Aku menangis. Baru kali ini aku menangisi seorang namja yang bukan siap- siapaku selain teman sekelas. Dia Minghao, lelaki asal China yang berhasil menyita waktuku hingga aku lupa akan dunia.
Dia tidak se-tinggi Chanyeol, se-keren Mino, se-manis Jungkook, tapi aku tetap menyukainya. Itu tidak berlangsung lama ketika aku mendengar dari Herin jika Minah dan Minghao sudah berpacaran.
Bodoh? Tentunya itu cocok padaku. Hei, aku hanya yeoja biasa yang awalnya tidak tertarik kepada siapapun yang berusaha mendekatiku, hatiku terbuka ketika melihatnya.
Aku memilih membolos dari pelajaran fisika kali ini, persetan dengan Yoon seongsaengnim yang akan marah padaku.
Nyatanya banyak yang bolos diwaktu pelajarannya, murid-murid lebih memilih pergi ke taman dekat sekolah sekedar menenangkan diri.
Air mataku tetap saja mengalir, tidak peduli bagaimana orang lain melihatku sekarang. Siapa yang peduli dengan yang sepertiku, hah?
Tiba-tiba aku dikagetkan dengan seekor beruang besar berwarna coklat dan putih. Aku ingin berteriak tetapi tangannya menutup mulutku. Apa maksudnya?
Setelah melihatku cukup tenang dia berdiri didepanku. Tentu saja aku masih menangis, walaupun tidak separah tadi. Ia mulai bertindak konyol, aku tahu! Dia mencoba menghiburku.
Alhasil aku berhenti menangis dan sedikit tertawa. Kurasa beruang ini baik, hei dia hanya boneka yang bisa bergerak.
Dia mencoba mundur dengan satu kaki, namun ia tidak sengaja menginjak tali sepatunya sendiri. Dan, jatuh!
Aku menahan tawaku, jujur ada rasa sedikit kasihan. Aku tidak mengerti, kenapa ia tiba-tiba datang dan menghiburku begitu saja.
"Ya! Bangun!"
Aku menghampirinya yang tergeletak di depanku. Tunggu, ini bukan salahku oke? Dia yang berusaha menghiburku, aku sama sekali tidak memintanya.
Tak selang beberapa lama ia mengagetkanku kembali dan itu membuatku setengah mati ingin melompat. Segera saja aku memukul kepalanya berulang-ulang.
Aku kembali mendudukkan tubuhku di sebuah bangku taman yang tadi ku duduki. Beruang itu juga ikut dan duduk disebelahku. Aku mulai penasaran dengan orang yang ada didalamnya.
"Buka kepalamu."
Beruang itu menoleh padaku. Aku mengisyaratkan agar ia membuka kepala beruang itu agar aku bisa melihat wajahnya. Dia menggeleng.
Seperti kesetanan, aku menarik-narik bajunya, membuat tubuh beruang itu bergoncang hebat. Kurasa ia hanya pasrah.
Namun sepertinya itu tidak mempan.
—
"Kau tidak ingin pulang bersama kita?"
"Aku mau ke taman."
"Eih, baiklah. Dah~"
Herin dan Yoojung meninggalkanku menuju halte bus. Aku memasuki taman yang menjadi saksi atas keterpurukan yang kualami lalu.
Beruang yang menghiburku ada disana, bermain dengan anak-anak lucu dengan wajah yang sumringah. Entah kenapa, hal itu membuatku tersenyum.
Aku menghampirinya dan berteriak, semua anak itu berlari pergi dengan tawa dimana-mana.
Beruang itu melihatku, kemudian melambaikan tangannya. Dia berusaha menyapaku, aku juga melakukan hal yang sama.
Sejauh ini aku belum pernah tahu siapa namja yang ada di dalamnya. Aku penasaran, sungguh. Dia itu lucu, jadi aku ingin melihat beruang yang asli.
Dia memberikanku sebuah kotak. Aku membukanya dan didalamnya ada permen jelly. Bisa dikatakan itu favoritku.
Aku memeluknya karena senang. Ia membalas pelukanku, yang benar saja! Segera saja aku menjauh, berpura-pura jika hal tadi tidak terjadi.
"Terima kasih!"
—
Sudah beberapa lama sejak aku mulai berhenti memikirkan Minghao, sebulan mungkin? Yang jelas aku mulai tidak peduli dengannya.
Beruang itu masih saja tidak ingin memberitahukan identitasnya padaku. Aku tidak sanggup jika harus menunggu untuk melihat wajahnya, ini sudah satu bulan aku bertemu dengannya.
Menyukainya? Ku akui itu ada benarnya. Gila memang menyukai seseorang yang tidak kau ketahui.
Namun kali ini aku benar-benar ingin melihat orang tersebut.
Apa yang ku alami sekarang benar-benar menyebalkan. Minghao menabrakku, aku pun terjatuh.
"Kau tidak apa-apa?"
Aku gagal move on. Tuhan, cobaan apa lagi ini. Dia juga kenapa tiba-tiba datang dan menolongku sekarang? Ah gila.
"A-aku baik."
Kikuk. Bodoh kau y/n! Cobalah bersikap yang wajar saja. Aku tidak mau terlihat seperti orang bodoh dimatanya, walaupun kenyataannya iya.
Minghao mengulurkan tangannya padaku. Aku tidak bermimpi yang aneh kemarin. Kenapa aku mendapat jackpot yang luar biasa?
-
"Beruang!"
Dia menoleh dan anak-anak tadi pergi begitu saja. Selalu seperti itu jika aku datang menemui beruang tersebut.
Beruang itu kembali menyapaku. Dia sama sekali tidak berubah, malah semakin menyenangkan bagiku saat ini.
Aku menepuk kedua telapak tanganku, memohon agar dia membuka kepala beruang itu untukku. Sekali saja.
Dia memberikan bahasa isyarat padaku. Nanti kau akan terkejut begitu kira-kira yang ia ingin ucapkan.
Kepalaku menggeleng cepat. Ya, ya, ya berhasil! Dia akan membukakan kepala beruang itu untukku.
Namun sebelum itu ia menempelkan jari telunjuk kepada bibirku. Tanda agar tetap diam. Segera saja aku mengangguk.
Perlahan ia mengangkat kepala beruang yang besar itu. Tubuhku mendadak kaku.
"Minghao?"
Ia tersenyum padaku, aku tidak mimpi kan?
"Tetap tenang, jangan berteriak oke?"
Ia melambaikan tangannya menyapaku. Aku, menyukai beruang yang ternyata adalah Xu Minghao? Ah.
Aku memeluknya hingga jatuh. Ia mendudukkan tubuhnya dengan aku yang masih memeluknya erat.
"Gila ya? Sejak kapan lelaki famous sepertimu jadi beruang?"
"Bagaimana, keren kan?" aku melihat kepala beruang itu menggelinding menjauh dari kami berdua.
Minghao membalas pelukanku. Aku sungguh tidak percaya dengan semua ini. KemudiN aku melepaskan pelukannya.
"Minah tidak tahu dengan semua ini?" dia tertawa keras.
"Minah itu hanya kekasih Baekhyun, jangan terlalu percaya dengan omongan orang lain."
Aku bernapas lega setelah mendengar Minghao menyelesaikan ucapannya. Ia mendekatkan wajahnya, memiringkan kepala. Dia hanya ingin berbisik.
"Jadi, bagaimana jika kita berkencan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
imagine
Fiksi Penggemarㅡstory about SEVENTEEN x YOU #1 - scoups, seungkwan, the8; 190406 #1 - jeonghan, jun, seungkwan, vernon; 190813 2k17, pea-chu.