eleven ;wonwoo

18.6K 1.6K 89
                                    

"Kandidat yang akan terpilih adalahㅡ"

Gila, keluargaku menyuruhku untuk mengikuti sebuah kompetisi untuk menjadi istri dari pewaris Jeon Corp, Wonwoo. Salah satu perusahaan terkaya saat ini.

Aku tidak tahu, walaupun derajat perusahaan ayahku dan Jeon Corp itu sama, tapi tetap saja mereka menyuruhku untuk ikut. Jika tidak, mereka akan mengambil kartu kreditku dan semua fasilitas yang ku punya.

Dia laki-laki dingin dan suka menyendiri, tidak seperti seorang chaebol yang rata-rata akan sering menggoda perempuan yang tergila-gila padanya.

"Kim Yerim dan Park y/n."

Aku mengunyah makananku dengan sangat lambat, menyembunyikan keterkejutanku yang sudah diambang batas.

Gila, tapi aku harus bersaing dengan Kim Yerim, perempuan yang lebih populer daripada aku disekolah.

Terlihat para namja yang mendambakan Yeri seperti terpukul mendengar pernyataan itu. Bagaimana reaksi Yeri? Menatapku dengan sangat sinis, yah memang seperti itulah dia kepadaku sejak pertama kali bertemu.

Wonwoo yang berada dipojok ruangan dengan menyandarkan tubuhnya melihatku secara terus-terusan.

Sebenarnya aku sedikit risih, sangat risih memang. Akhir-akhir ini dia kepergok melihatku.

Yeri duduk di depanku. Sejak tadi aku memang berada di kantin, dan pengumuman tersebut secara langsung disampaikan oleh Seungcheol, sahabat Wonwoo.

"Nona Park y/n. Kau memberi berapa untuk voting? Aku tahu kekayaanmu jauh di atasku," sekilas aku menyeringai, perempuan ini sudah gila.

"Tutup mulutmu yang penuh bakteri itu. Dalam voting kita seri dan aku tidak ingin membuang uang hanya untuk hal seperti itu," dia terdiam, ekspresinya berubah.

"Baik-baik. Semoga berhasil dengan keberuntunganmu!"

Aku tahu dia sedang tidak mood lagi. Mungkin ada yang salah dengan perkataanku, dan soal keberuntungan ku pikir dia yang akan membutuhkan itu.

"Sial," aku mendengarnya, dia mengumpat tidak jelas ketika pergi.

Ayah dan ibuku mengurus Park Corp, dan satu hal. Ternyata keluargaku adalah teman dekat sekaligus rekan bisnis dari Jeon Corp. Aku bahkan baru mengetahui itu ketika bibi Shin yang mengatakannya.

Dia juga berkata jika keluarga dari Yeri juga dekat dengan keluarga Wonwoo. Aku tidak tahu pasti, tapi ketika Yeri menyapanya Wonwoo sama sekali tidak memperhatikan. Namun jika aku tidak sengaja menyapanya, ia langsung melihatku.

"Ah, y/n? Bagaimana kabarmu, nak?"

Nenek Wonwoo memelukku. Sebelumnya, ayah menyuruhku untuk datang lebih dahulu menuju rumah Wonwoo, jamuan para kandidat.

Apa-apaan ini?

"Baik, nek," aku tersenyum semanis mungkin, ini menyangkut keluargaku.

Mereka menatapku dengan takjub. Apa ada yang salah? Aku hanya memakai dress selutut lengan seperempat dengan motif geometris, heels 5 centi berwarna coklat dan rambut dengan model bride, menyisakan beberapa helai rambut didepan.

Aku tidak tahu jika Yeri dan keluargannya sudah datang.

Sekali lagi Yeri menatapku sinis, jujur aku bosan melihatnya yang terus saja bersikap seperti itu.

imagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang