Chapter 3

538 33 0
                                    

Susan POV

Didalam kamar, aku langsung menghempaskan tubuhku ke atas kasur setelah mengganti pakaian.

Mataku menerawang kedalam kejadian sore itu. Tak ku sangka kalau aku akan bertemu mereka. Pertemuan itu pun disaat yang tak terduga.

Kemudian aku kembali teringat dengan benda yang mirip seperti Gameboy, tapi kegunaan dari benda itu bukan untuk bermain game, benda itu digunakan untuk berkomunikasi dengan mereka. Jazz memberikannya kepadaku jika aku mendapatkan gangguan dari Robot-robot itu.

Sebenarnya aku tak butuh benda ini, karena aku merasa kalau aku akan aman-aman saja.

Toh, yang dicari oleh robot jahat itu kan mereka, bukan aku. Lagi pula mereka memiliki senjata-senjata canggih dan mampu digunakan untuk melawan robot-robot itu. Sedangkan aku, aku mah apa atuh... aku hanya wanita biasa dan menjalani hidupku dengan biasa-biasa saja.

Tiba-tiba listrik padam. Padahal aku baru saja bayar tagihan listrik kemarin. Aku menyalakan senter hp-ku. Aku mengintip dari balik jendela. Rumah yang lain juga terlihat gelap. Mungkin ada pemadaman listrik untuk sementara.

Namun, mataku menangkap sesuatu kejanggalan di seberang jalan. Dari kegelapan, ada seseorang yang berjalan kearah rumahku. Aku memicingkan mataku agar bisa melihat lebih jelas. Ada dua cahaya berwarna merah yang sejajar menyerupai mata. Tunggu... dua cahaya merah yang menyerupai mata? Atau jangan-jangan.... robot jahat itu?!!

Dia menembakan semacam peluru laser ke pintu gerbang yang sudah ku gembok. Sekarang dia sudah berada di halaman rumahku, kini terlihat jelas wujudnya. Aku pun bergegas mencari benda yang diberikan Jazz untuk memanggilnya kesini.

Tapi, karena gelap dan aku hanya bermodalkan cahaya dari senter hpku yang tidak seterang senter, Aku sempat kelabakan mencari benda tersebut.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu, aku hampir panik, tapi aku tetap mencoba untuk tenang.

Suara ketukan itu berubah menjadi suara dentuman. Seperti suara benda yang jatuh, atau jangan-jangan dia merusak pintu, dan berhasil masuk?!!

Keterlaluan! Tak ada yang boleh merusak propertiku!

Akhirnya benda itu ku temukan. Aku mengunci pintu kamarku, lalu aku bergegas masuk kedalam lemari untuk bersembunyi.

"Ukh, bagaimana menyalakan benda ini?" Gumamku kebingungan.

Waktu Jazz memberikan benda ini, dia tidak memberi tau bagaimana cara menyalakanya. Akhirnya benda itu pun menyala ketika ku tekan semua tombolnya. Dari seberang terdengar suara khas milik Jazz.

"Mereka menemukanmu Susan?" Tanyanya.

"Benar Jazz. Cepat datanglah! Aku sedang bersembunyi didalam lemariku. Dia... dia sudah memasuki rumahku!" Jawabku dengan rasa takut dan cemas yang luar biasa.

"Baik, bertahanlah Susan! Aku akan datang."

Begitu cemasnya aku sampai aku dapat mendengar detak jantungku sendiri. Aku hanya berharap agar dia cepat sampai kesini. Kamarku berada dilantai 2, Pasti dia tengah memeriksa setiap ruangan di penjuru rumahku.

Suara langkah kaki yang menaiki tangga pun terdengar, tapi tidak seperti langkah kaki orang-orang pada umumnya. Kemudian suara langkah kaki itu terhenti. Sepertinya dia sudah berada didepan pintu kamarku. Aku mulai gelisah, bahkan aku merasakan kakiku yang gemetaran.

Tapi, tiba-tiba muncul suara gaduh diluar kamarku. Aku mengintip dibalik pintu lemari.

Pintu kamarku masih utuh.

Lalu seseorang mengetuk pintu tersebut.

"Susan, buka pintunya! Sekarang sudah aman." Ucap Jazz dari balik pintu itu.

Aku pun keluar dari tempat persembunyianku. Tapi aku masih tak percaya jika itu benar-benar Jazz. Mungkin saja dia menyamarkan suaranya dan menyamakan suara Jazz. Dengan hati-hati aku mendekati pintu kamarku, lalu kuputar kunci itu, tanganku menekan gagang pintu kebawah.

Pada akhirnya aku dapat bernapas dengan lega ketika aku mendapati sosok Jazz yang berdiri tepat didepan pintu dengan senyuman yang menghiasi wajahnya. Dibelakangnya aku dapat melihat tubuh robot itu telah rusak dan berasap.

"Ukh, Jazz, aku... aku benar-benar bahagia dapat melihatmu lagi." Ungkapku dengan bahagia, bahkan hampir terisak.

Jazz pun meletakkan telapak tangannya dipipiku.

"hh.. ya ampun, Susan kau tak perlu se-takut itu. Lagipula ada aku sekarang, aku akan selalu melindungimu, Karena aku lah yang membuatmu jadi terlibat dengan semua ini. Kau adalah tanggung jawabku sekarang." Ucapnya.

Seseorang pun muncul dari arah belakang Jazz. Tapi dia sepertinya belum pernah kulihat sebelumnya, atau dia teman Jazz yang lain? Entahlah. Tapi dia nampak cuek dan dingin.

Orang itu memiliki tinggi badan yang lebih tinggi dariku dan Jazz. Jika ku perkirakan tinggi ku hanya mencapai bahunya. Kulitnya bahkan lebih putih ketimbang Jazz. Rambutnya panjang se-bahu. Dia pun juga mengenakan kaca mata hitam, dan style-nya cukup menarik.

"Oh, iya, Susan perkenalkan, dia adalah Soundwave." Ucap Jazz memperkenalkannya kepadaku.

Orang bernama Soundwave itu pun tersenyum, bahkan dia memberikan hormat padaku layaknya seorang Ksatria. Dia sopan sekali. Aku pun hanya bisa terpaku menatapnya. Ukh, entah kenapa akhir-akhir ini aku selalu dipertemukan dengan banyak Cogan (cowo ganteng), bisa-bisa aku kena penyakit jantung.

"Soundwave, apakah kau sudah memberi tau Optimus untuk membawa Susan bersama kita?" Tanya Jazz kepada Soundwave.

"Aku sudah mengkonfirmasikan hal tersebut kepadanya. Dan dia menyetujui hal itu,
Demi kepentingan dan keselamatan para manusia yang lainnya." Jawabnya.

Aku yang berada disini jadi ikut mendengar obrolan mereka, otomatis aku mendengar dengan jelas perkataan mereka. Bahkan aku kembali dibuat penasaran dengan seseorang bernama Optimus.

"Lalu, apa maksud kalian ingin membawaku. Dan... siapa itu Optimus? Apa dia ketua kalian?" Tanpa sadar pertanyaan itu lepas begitu saja dari mulutku.

Jazz menjawab pertanyaanku dengan sebuah anggukan.

"Lebih tepatnya lagi, untuk sementara kau akan di pindahkan ke tempat yang aman." Jelas Soundwave.

"Tunggu sebentar, jadi aku harus meninggalkan rumah ini?" Tanyaku penuh keraguan.

Masalahnya rumah ini sangat berharga bagiku, rumah ini satu-satunya yang kumiliki setelah kedua orang tuaku meninggal.

"Lebih tepatnya begitu. Karena musuh sudah mengetahui keberadaan rumahmu. Mau tak mau kau harus pindah ketempat lain." Jelas Soundwave lebih detail.

"Lagi pula hanya sementara kok. Sampai semua ini benar-benar berakhir." tambah Jazz.

Setelah aku berpikir panjang, akhirnya aku memutuskan untuk mengikuti mereka.

"Tapi, besok aku harus kembali lagi kesini untuk memanggil jasa perbaikan, gara-gara Robot sinting itu merusak gerbang dan pintu rumahku!"

****

TRANSFORMERS PRIME : In Human FormTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang