fourty four ;dokyeom

6.2K 641 5
                                    


"Aku ingin es krim! Oh ayolah!" ucapmu seraya menggoyang-goyangkan lengannya.

Namun, Dokyeom tetap saja sibuk dengan novel milik Wonwoo yang bahkan tidak kamu sadari. Kekasihmu ini sangat aneh karena entah setan dari mana secara tiba-tiba ia mau membaca novel padahal ia tidak suka membaca.

Kamu menggerutu kesal. Sudah sekitar 15 menit kamu membujuk Dokyeom untuk keluar dari rumahnya yang sepi itu hanya untuk membeli es krim.

Tanpa babibu lagi, kamu segera menyambar mantelmu dan keluar dari rumah Dokyeom, pergi menuju supermarket yang tidak jauh dari sana. Walaupun hujan tengah melanda, kamu tidak peduli dan lebih memilih untuk tidak membawa payung.

Kamu yang masih kesal dengan Dokyeom hanya bisa mendesis di setiap langkahmu, yang tanpa kamu sadari dari arah berlawanan, sebuah mobil melaju kencang dan menabrak genangan air yang ada tidak jauh darimu.

Seseorang menarikmu hingga kamu jatuh ke dalam pelukannya. Saat itu juga kamu segera mendongak dan melihat bahwa kenyataannya yang menyelamatkanmu adalah Dokyeom, yang tengah menoleh ke arah perginya mobil tersebut.

Untung saja Dokyeom menarikmu. Jika tidak, bisa dipastikan tubuhmu basah oleh air dalam genangan itu.

Kamu segera melepaskan dirimu darinya ketika Dokyeom menatapmu. Kamu keluar dari jangkauan payung yang dibawa oleh kekasihmu. Akan tetapi, Dokyeom melangkah untuk mendekat padamu. Dan sekali lagi, kamu kaluar dari jangkauannya.

Raut wajah Dokyeom mendadak kesal. Kamu berpikir, seharusnya bukan Dokyeom yang merasa kesal, melainkan kamu yang menginginkan es krim tapi Dokyeom tak menurutinya.

Dokyeom melangkah dan langsung saja menarikmu hingga bibir kalian bertemu. Entah apa yang ada dipikiranmu, tapi kamu menutup mata ketika Dokyeom menciummu.

Lelaki itu menjauhkan kepalanya dengan senyum tipis. Kamu yang masih tak mengerti dengan pergerakannya yang tiba-tiba hanya bisa mengerjapkan mata berulang kali, menoleh ke arah lain untuk memastikan tak ada orang yang melihat.

"Hukumanmu karena mengabaikan perkataanku," ia menatapmu dalam.

Pipimu sedikit bersemu merah. Pikiranmu buyar seketika, hukuman macam apa ini?

"A-aku hanya ingin es krim, apa salahnya?"

Dokyeom menghela napas.

"Sekarang musim hujan, seharusnya kau minum atau makan sesuatu yang bisa membuat tubuhmu hangat. Memakan es krim terus-menerus juga tidak baik untuk kesehatan. Aku sudah mengatakannya lebih dari lima belas kali hari ini, tapi kenapa kau sangat keras kepala?" jelasnya panjang lebar.

Bibirmu mengerucut kesal, membuat Dokyeom harus menahan niatannya untuk tidak menciummu.

"Ini yang terakhir. Kumohon," pintamu dengan wajah memelas, namun bibirmu masih mengerucut.

Dokyeom tidak tahan lagi. Langsung saja ia mencium bibirmu kilat, hingga membuatmu tak berkutik selama beberapa detik.

"Baiklah, tapi hanya kali ini saja."

Kamu tersenyum sumringah dan memeluk lehernya erat, yang juga dibalas Dokyeom tak kalah eratnya. Ia menenggelamkan wajahnya di lehermu dengan senyum yang bisa kamu rasakan.

Namun, sebelum kamu pergi ke supermarket lagi, Dokyeom menyuruhmu untuk melepaskan mantel yang kamu gunakan. Ia juga melepas mantel yang ia gunakan dan memberikannya padamu.

"Pakailah."

"Kenapa? Aku sungguh tidak apa-apa menggunakan mantelku sendiri."

Dokyeom menggeleng dan kemudian berkata, "Kau bahkan keluar rumah tanpa membawa payung saat hujan sangat deras, bersyukurlah karena saat aku datang hujan tak begitu deras. Dan sekarang bagaimana bisa kau bertahan dengan mantelmu yang sudah basah itu? Pakailah punyaku. Jangan membantah!"

Akhirnya, kamu menggunakan mantel milik Dokyeom dan sekarang penampilanmu sangat menggemaskan dimata Dokyeom dengan mantel besar miliknya.

Diperjalanan pulang setelah membeli beberapa es krim, Dokyeom tak henti-hentinya menggenggam erat tanganmu yang dingin.

"Kenapa tanganmu sangat dingin, sayang?"

"Aku tak apa-apa Dokyeom, sungguh," jawabmu berbohong, padahal kamu sangat kedinginan walaupun kamu sudah menggunakan mantel milik Dokyeom.

Dokyeom mengusap-usap punggung tanganmu dengan ibu jarinya seraya berkata, "Setelah kita sampai dirumah, aku akan membuatkanmu cokelat panas dan juga memelukmu, hahaha. Dan akan kupastikan kau tidak akan kedinginan lagi."

imagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang