Rencana Busuk?

1.7K 158 3
                                    

Sudah beberapa hari Triss mendiamkan dadynya. Baginya rumah sekarang menjadi neraka kedua-selain sekolah. Dia hanya keluar untuk pergi kesekolah, setelah pulang dia kembali mengurung diri dikamar. Bahkan untuk makanpun diantarkan oleh bi Inah.

Tok tok tok

Suara pintu kamar Triss diketuk. Dia hanya melirik pintu sekilas, lalu memalingkan wajahnya gusar. Tak lama suara pintu terdengar lagi.

"Triss, sayang maafin dady ya. Makan yu kebawah" rujuk Dady dibalik pintu.

Triss tidak bergeming.

"Triss ayo nanti kita jalan-jalan deh beli apapun sepuasnya ya?" Dady terus saja mengoceh urusan yang tidak penting menurut Triss.

"Pergi" tegas Triss "Triss benci dady!!" Setelah itu terdengar suara langkah kaki menjauh.

Triss menghela napas. Satu tetes air mata mendarat mulus dipipinya. Dia bangkit dan berjalan kebalkon kamarnya. Terduduk disana sembari menatap kerlipnya bintang. Tersenyum miris melihat cahaya bulan.

Triss kangen momy. Lirihnya pelan.

---

Malam ini Azka dan Nizam pergi kesebuah lestoran kaki lima untuk membeli bebek bakar. Abi mereka menyuruh membeli makanan diluar karena Uminya sedang tidak ada, menjenguk neneknya di Bandung.

"Kak, Izam pengen es klim" Nizam mengguncang kaki Azka yang tengah melamun. Azka terkesiap, dah hanya mengangguk.

"Pa bentar saya kedepan dulu" ujar Azka kepada penjual bebek bakar sambil berlalu dan menggenggam lengan Nizam.

Tidak butuh waktu lama untuk pergi ketempat jualan ice cream, karena bersebrangan dengan tempat bebek bakar. Azka memesan ice cream coklat untuk Nizam. Dia tidak berminat memakan ice cream. Pikirannya bercabang keseseorang. Triss. Iya, Azka memikirkan dia.

"Bener! Kita itu harus nyiapin rencana buat si Triss! Biar tahu rasa tuh dia!"

Azka terkesiap mendengar seseorang berbicara seperti itu. Dilihatnya dikursi dekat dengan dia berdiri ada 2 orang yang sedang membelakanginya. Satu perempuan dan satu laki-laki. Azka mendekat sambil menutup wajahnya dengan menu ice cream. Menyuruh Nizam diam sebentar.

Lima menit Azka mendengarkan mereka bicara, dan pembicaraan itu membuat dirinya marah. Mereka yang tengah mengobrol merencanakan sesuatu yang busuk untuk Triss. Azka mengepalkan tangannya menahan amarah. Menu ice cream yang dia pakai untuk menutup wajah dibuang sembarangan. Baru satu langkah Azka ingin menghampiri mereka, namun tangan Nizam menggenggam tangan Azka erat. Azka diam mendengar kata terakhir yang diucapkan mereka 'besok jam 8 malam'.

"Kak Aka! Liatin apa sih! Pulang yuk bebeknya nanti gosong loh ditinggalin" ujar Nizam. Azka hanya menoleh sekejap. Lalu berbalik menuju tempat bebek bakar. Sedangkan Nizam membuntuti Azka dari belakang.

Satu harapan Azka saat ini semoga Triss baik-baik saja.

---

"Mas kita jalan-jalan yuk besok. Pengen ke pantai mas" ujar Nisa, selingkuhannya Dady.

"Kenapa sayang? Ko pengen kepantai?" Ujar Dady sembari menggenggam tangan Nisa. Sekarang mereka tengah berada di mall yang ada disalah satu kota Surabaya. Dady tengah menemani Nisa berbelanja perlengkapan kosmetiknya. Tentu saja dady yang membayar.

"Pengen aja mas, sumpek butuh refreshing" ujar Nisa sembari menempelkan kepalanya di pundak dady dengan manja.

"Yaudah, besok kita kepantai" ujar dady.

"Yey! Eh tapi mas.." raut wajah Nisa tiba-tiba saja buram.

"Kenapa sayang?"

"Aku gak punya baju mas. Masa itu-itu mulu, kan malu" [dasar Nisa matre!]

"Yaudah yuk kita beli baju"

Dan semalaman penuh dady dan Nisa pergi berbelanja. Yah sebenarnya berbelanja sesuatu yang tidak penting. Namun, dady tidak tega menolak kemauan Nisa, selingkuhan yang dikasihinya.

---

Assalamualaikum.
Part ini emang pendek dan ngebosenin. Bingung soalnya_-
Kritik dan sarannya dong!

Tinggalkan jejak ya.





Mencari Kiblat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang