Need Help

249 53 19
                                    

*Vote dulu baru baca*
















Namun tidak peduli sekeras apapun jeritan dan teriakanku, tidak ada yang bisa dengar jika kau histeris di bawah permukaan air.

- Lutfia Ihwani Umar





















Rechap :

Ketakutan menggerogotiku.

Kukeluarkan semua tenagaku hanya untuk berkuat. Cincin - cincin gorden bergemincing setiap kali peganganku menguat dan aku hanya bisa berdoa dalam hati memohon agar cincinnya tidak lepas.

Ketakutan-ku bertambah, cincin gorden tempatku berkuat bisa patah saat itu juga. Aku tidak bisa bertahan lebih lama lagi dalam kondisi seperti ini.

>>>>><<<<<

Tubuhku berjuang sekuat tenaga keluar dari bath tub.

Gorden shower tidak akan bertahan lama jika kutarik terus seperti ini hingga dengan satu sentakan kuat, kuseret tubuhku keluar dari bath tub bersamaan dengan robeknya gorden shower.

Bbbukk  !!!

Waktu rasanya berhenti saat pipi lebamku menghantam lantai lebih dulu.

Hh, Tuhan bantu aku melewati ini.

Ngilu menyerang rahang kananku. Sakitnya terus menusuk sementara pipi kananku kaku seolah kulitnya sudah mati.

Kedua kakiku diatas. Masih tersangkut di bak bath tub dengan kondisi sebagian tubuh; dadaku sudah jatuh menempel lantai.

Kuseret diriku merangkak maju menjauh.

Butuh pengorbanan pada gerakan merangkak pertama.

Bisa kurasakan dan bisa kudengar pasti suara retakan tulangku yang bergoyang ketika melakukan rangkakan pertama.

Hal itu mengingatkanku bahwa mungkin memang seperti itu rasanya seorang bayi ketika melakukan rangkakkan pertama mereka.

>>>>><<<<<

Kedua kakiku sudah turun di lantai setelah merangkak sekitar tiga kali ke depan.

Aku terbaring terlungkup tidak berguna.
Tubuhku meraung kesakitan diatas lantai marmer kamar mandi yang dingin.

Tanganku melayang di rahang kanan menahan sakit, berdoa agar lebam di pipiku tidak bertambah biru.

Bagaimana tidak? PIPIKU YANG SUDAH LEBAM JATUH DULUAN KENA LANTAI!!

Kukira hanya itu saja, tapi kemudian ada bunyi bergemincing besi.

Crii-Criing!!!

Dan saat itu juga tanpa menoleh aku tahu besi panjang tempat digantungnya cincin - cincin gorden patah.

Ketika aku menoleh untuk memastikan, benar saja. Besinya jatuh meluncur ke bath tub dan semua peralatan mandi berantakan disana-sini.

Tanganku yang lain menyerbu sobekan gorden shower disamping dan menutupi tubuhku yang basah, telanjang tanpa sebenangpun tepat waktu saat pintu kamar mandi yang ku kunci di dobrak masuk oleh seseorang.

Ppraaak!

Matanya membesar panik melihatku kesakitan tidak berdaya terbaring telungkup di lantai kamar mandi yang dingin dengan tubuh basah telanjang, abstrak hanya di tutupi kain gorden shower.

The Author #Wattys2016Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang