Immarginny Valerieㅡ END

467 36 10
                                    

WARNING : DIANJURKAN BACA DI MALAM HARI (BIAR GREGET/?)

-----------

Pak Albert menepati janjinya, ia menjemput keluarga ku di rumah untuk makan malam bersama merayakan kelulusanku.

Aku, mama, dan papa ikut di mobil pak Albert, sementara mas Rian menunggangi motor kawahsakinya. Mungkin ia gengsi, pikirku.

Aku menggunakan dress putih selutut dan blazer yang tersampir di bahuku hanya sekedar menutupi dinginnya udara malam ini. Rambutku terurai rapih se pundak.

Ketika di mobil, aku pikir akan terjadi keheningan karena canggung antara keluargaku dan pak Albert, namun justru sebaliknya.

"Udah siap pak, bu?" Tanya pak Albert kepada mama dan papa yang duduk di belakang. Sementara aku di samping pak Albert.

"Masih aja panggil pak, bu. Kamu kan sekarang udah bukan lagi murid saya" Jawab papa.

"Panggil aja om-tante, mengingat kamu gurunya Valerie" lanjutnya.

"Tapi sekarang, pak Albert lagi gak jadi guru Valerie pah, sekarang kan dia lagi menyetir, berarti pak Albert lagi jadi... " potongku, terkekeh.

"Supir?" Pak Albert melirikku tajam dan aku hanya bisa tertawa sembari membuang muka.

"Heh, ngarang aja kamu Val. Gak sopan tau!" Omel mama.

"Val lihat mama!" Aku menoleh ke mama yang berada di belakang jok pak Albert.

"Hari ini dan seterusnya hingga waktunya, Alif akan jadi calon menantu mama sama papa. Setelah itu baru deh benar - benar jadi menantu" Jelasnya membuat aku tercengang.

Kemudian aku membetulkan posisi duduk-ku dan terdiam sejenak. Melirik ke pak Albert, rupanya ia sedang tersenyum mendengar pernyataan mama.

Tidak lama kemudian, mobil ini berhenti melaju di tempat sepertinya tidak asing bagiku.

"Alhamdulillah, udah sampai om-tante"
Pak Albert mematikan mesin mobilnya ketika sudah memarkirkan mobil.

Aku melihat ke sekitar, benar dugaanku. Ini tempat pernikahan bu Fiska dan kak Andru setahun yang lalu. Tapi Kenapa pak Albert memilih tempat ini sebagai tempat makan malam kami?

"Kamu tidak turun Val?" Tanyanya menyadarkan lamunanku.

"E-eh? Iya ini mau turun".

Mama dan Papa jalan duluan seperti menikmati kembali masa muda mereka. Di belakangnya ada Mas Rian yang sibuk dengan handphonenya.

Aku menunggu pak Albert mengunci mobil Rangeovernya yang aku yakini akan sangat rugi bila hilang atau di curi.

Aku berjalan berdampingan dengan pak Albert, aku masih heran kenapa harus di tempat ini? Tapi jujur saja, aku menyukai pemandangan di sini.

"Kenapa Val, kok kamu diam saja"

"Ah-tidak, saya cuma lagi mikir aja kenapa bapak ajak saya dan keluarga ke tempat ini?"

"Kamu masih ingat tempat ini toh, haha"

"Gini Val, saya mau kenangan buruk saya di masa lalu tergantikan sama kenangan indah saya sama kamu."

"Dulu lagu Always Be My baby kalau saya dengar, saya teringat Fiska. Tapi sekarang saya mengingat kamu saat saya mendengar lagu itu. Saya juga mau kalau suatu saat nanti saya ke tempat ini dalam hal kerjaan atau lainnya, yang saya ingat itu kamu bukan Fiska". Jelasnya sembari berjalan hingga kami tiba di meja.

Aku benar - benar tersentuh, aku sangat beruntung mencintai dan dicintai pak Albert. Ia sungguh romantis, ia berbeda dari laki - laki yang biasanya ku temukan.

Immarginny Valerie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang