cinta bersemi di Indonesia

1.7K 155 4
                                    

Triss keluar dari pesawat dengan langkah yang gontai. Membawa koper dan beberapa tas membuatnya jengah sendiri. Apalagi dibandara sekarang sangat ramai, banyak orang yang hilir mudik berkeliaran menunggu penerbangan mereka diberangkatkan.

Triss duduk dikursi halaman depan bandara, menikmati angin sepoi senja di Surabaya. Ah kenangan masa SMA lalu terus saja terngiang dikepalanya. Dia rindu kota ini. Kota yang mengubahnya menjadi sosok pribadi lebih baik.

Tiba-tiba deru kendaraan membuyarkan lamunannya. Ada mobil berwarna hitam terparkir tepat didepannya. Seseorang keluar dari mobil itu, dan ternyata mereka adalah keluarganya. Keluarga yang sudah lama tidak dijumpainya. Keluarga yang sudah lama tidak disampingnya.

Triss berlari, mereka pun berlari. Saling menghampiri dan akhirnya melepas rindu dengan dekapan.

"Dady, Umi, Mutiara. Triss kangen!" katanya lagi sembari memeluk mereka dengan penuh semangat.

---

Hari ini Triss mengunjungi taman kesukaannya dulu. Taman mini flowers. Taman pertama yang pernah dikunjunginya. Taman dengan sejuta kenangan.

Sesampainya disana, Triss menatap kesekelilingnya. Banyak yang berubah dengan taman ini. Tanaman-tanaman hiaspun lebih banyak dan beragam, rumput jepang pun menjadi pijakan hampir diseluruh taman. Ada kolam ikan hias juga ditengah taman, tempat sewa otopet dan sepeda ontel, ah yang jelas taman ini semakin megah dan ramai.

Triss terduduk disalah satu kursi yang ada di taman itu. Lantas dia mengeluarkan buku kecil pemberian Azka dulu. Dia membuka lembaran demi lembaran, ada berbagai macam ilmu dia tulis dibuku itu. Tengah asik Triss membacanya, tiba-tiba ada seseorang yang tak sengaja menjatuhkan sebuah map berisi dokumen dihadapannya, membuatnya mau tak mau harus ikut menolong.

Triss membawa dokumen-dokumen yang berserakan lalu merapikannya kembali. Memberikannya kepada seseorang yang menjatuhkan dokumen itu. Ketika Triss mendongakkan kepala, dan seseorang itu menatap Triss, keduanya kaget, bibir mereka pun tidak bisa mengatup untuk beberapa detik karena kaget.

"Triss"

"Azka" ucap mereka berbarengan. Lalu merekapun tertawa canggung sembari Azka mengambil dokumennya ditangan Triss.

Merekapun terduduk dikursi taman, berbincang sampai sesekali tertawa. Apapun mereka bicarakan, dari mulai kuliah, keluarga, teman-teman, semuanya. Hingga senja sudah tiba, merekapun berpamitan untuk pulang.

---

Dua bulan sudah berlalu, Triss menghabiskan waktunya dengan mengajarkan anak jalanan yang kurang mampu untuk sekolah. Semua pelajaran dia ajarkan, termasuk bahasa arab. Dia juga sudah membangun tempat sederhana untuk mengajar.

Hari ini Triss membagi ilmunya tentang Pentingnya menuntut ilmu.

"Islam adalah agama besar yang mencintai ilmu dan berselubung dengan ilmu. Sehingga, kata ilmu dengan berbagai bentuknya diulang 854 kali dalam Al-Qur'an. Didalam hadits dan Al-Qur'an dijelaskan bahwa menuntut ilmu itu sangat diwajibkan. Seperti hadits Rasulullah SAW Menuntut ilmu itu amat diwajibkan bagi setiap orang islam (H.R Ahmad).

Muadz bin Jabar ra pun menuturkan, Tuntutlah ilmu karena menuntut ilmu itu khasyah (indikator rasa takut kepada Allah), mencarinya adalah ibadah, mempelajarinya adalah tasbih, mengkajinya adalah jihad, mengajarkannya kepada orang yang tidak tahu adalah sedekah, dan memobilisasinya kepada yang berhak adalah qurbah (ibadah pendekatan kepada Allah). Dialah penghibur dikala gelisah dan teman dikala sendirian. (Mukhtashar Minhajul Qashidin)."

"Kak ilmu yang utama itu apa aja?" kata Teny, salah satu anak jalanan yang bisa dibilang pintar.

"Rasulullah bersabda, Ada tiga ilmu yang pokok, maka selainnya adalah fadhlun, yaitu ayat-ayat Al-Qur'an yang jelas dan tegas atau sunnah yang tegak nan lurus atau faraidl yang adil. (H.R Abu Dawud). Kamu mengerti Teny?" jawab Triss.

Teny mengangguk paham, tapi Jajang menggaruk tengkuknya tak paham. "Aku masih belum ngerti kak"

Triss tersenyum penuh arti "jadi tiga ilmu itu adalah, Ilmu tentang ayat-ayat Al-Qur'an yang muhkamah, Ilmu tentang sunah dan hadits yang tegak dan lurus, serta ilmu tentang tata pembagian warisan yang berkeadilan atau ilmu-ilmu yang tidak melampaui batas"

Setelah menjelaskan tentang ilmu, anak-anakpun pamit pulang. Tapi Triss masih harus berkemas diruangan ini, menyiapkan soal-soal ulangan, dan sebagainya.

"Triss?" Triss mendongakkan kepalanya ketika seseorang memanggilnya dengan suara berat.

"Azka? Ngapain? Gak kerja?" tanya Triss. Azka memang sudah bekerja disebuah perusahaan ternama, dan rencananya dia akan membuka klinis psikolog.

Azka hanya menggeleng sembari tersenyum.

---

"Cape ya, dari dulu kita main kejar-kejaran mulu" kata Azka sembari memberikan Triss Jus.

Medengar ucapan Azka,Triss mengernyit "Kejar-kejaran apaan? Orang dari tadi kita duduk"

"Mungkin kamu gak ngerasa, tapi aku udah lama main kejar-kejaran sama waktu. Rasanya tuh cape, intinya anna uhibuka fillah" (aku cinta kamu karena allah)

Triss hampir tersedak mendengarnya, dia menyimpan jusnya diatas meja. Sekarang mereka sedang makan direstauran. "Haba?" jantung Triss berdetak kencang "fillah?" (Haba= cinta, fillah= karena allah)

Azka mengeluarkan kotak kecil berwarna merah. Tersenyum tulus lantas membuka kotak itu. Triss tersenyum bahagia melihat isi kotak itu, dia fikir isinya adalah sebuah berlian, ternyata lebih berharga dari itu, isinya sebuah Al-Qur'an amat sangat kecil karena bisa disimpan ditempat cincin. Al-Qur'an dengan motif yang sangat Triss sukai. Ah Triss benar-benar bahagia.

"Ana uhibbuka fillah Triss" kata Azka mengulangi.

Triss menggenggam kotak berisi Al-Qur'an itu "Anna uhibuka fillah, Azka" tak disangka Triss meneteskan air mata.

Mencari Kiblat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang