Maaf palsu!

1.9K 165 6
                                    

chapter 19


Sepulang sekolah Triss tertidur dimeja belajarnya. Dia terbangun akibat deringan hpnya. Panggilan masuk dari nomor yang disembunyikan. Dengan gerakan yang masih lunglai, Triss mengangkatnya dan menempelkan hpjya ditelinga kirinya.

"Hmm Halo? Ini siapa ya?" Tanya Triss dengan suara yang masih serak.

"Ini Zena" bagaikan ada suara petir. Triss kaget bukan main. Dia diam menatap hpnya sekejap lalu menempelkannya lagi ditelinga.

"Triss gue minta maaf ya.. gue tau selama ini gue keterlaluan sama lo" terdengar suara tarikan nafas Zena "kalo lo mau maafin gue, kita mulai ini sama-sama. Dari awal lagi. Gue mohon.."

Triss masih tidak bergeming.

"Oke, gue tau lo pasti susah buat maafin gue! Tapi biarin gue buktiin malam ini ya Triss. Kalo lo maafin gue, jam delapan malam datang ke club biasa. Di bar yg biasa." Hening sejenak "yaudah. Gue tunggu ya. Bye Triss" lalu sambunganpun terputus.

Awalnya Triss hanya diam. Lama-lama setelah mencerna perkataan Zena, Triss bangkit dari duduknya, menatap cermin meyakinkan diri dari pantulan tubuhnya bahwa ini kenyataan. Zena meminta maaf.

Memang sulit. Triss mondar mandir meyakinkan hatinya. Gelisah bukan main. Dia sesekali menggigiy jempolnya saking bingung. Dan, sampai dikeputusan akhir. Dia menggapai handuk dan berlari bergegas mandi.

---

Tidak beda jauh dengan Triss. Azka setelah shalat Ashar tak sengaja tertidur akibat kelelahan. Disekolah tadi, dia rapat mengganti OSIS baru setelah itu bertanding basket dan berlatih untuk lomba futsal.

Memang, katanya setelah lebih dari jam tiga sore itu tidak boleh tidur. Karena bisa menyebabkan gila sesaat. Benar saja, Azka bangun menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 6 lebih sepuluh menit. Dia panik bukan main. Bergegas mandi dan memakai pakaian seragam sekolah. Menempelkan ranselnya disebelah pundak. Dan berlari kebawah.

Dibawah ada Nizam dan Abinya yang tengah mengaji. Azka mengernyit, dan Abi kaget.

"Mau kemana kamu Aka?" Tanya Abinya bingung.

"Mau sekolah lah bi. Aka udah telat. Duh mana gak shalat subuh lagi bi. Abi anterin Nizam ya" jawab Azka rempong sembari memasukan sepatunya.

"Astagfirullah Aka! Ini sudah maghrib! Kamu ngelindur? Makanya jangan tidur selepas ashar. Dibangunin malah nendang" jawab Abinya, lalu kembali membaca Al-qur'an. Sedangkan Nizam? Dia cekikian.

"Astagfirullah, inalillahi, allah huakbar, ya allah" ya begitulah Azka bila sudah tidak karuan. Efek gila sesaat :')

Azka melepaskan sepatunya, berlari menaiki tangga, masuk kamar banting pintu ganti baju. Wudhu, shalat dan mengaji. Selesai mengaji, adzan isa terdengar. Dan Abi, Azka, Nizam melaksanakan shalat berjamaah.

Selesai melaksanakan shalat berjamaah, mereka makan bersama. Masakan Azka. Iya, Azka memang pintar segalanya, termasuk memasak. Mereka terlalu larut dalam kebahagiaan. Bercanda, tertawa, dan menelpon umi yang ada di Bandung sana hingga jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan dan Azka masih belum menyadari misinya harus segera dilaksanakan.

---

Triss, Zena dan Justin kini sudah berada ditempat balapan liar setelah tadi berbincang-bincang di club. Mereka sudah tidak canggung. Sudah tertawa lepas malah.

"Mmm Triss lo masih ingetkan caranya balapan?" Tanya Zena terlihat hati-hati. "Gimana kalo lo balapan sekarang?"

"Lah? Gue kan pake motor." Memang tadi Triss menemui mereka memakai motor ninja berwarna merah miliknya. Ya, kendaraan nya serba merah.

Mencari Kiblat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang