Perselingkuhan

2.1K 179 3
                                    

Chapter 16

Hari ini tante Rani pulang ke Amerika, anaknya yang baru berumur lima tahun sakit terkena demam berdarah dan harus segera diobati. Awalnya Triss tidak membiarkan tante Rani pulang. Tapi setelah mendengar anaknya disana sakit, apa boleh buat?

Triss berada di ruang kerja momynya. Dia memutuskan tidak pergi kesekolah hari ini. Hatinya masih gelap akibat kejadian kemarin. Dia juga malas mendengar cemoohan-cemoohan temannya. Mungkin dengan berada disini, dia akan lebih tenang.

Matanya berkeliaran mengamati ruangan yang sederhana ini. Diatas meja kerjanya, ada figura besar. Tampak terlihat disana ada anak gadis yang masih kecil tengah tersenyum riang, disebelah kanan ada seorang wanita yang masih muda, dan disebelah kiri ada seorang laki-laki yang juga masih muda.

Triss membawa figura itu, memeluknya erat sambil memejamkan mata. Lalu menaruhnya kembali diatas meja. Tak sengaja Triss melihat amplop besar berwarna coklat tak jauh dari figura itu. Tangannya membawa amplop itu perlahan dan dibukanya dengan ragu.

Betapa kagetnya Triss melihat isi amplop itu. Matanya membelalak tak percaya. Hatinya bertambah pedih. Perutnya mendadak mulas. Jantungnya bekerja diluar kestabilan. Kenapa dengan semua orang? Apa hanya dirinya yang tidak tahu? Atau momy yang menyembunyikan semuanya darinya?

Tetes demi tetes air matanya kini kembali mengalir dipipinya. Dia berlari keruang tv, terduduk lemas diatas karpet berwarna merah muda. Membacanya sekali lagi. Tapi, isinya masih tetap sama. Bahwa... momynya mengidap penyakit kanker hati.

Entah sudah berapa lama Triss menangis. Hingga akhirnya dia mendengar suara seseorang berbicara.

"Wah mas rumahnya besar sekali" ucap wanita itu sambil menyenderkan kepalanya didada milik dady.

"Iya sayang... anggap saja ini rumah mu juga ya" jawab dady sembari mengecup kening wanita itu.

Betapa kagetnya Triss melihat pemandangan seperti itu. Apa dadynya gila? Kemarin momy baru meninggal dan sekarang membawa wanita lain kerumah? Triss bangkit dalam satu hentakkan.

"Dad!! You are crazy !! Siapa dia dad!!" Triss berteriak sembari menunjuk wanita disebelah dady  yang kini tengah mangap-mangap karena kaget.

Dady tidak kalah kagetnya dengan wanita itu. Dia langsung melepaskan pelukannya "oh.. ah.. apa Triss? Oh dia sekertaris dady?" Jawabnya sepenuhnya berbohong dan itu seperti sebuah pertanyaan bukan pernyataan.

"Sekertaris?! Dady bilang sekertaris! Tapi kenapa peluk-peluk!? Apa ini pekerjaan dady!? Memeluk setiap pegawai yang ada dikantor!? Dad!! Momy baru meninggal kemarin!" Air mata Triss kembali keluar dari pelupuk matanya. Dia melempar amplop tadi tepat diwajah dedynya "Dady gak pernah peduli sama apa yang momy rasakan!"

---

Triss berlari mencoba mencari sensasi dari angin yang menerpa. Tapi tetap saja air matanya tak terbendung, hatinya terlalu perih, seperti ada sebuah luka besar lalu ditabur garam dan dibasuh air cuka.

Sungguh, perasaannya tak bisa diibaratkan. Hatinya benar-benar hancur, jiwanya ingin segera melayang tapi tak bisa.mulutnya bukam tak bisa bicara. Dia tak memperlihatkan seutas senyuman tipispun. Kali ini hanya satu yang bisa dia lakukan. -Menangis-

Kali ini kakinya berlari tanpa tujuan. Membawa beban tubuhnya tak karuan. Berat memang, tapi apa boleh buat jika semua ini telah terjadi? Thomas yang selama ini dia percayai sebagai Dady yang menjelma menjadi super hero, tapi malah membuat lubang besar yang dalam di hatinya. Dia tak percaya, Thomas tega melakukan itu, padahal July baru saja pergi kemarin dijemput oleh bidadari bersayap.

Mencari Kiblat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang