"Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Mohon maaf kepada bapak dan ibu guru yang sedang mengajar. Saya selaku Ketua OSIS ingin memberi tahu kepada seluruh pengurus OSIS dan para MPK, setelah pulang sekolah nanti harap berkumpul di aula karena ada pengarahan untuk LDKS. Atas perhatiannya, saya ucapkan terima kasih. Wassalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh"
Setelah pidato panjang terdengar di speaker kelas yang menganggu pelajaran itu, aku menghempaskan tubuhku ke meja.
Rasanya lelah sekali bila harus pulang terlambat ke rumah. Apa ini tuntutan sebagai pengurus OSIS? Pulang terlambat, menghabiskan waktu libur dan istirahat dengan setumpuk pekerjaan, izin saat pelajaran berlangsung.
Entah mengapa, dengan segala kerugian yang kudapat. Aku tidak pernah menyesal bergabung dengan Organisasi Sekolah ini. Aku mempunyai teman baru, pengalaman baru, dan tentunya menjadi lebih eksis.
Aku tidak ingin munafik, sebagian besar siswa menjadi pengurus OSIS karena ingin tenar di sekolah.
"Ginny, tunggu!" Panggil Alia sambil merapihkan tas dan meneriakki-ku yang berjalan melewati halaman depan kelasnya.
Alia adalah teman dekatku di pengurus OSIS selain Ilham. Dan kami selalu bertiga jika sedang berkumpul dengan para pengurus lainnya.
"Dimana Ilham?" Tanyanya padaku.
"Tadi, ada di belakang-ku" Jawabku sambil mencari - cari keberadaan Ilham. "Kalian mencariku?" Suara seseorang lelaki itu terdengar sangat dekat. "Dari mana saja ham?" Tanya Alia. "Ah, tadi rapih - rapih buku dulu, ayo ke aula!" Ajaknya dengan sedikit semangat.Saat tiba di aula. Pembina OSIS sudah duduk rapih di bangku bewarna biru di belakang meja bertaplak krem. Pak Albert ada disana. Nomor dua dari kiri. Aku tidak percaya, apa yang sedang ia lakukan disini.
Saat para Pembina sedang memberi pengarahan, aku terus saja menatap Pak Albert. Terkadang aku mengalihkan pandanganku saat ia menatap-ku tajam. Matanya seperti Elang yang menusuk tubuhku hingga mampu membuatku tidak berkutik.
"Ya, jadi kegiatan LDKS OSIS ini akan diadakan hanya sehari pada hari Sabtu, 16 Agustus 2014 yang berarti lusa" Jelas panjang Bu Frida yang menjadi pembina OSIS juga. Ia juga menjelaskan apa saja yang perlu dibawa saat kegiatan ini berlangsung.
Saat ini giliran Pak Albert yang berbicara. "Ya jadi, saya ingin kalian bercerita di sebuah kertas folio minimal 1 lembar. Kenapa kalian ingin menjadi pengurus OSIS dan kenapa kalian harus jadi pengurus OSIS. Itu dikumpulkan besok sebelum jam 11 siang". Sangatlah jelas apa yang Pak Albert katakan. Aku mengerti sekarang, ia adalah pembina OSIS yang baru makanya ia ada di ruangan ini.
***
Sabtu, 16 Agustus 2014
05.00 am
Aku sudah siap dengan segala perlengkapan. Aku membawa tas ransel putihku yang bertuliskan Taylor Swift. Walau sarapanku hanya satu potong roti dan segelas susu itu sudah membuatku kenyang dan langsung saja aku berangkat dengan mobil mama ke sekolah.Ini terlalu pagi bagiku, sekolah sangat gelap dan sepi. Cuaca sangat dingin hari ini karena hujan semalaman. Tidak berapa lama kemudian teman - teman ku yang lain berdatangan kompak memakai baju hitam sesuai perintah Bu Frida.
Saat semua sudah berkumpul, acara pembukaan langsung saja dimulai. Seperti pada umumnya, pidato yang diwakilkan oleh ketua panitia acara sampai pesan - pesan dari kepala sekolah.
Lalu, kita memulai kegiatan pertama yaitu sarapan bersama dengan bekal masing - masing. Untuk melatih kekompakkan, makanan kami saling tukar dengan yang lain.
"Setelah ini, akan dibagikan kelompok. Setiap kelompok harus memiliki ketua dan sudah kami tentukan siapa ketuanya. Nanti, kelompok pertama akan ke games yang pertama setelah selesai lanjut ke games kedua. Begitu pun kelompok selanjutnya, kelompok dua mulai dari games ke dua dan kelompok ke tiga akan mulai di game ke tiga. Berikut nama kelompoknya.."

KAMU SEDANG MEMBACA
Immarginny Valerie.
أدب المراهقينAku hanyalah seorang siswi biasa yang tidak ada bedanya dengan siswi - siswi lain di sekolahku. Hidupku seperti di cerita fiksi ketika aku bertemu dengan guru bahasa Prancis yang menjadi satu idola di sekolahanku. Mungkin, murid yang lain tidak pern...