Again

1K 66 10
                                    

D-4 Hari Lomba

Pagi ini aku diantar mas Rian ke sekolah. Karena dia punya waktu senggang saat di Jakarta, jadi aku pikir kenapa tidak memanfaatkan waktu ini, hehe.

"Nanti mau mas jemput gak?" Tanya mas Rian saat aku turun dari motor.

"Hm, liat nanti ya mas. Nanti Val telepon kalau minta jemput" Aku pun berpamitan dengannya dan langsung berjalan menuju kelas.

Setiba di kelas, aku melihat Airin sedang membaca buku, tumben sekali ia baca buku. Aku jadi penasaran buku apa yang bisa mengambil perhatiannya.

"Kau sedang membaca apa?" Tanyaku sembari menaruh tas.

"Pak Erik memberiku buku ini" Ia menunjukkan cover buku.

"Really? Sherlock Holmes with english version? Apa kau bisa membacanya?" Aku sedikit terkejut melihatnya.

Bagaimana tidak, setahuku Sherlock Holmes itu ceritanya sangat berat, ditambah memakai bahasa Inggris kalau aku sih udah nyerah duluan baca kata pengantarnya.

Tapi tidak bagi Airin, ia sangat menikmati setiap huruf dalam buku tersebut. Ku akui memang bahasa Inggrisnya di atas rata - rata. Apalagi itu buku pemberian pak Erik, pantas saja Airin makin semangat membaca.

Hari ini sangat membosankan. Karena para guru sedang rapat, jadi banyak jam pelajaran yang kosong. Teman - temanku juga sibuk masing - masing, ditambah para lelaki yang senang sekali membuat keributan. Aku mau belajar untuk persiapan lomba pun jadi tidak bisa.

Aku coba membuka handphoneku dan ingin mengirim pesan kepada pak Albert, tapi pesan apa yang harus ku kirim. Berkali - kali ku ketik, berkali - kali juga ku hapus, hm.

Ting.

Kamu dimana?

Aku sedikit menjauhi ponselku saat pak Albert mengirimku pesan. Ini menjadi bukti yang ke sekian kalinya kalau dia memang bisa baca pikiran.

Di kelas, memangnya mau di mana lagi?

Jawabku yang tidak berapa lama kemudian, ia membalas pesanku lagi.

Ke ruang guru bawah sekarang ya.

Aku pun bergegas ke ruang guru bawah dengan wajah yang sebut saja sangat gembira. Karena aku merindukanmu Alifar, haha.

Sesampainya di ruang guru bawah, ramai sekali disini. Aku pikir sepi, tetapi banyak guru yang sedang sibuk atau ada juga yang sedang mengobrol.
Setelah memberi salam, aku masuk dan menghampiri meja pak Albert.

"Val, sini mendekatlah" Ia menyuruhku menunduk, sepertinya sangat rahasia sekali.

"Nanti kamu pulangnya belakangan aja ya sama saya, tapi tunggu sekolah sepi. Kamu tunggu saya di parkiran mobil, ya?" Ia berbisik sambil memerhatikan sekitar.

Aku mengangguk mengerti, tapi kenapa harus tunggu sekolah sepi? Akankah menjadi buruk jika ada orang yang melihat kami?

"Baik pak" Jawabku singkat dan langsung pergi ke kelas. Ini namanya mengerjaiku. Apa - apaan, aku disuruh menemuinya hanya untuk membicarakan ini? Kan bisa di telepon atau mengirim pesan saja.

*

"Ginny, kamu tidak pulang?" Tanya Aurel dari ambang pintu yang melihatku masih duduk sedangkan kelas sudah sepi.

"Kau duluan saja rel" ucapku.

Setelah Aurel pergi, sekarang aku hanya sendiri di kelas. Aku keluar kelas dan mencoba melihat sekitar. Setelah memastikan sekolah sudah sepi, aku berjalan menuju parkiran mobil, dan hanya tinggal mobil pak Albert yang tersisa.

Immarginny Valerie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang