Gossip

1K 60 13
                                    

D-3 Hari Lomba

Sepertinya hari ini para siswi di sekolahku sedang mendapatkan gossip besar. Setiap aku berjalan ada saja sekerumpunan anak cewe yang sedang bergosip.

Bahkan mereka tidak mengenal waktu, ini masih pagi loh, belum juga jam pertama dimulai, tapi kicau - kicauan mereka sudah menganggu telingaku.

Sesungguhnya aku tidak tertarik dengan apa yang mereka bicarakan, anak perempuan di kelasku pun sepertinya sama denganku, cuek dan tidak perduli dengan hot news hari ini.

Aku juga melihat beberapa siswi dari kelas lain menangis sangat kencang. Ada apa dengan mereka semua? Guru - guru pun tidak ada yang respon dengan keadaan sekarang.

Kurasa hanya kelasku saja yang sangat damai, tidak ada jam pelajaran kosong hingga istirahat pertama. Setelah ini pelajaran pak Albert dan aku sudah siap untuk simulasi sebelum lomba nanti.

"Aku pusing sekali mendengar anak perempuan di mana - mana begosip." Keluh Airin saat kami bertujuh berjalan mengarah ke kantin.

Tidak ada diantara kami yang kepo dan berniat untuk menanyakan ada apa hari ini yang membuat gempar satu sekolahan.

"Wah, bahkan kaka kelas disana juga ikutan menangis." Ujar Kirana yang melihat kaka kelas yang notabennya dia memakai celana gitu loh dan dia ikutan bergosip sambil menampilkan wajah kecewanya.

Saat kami tiba di kantin, suasana sangat kacau, sampai - sampai kami berbicara satu sama lain harus setengah berteriak walaupun dengan jarak yang dekat.

Sesudah kami mendapatkan makanan dan minuman dengan susah payah, kami pun kembali ke kelas dan menjalankan ritual kita yaitu makan bersama di satu meja haha.

"Yuhuu! Pak Albert tidak datang hari ini" Seru seorang siswa dikelasku.

"Akhirnya ada juga jam kosong."

"Bagaimana kalau kita bermain DOTA saja?"

"Setuju. Ayo! Ayo!"

Aku menghentikan sebentar aktifitasku dan mengecek ponsel, tetapi nihil aku tidak mendapati apa - apa di sana. Aku juga berlebihan, mana mungkin pak Albert akan izin padaku kalau ia tidak masuk? Memangnya aku siapanya?.

"Ada apa?" Tanya Aurel membuatku gelagapan. Aku kembali memasukkan ponselku dan melanjutkan makan siangku.

"Tidak, tumben sekali dia tidak masuk." Jawabku.

"Itu adalah hal yang paling bagus di hari ini, wah betapa senangnya aku tidak perlu melihat mukanya" Aurel memasang wajah leganya dengan sebuah sumringah.

"Bagaimana bisa menjadi hal yang paling bagus? Aku sudah capai - capai menghafal apa yang sudah ia suruh, dan sekarang ia beraninya tidak masuk!?" Sahut Airin dengan raut wajah yang keterbalikan dengan Aurel.

"Memangnya kau tahu dari siapa, kalau pak Albert hari ini tidak masuk? Apa dia memberi tugas?" Teriakku kepada anak laki yang sedang serunya bermain.

"Tidak tahu, tadi banyak yang bilang di koridor" Jawabnya acuh.

"Hmm, kurasa kau harus ikut bergabung Gin dengan para penggosip, jangan - jangan mereka sedang menggosipkan pak Albert" Ucap Lika.

Perasaanku mulai tidak enak. Nafsu makanku pun sudah menghilang entah sejak kapan. Apa yang terjadi sebenarnya.

Aku bangkit dari tempat duduk-ku. Aku merapihkan makananku yang masih tersisa dan memasukkannya ke dalam tas. Setelah aku menenggak air, aku bergegas berjalan menuju ruang guru di mana pak Albert seharusnya ada di sana.

Immarginny Valerie.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang