Part 15// Doni Dan Ibunya POV

84 3 0
                                    

Ketika Doni sampai dirumah, Doni langsung ke kamar. Ibunya mengetuk kamar Doni.
"Doni, ibu boleh masuk ?"
"Iya bu, masuk aja."
"Kamu belum tidur ?"
"Belum bisa tidur, ada apa emang bu ?"
"Ibu mau nanya sama kamu."
"Nanya apa bu ?"
"Kamu suka ya sama Dina ?"
"Engga, kata siapa bu ?"
"Gausah bohong, ibu tau. Kamu suka kan sama Dina ?"
"Tau darimana bu ?"
"Nih dari sini." Ibunya Doni sambil menunjukkan buku semacam buku diary gitu
"Ibu dapet darimana ?"
"Ibu tadi beresin kamar kamu, terus ga sengaja nemu ini. Udah jujur sama ibu, suka kan sama dia ?"
"Sebenernya iya bu tapi kayanya Dina gasuka sama aku."
"Tau darimana kalo dia ga suka sama kamu ?"
"Dari tatapan matanya, kayanya dia suka sama Novan."
"Besok ke rumah Dina yuk Don temenin ibu."
"Mau ngapain kesana bu ?"
"Udah temenin aja, nanti kamu juga tau."
"Ibu mau ngomong kalo aku suka sama Dina ?"
"Ya engga lah, itu mah urusan kamu."
"Kirain"
"Yaudah istirahat ya." Ibunya Doni langsung keluar kamar Doni

Keesokan harinya, Doni menemani ibunya ke rumah Dina. Disaat Doni dan ibunya sampai, gue masih tidur.
"Assalamu'alaikum." Ucap Doni
"Waalaikum'salam, eh Doni. Nyari Dina ya ? Dina nya belum bangun."
"Aku nemenin ibu tante, katanya mau ketemu tante."
"Mana ibu mu ?" Ucap ibu gue
"Assalamu'alaikum." Ucap ibunya Doni
"Waalaikum'salam. Yaampun Vera, ini bener Vera."
"Iya ini aku Vera, apa kabar Dah ?"
"Alhamdulillah baik. Ayo masuk ngobrolnya di dalam aja."
"Kenapa kamu ga bilang Doni kalo ibu kamu namanya Vera ?"
"Maaf tante." Doni sambil tersenyum
"Mana anakmu ?" Ucap ibunya Doni
"Masih tidur."
"Ayo ayo minuman sama makanannya."
"Jadi ngerepotin nih aku." Ucap ibunya Doni
"Engga kok" Ucap ibu gue
"Jadi tante temen ibu aku dulu ?"
"Iya dulu tante sama mamah kamu sahabatan dari SMA. Kita pisah, tante ikut kakak tante. Mamah kamu pindah ke Bogor."
"Oalah, begitu toh." Ucap Doni sambil tersenyum
"Bentar ya, bangunin Dina dulu."
"Gausah tante, biar aku aja. Boleh ga ?"
"Oh kamu boleh boleh tapi bangunin nya pelan-pelan ya semalem badannya panas."
"Baik tante. Bu tinggal dulu ya."
"Iya." Ucap ibunya Doni
"Yaampun Ver ga nyangka loh aku kita bisa ketemu."
"Sama Dah, waktu Doni cerita nama ibunya Dina. Aku sempet mikir apa itu kamu ya, ternyata bener."
"Suami kamu mana ? Ga diajak ?"
"Suamiku ke luar kota."
"Sama suamiku juga keluar kota."
"Dina udah punya pacar belum ?"
"Belum, kenapa emangnya Ver ?"
"Gimana kalo kita jodohin Doni sama anakmu ?"
"Boleh juga tuh, aku sih setuju aja. Keliatannya anakmu suka sama Dina."
"Iya dia jujur sama aku semalem kalo dia suka sama Dina. Tapi kata anakku, Dina suka sama Novan."
"Novan itu mah temennya doang, kayanya anakku juga suka sama anakkmu tapi ya gitu lah anak muda." Ibu gue sambil tertawa
"Iya ya." Ucap ibunya Doni sambil tertawa

---------
"Dina." Ucap Doni
"Dina gue masuk ya."
Doni pun masuk ke kamar gue, "Din bangun Din udah siang ini."
"Apaan sih lo." Ucap gue
"Yaampun badan lo panas banget, bentar bentar." Doni pun keluar kamar.
"Tante!!"
"Ada apa Don ?" Ucap ibu gue
"Badannya Dina panas, aku kompres dulu ya tan."
"Yaudah sana." Ucap ibu gue

Ibu gue dan ibunya Doni sengaja untuk tidak membantu Doni, karena mereka ingin melihat seberapa Doni suka sama gue.
Doni pun kembali lagi ke kamar gue.
"Yaampun Din badan lo pans kaya gini." Doni menempelkan handuk ke kening gue
"Gue gapapa, gausah lebay gitu."
"Gapapa gimana ? Ini tuh panas banget."
"Sekarang pokonya lo istirahat ga boleh kemana-mana. Gue bakal disini seharian jagain lo."
"Gausah kali Don, gue gapapa. Lagian kan ada ibu gue."
"Ibu lo nanti bakal pergi sam ibu gue."
"Hah ? Ibu gue kenal sama ibu lo ?"
"Iya, ternyata dulu pas jaman mereka SMA. Ibu gue sahabatan sama ibu lo." Doni menempelkan lagi handuk ke kening gue
"Oalah begitu toh."
"Yoi, pokonya lo ga boleh cape dulu."
"Iya Doni."
"Nah nurut sama calon suami."
"Apa ? Tadi ngomong apa ?"
"Ga ngomong apa-apa."
"Perasaan ngomong deh tadi."
"Engga kok." Doni menutupi omongan yang tadi.
Doni sudah mengetahui rencana ibunya dan ibu gue untuk menjodohkan kami, tadi ia tidak sengaja mendengar pembicaraan ibunya dan ibu gue.
"Nih bubur sama susu, lo makan dulu." Ujar Doni
"Makasih ya."
"Sip."
"Din, ibu pergi dulu ya."
"Iya bu, hati-hati."
"Assalamu'alaikum" Ucap ibu gue
"Waalaikum'salam." Ucap gue dan Doni
"Abisin ya, gue ke bawah dulu. Kalo perlu apa-apa panggil gue aja."
"Iya."

Setelah selesai makan, gue turun ke bawah. Gue liat Doni lagi nonton tv.
"Ih kan udah gue bilang, kalo perlu apa-apa panggil gue." Ucap Doni yang menghampiri gue
"Gue gapapa, gausah lebay gitu kali."
"Gue kan khawatir Din."
"Khawatiran lo jangan berlebihan, gue gapapa."
"Lo mau ngapain ?"
"Mau nonton tv lah."
"Tapi kan lo harus banyak istirahat."
"Sebentar doang."
"Yaudah."
"Gaada yang seru apa." Ucap gue
"Makanya ini aja."
"Oke."
Lama-lama gue ngantuk, gue ga sengaja tidur di pundaknya Doni. Maafkan gue Don wkwkwk 😆
"Aih malah tidur nih anak." Ucap Doni
"Gue bakal selalu jagain lo Din, tidur nyenyak ya di pundak gue." Ucap Doni sambil tersenyum

Ketika gue bangun, gue kaget kok gue malah tidur di pundaknya Doni.
"Eh maaf ya jadi ketiduran, di pundak lo malah. Maaf ya."
"Iya gapapa, gue seneng kok."
"Modus." Ucap gue sambil tertawa
"Dih siapa yang modus ? Lo kali yang modus, buktinya tidur di pundak gue."
"Ya kan ga sengaja."
"Iya iya, yaudah mandi sana. Abis itu kita jalan sore."
"Ibu gue sama ibu lo belum pulang ?"
"Belum, katanya pulang malem."
"Oh oke, gue mandi dulu."
"Oke. Jangan lama-lama, gue juga mau mandi."
"Itu kan ada kamar mandi dibawah."
"Lo duluan yang mandi abis itu baru gue."
"Oke oke."
--------
"Udah siap belum ?" Ucap Doni
"Udah. Mau kemana emang ?"
"Kemana aja, yang penting jalan."
"Lo ngajak tapi gatau mau kemana."
"Gue tau kita mau kemana." Ucap Doni sambil megang tangan gue
"Gausah megang juga." Gue langsung melepas tangan Doni
"Ya maaf kali aja lo masih pusing gitu."
"Yaudah jalan duluan." Ucap gue
"Gamau, lo disamping gue." Doni megang tangan gue lagi
"Yaudah iya."
--------
"Sampe deh." Ucap Doni
"Taman ? Ngapain lo ngajak gue kesini ?"
"Udah duduk-duduk aja disini. Daripada kita jalan ga jelas mau kemana mending kesini."
"Yasudahlah."
Gue sama Doni udah 1 jam di taman, melihat pemandangan yang indah.
"Pulang yuk Don."
"Kenapa ? Lo pusing lagi ?"
"Engga, kita udah sejam disini. Pulang aja."
"Yaudah yuk." Ucap Doni

Ketika sampai rumah, ibu gue dan ibunya Doni juga belum balik. Pada kemana sih ibu-ibu ini ? 😆
"Ibu gue juga belum balik." Ucap Doni
"Biasa ibu-ibu lah." Ucap gue sambil tertawa
"Gue istirahat disini ya Din." Ucap Doni sambil merebahkan badannya di sofa
"Yaudah."
"Don mau minum apa ?"
Tidak ada jawaban, "Doni mau minum apa ?"
"Yailah malah tidur, kecapean kali ya dia."
Gue ngeliatin muka Doni, dan Doni tiba-tiba ngagetin gue.
"Lo tuh baik Don."
"Emang gue baik, baru tau lo." Ucap Doni mengagetkan gue.
"Sejak kapan lo bangun ?"
"Sejak lo ngeliatin gue, cie cie ngeliatin gue 😆" Ucap Doni sambil tertawa
"Dih gausah pede lo." Ucap gue sambil pergi ke dapur
"Cie yang salting." Ucap Doni
"Ga.. ga salting. Lo mau minum apa ?"
"Sirup boleh lah."
"Oke bentar."
"Nih sirupnya."
"Oke makasih ya, udah sana istirahat. Gue disini kalo mau apa-apa panggil aja. Tadi ibu gue bilang, mobil ibu gue mogok di deket rumah temen ibu kita. Terus mereka nginep di rumah temen lama ibu kita. Jadi malem ini gue ada di rumah lo."
"Yaudah, gue tidur duluan ya."
"Oke, mimpi indah Din." Doni sambil tersenyum
"Oke, mimpi indah juga." Gue balik senyum

Jam menunjukkan jam 10 malem, gue kebangun. Ketika gue mau minum, gue liat Doni agak menggigil gitu. Gue langsung mendekat ke dia dan dia dingin banget. Gue langsung naik ke atas mengambil selimut.
"Yaampun Don, dingin banget badan lo. Bentar gue ambilin selimut." Gue langsung naik ke atas
"Nih nih selimutnya, gue bikinin susu dulu." Gue langsung menaikkan selimutnya.
"Nih minum dulu susu nya biar anget."
"Makasih ya." Ucap Doni
"Iya."
"Udah sana tidur lagi, gue gapapa." Ujar Doni
"Engga ah gue disini aja, badan lo dingin banget."
"Gapapa kok gue."
"Engga gue bakal tidur disini juga. Gue bakal tidur disitu." Gue menunjuk sofa yang satunya.
"Nanti lo kedinginan Din."
"Engga udah tenang aja, sekarang gantian gue yang jagain lo. Sekarang lo tidur, kalo ngerasa masih dingin teriak aja."
"Makasih ya Din udah baik sama gue."
"Iya sama-sama, sekarang lo tidur."
"Iya gue tidur." Ucap Doni

Ketika Cinta Harus Terpisah Dan Akhirnya BersatuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang