Belajar Agama

1.6K 149 5
                                    



Setiap hari, jam tiga pagi, Azka selalu mengajarkan Triss ilmu agama di Mesjid terdekat rumah Triss. Tidak ada waktu lagi selain jam tiga pagi. Pasalnya mereka akan menghadapi UN sebentar lagi, jadi jika pagi sampai sore adalah waktu sekolah, malam itu untuk istirahat dan jam tiga pagi sampai subuh itu waktunya mempelajari agama. Seperti shalat tahajud, i'tikaf, mengaji, bershalawat.

Hari ini Azka mengenakan koko berwarna biru tua, sarung hitam, peci hitam, dan sorban yang disimpan dipundak sebelah kanan bermotifkan kotak-kotak biru dan putih. Sedangkan Triss hanya menggunakan dress panjang berwarna biru langit-ya walaupun belum berhijab tapi dia selalu menggunakan pakaian panjang- dan menjingjing tas yang berisi mukena berwarna putih bersih.

Sesampainya disana, Azka langsung melaksanakan shalat tahiyatul mesjid dan shalat tahajud. Setelah itu mengetes hapalan Triss tentang bacaan shalat. Dan ternyata tidak butuh waktu lama Triss menghapalnya. Setelah itu Triss lah yang melaksanakan shalat tahiyatul masjid dan shalat tahajud.

Untuk beberapa saat mesjid ini menjadi lengang, sebelum akhirnya Triss selesai melaksanakan shalat dan berdiri, menghampiri dan membawa Iqra yang ada dirak buku mesjid itu.

Walaupun Triss belum bisa membaca Al-Qur'an, dia tidak pernah putus asa. Cita-citanya ingin membacakan ayat suci Al-Qur'an semerdu Azka membacakannya dulu-diperlombaan itu.

"Udah Iqra enam ya? Bentar lagi ke Al-Qur'an" Ujar Azka disela bacaan Iqra Triss, sedangkan Triss hanya mengangguk dan langsung meneruskan bacaannya.

---

Shalat subuh berjamaah sudah selesai sejak sepuluh menit yang lalu, kini Azka dan Triss baru saja keluar dari mesjid. Sekarang hari minggu, jadi mereka agak santai. Setelah berjalan, tiba-tiba Azka memberhentikan langkahnya sendiri.

"Kenapa?" tanya Triss heran.

"Ikut yuk, jam segini hawanya sejuk diem dibawah pohon dibukit belakang masjid ini"

"Emang ada bukit? Kok aku gak tau ya? Yaudah deh yuk!" ujar Triss sembari berjalan.

"Cie sekarang bahasanya aku kamu. Gak geli?" tanya Azka sembari tertawa lepas. Sedangkan Triss hanya mengerucutkan bibirnya.

Sesampainya di bukit itu-tempatnya tidak setinggi bukit, tapi Azka selalu menyebutnya bukit- mereka duduk dibawah pohon yang Azka maksud. Triss tidak tahu itu pohon apa, yang jelas sangat besar dan sagat sejuk berada dibawahnya.

"Jam segini itu indah kalau liat semburatnya"

"Semburat matahari? Warna putih ke kuning-kuningan ya?" tanya Triss dengan pandangan kedepan. Dia takjub dengan pemandangan ini, terhampar rerumputan hijau dan bunga-bunga.

"Liat tuh semburatnya udah ada! Bagus banget! Kenapa baru ngajak kesini sekarang?" Triss berteriak sembari melocat-loncat seperti anak kecil. Yang seperti itu membuat Azka geli sendiri, tanpa disadarinya di tersenyum.

"Diem ah cerewet" ujar Azka pura-pura risih. Tapi sepertinya Triss menganggapnya serius, dia kembali terduduk. Menatap Azka dengan tatapan tajam lalu mengalihkan lagi kedepan dengan tatapan berbinar.

Lalu Azka bangkit, memetik salah satu bunga liar yang berwarna kuning disana.

"Nih" Azka menyodorkan bunga itu kearah Triss, tentu saja Triss gelagapan sendiri. Tapi setelah itu dia membawa bunga yang ada ditangan Azka dan tersenyum.

Triss menghirup bunga itu, harum. Memandangnya lekat, indah. Sedangkan Azka membawa sorban yang ada dipundaknya, dan melipatnya menjadi seperti kerudung segi tiga. Lalu dia memakaikannya kekepala Triss. Pandangan mereka sempat beradu, tapi kali ini Triss yang mengalihkan pandangannya, dia tertunduk malu.

Azka masih merapikan beberapa helai rambut yang masih tak tertutup sorban dikepala Triss. Sedangkan Triss masih bungkam.

"Kamu cantik" ujar Azka sembari berdiri dan berlalu.


*

Assalamualaikum. sebelumnya terimakasih bagi kalian yang setia menunggu cerita ini dipublikasikan. maaf saya baru punya kesempatan buat nulis lagi. ini juga saya sedang melaksanakan UAS.

jangan lupa voment ya^^

Mencari Kiblat HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang