin. gamers senior di sekolah ini. jangan segan segan loh ngomong sama gue.", kata Kevin dengan pedenya menyenggol pelan bahu kanan gue.

"iya, iya. salam kenal.", kata gue bersikap normal tapi tidak formal.

"gue felix. jagoan futsal kelas kita. salam kenal, dil.", kata cowo yang namanya Felix sambil tersenyum ramah.

"iya, salam kenal.", kata gue tetap bersikap biasa.

"oke, kami kantin ya!", kata Alex sambil berjalan diikuti Kevin dan Felix.

Baiklah, gue akui mereka semua memang tampan. Tapi bagi gue Alexlah yang paling menarik.

Ditambah lagi dia senang bermain basket dan itu salah satu poin tambahan cowo bagi gue.

Gue membuka tas untuk mengambil hand phone dan sebungkus cadbury kesukaan gue.

Tiba-tiba datanglah Dira dan Dina ke meja gue.

"woy, enak banget lu ya! baru aja dateng, udah duduk sama si alex.", kata Dina dengan nada cemburu.

"sabar ya, din. haha.", kata Dira sambil mengelus lembut punggung Dina pura-pura kasihan.

"haha, lo naksir emang?", tanya gue pada Dina.

"udah lama.", jawab Dina sambil memasang muka merengut.

Yew kasian.

"ambil aja elah, din. emang gue siapanya dia?", jawab gue tertawa sambil mengangkat kedua bahu bersamaan.

Gue memang belum punya rasa apa-apa pada Alex.

Toh, gue juga baru kenal.

Gue memang bukan orang yang mudah untuk jatuh cinta.

Gue bukan tipe cewe yang gampang diluluhkan hanya dengan tatapan mata.

Tapi ketika gue jatuh cinta, gue akan memperlakukan orang yang gue cintai itu dengan baik. Sangat baik.

Asik, udah keren kan gue?

"nah, gitu dong!", kata Dina kembali menampakkan barisan giginya yang dihiasi behel berwarna biru tua.

"eh, kantin yok! sekalian ajak dila jalan-jalan.", kata Dira bergantian menatap gue dan Dina.

"yok.", kata Dina sambil beranjak dari bangkunya.

"oke.", kata gue juga ikut beranjak.

Baru saja empat kali melangkah, tiba-tiba ada tiga cewe yang menghalangi jalan kami.

Bisa gue lihat dari manik mata gue bahwa Dira dan Dina memasang wajah tidak senang.

"hey, anak baru! gue karin, cewe paling famous di sekolah ini. salam kenal yah!", katanya bukan dengan nada ramah melainkan angkuh.

"namanya dila bukan anak baru.", kata Dina meralat ucapan Karin.

"berisik lo! suka suka gue lah!", kata Karin setengah berteriak kepada Dina.

"udah, udah. jangan teriak-teriak, rin.", kata Dira agak menenangkan.

"salam kenal ya.", kata gue normal sambil tersenyum tak mau kesan pertama gue di sekolah ini menjadi tak enak.

"gue vania.", kata cewe di samping kiri Karin dengan nada angkuh yang sama. Geli gue geli ew.

"salam kenal, vania.", kata gue tetap tersenyum ramah.

"gue dahlia. panggil aja lia.", kata cewe di samping kanan Karin dengan nada yang sedikit lebih ramah.

Mereka bertiga cantik tapi sayangnya gayanya angkuh. Tapi cewe yang bernama Dahlia mendingan.

"iya, salam kenal, lia.", kata gue pada Lia.

"kami kantin ya.", kata Dira mulai berjalan. Gue dan Dinapun mengikuti.

Tiba-tiba gue merasa tangan kanan gue ditahan oleh seseorang.

Guepun refleks melihat ke belakang.

Karin.

"oya, ada satu hal. jangan ganggu alex. he's mine."

xx

Anno's back with this bangke part!

Keep reading!

Eh salah.

Gausah baca.

Keep voting!

STAY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang