GOTCHA

4.2K 306 5
                                    

WARNING: ini ada part EN-CI nya ~~ jadi kalau mau baca ntar aja abis buka baju eh maksudku buka puasa~~ hoho. Part terpanjang (?)

Don't like don't read

*****

"Hiks... hiks..."

Eh?
Suara tangis?
Sehunpun membalik tubuhnya untuk melihat satu-satunya orang yang tengah bersama dirinya.

"Hiks... hun... sehun... jangan tinggalkan lulu...hiks"
Uh, luhan memandangnya dengan mata sayu seperti anak anjing yang akan di buang. Tidak. Ini pasti akal akalannya luhan. Tapi... kenapa jantungnya berdetak berkali lipat dari sebelumnya?

"Hun.... hunnie..."

Sehun masih memandang kosong wajah luhan. Bahkan saat luhan menampakkan seringai di beberapa detik, lelaki berwajah datar itupun tak menyadarinya.

"Hunnie tidak boleh tinggalkan lulu"

Dan dalam hitungan detik. Bibir merah manis itu kembali ditempelkan dengan bibir tipis milik sehun

Kau akan menjadi milikku oh sehun. Sekali lagi

*****

SEHUN POV

Harusnya jika hanya sekedar ciuman biasa aku bisa melepaskannya dengan mudah. Tinggal mendorong tubuh ringkih itu sekuat tenaga dan kau bisa terbebas dengan mudah. Berlari sejauh mungkin dan menyeting otak lambatku kalau hal ini hanya mimpi buruk, bukan, ini hanya ilusi - tidak nyata- atau apalah yang penting kejadian ini lenyap dari otakku.

Tapi.

Kenapa harus ada tapi!

Tubuh yang menghianati tuannya. Sial! Tangan yang seharusnya mendorong kuat lelaki didepanku malah melingkar erat di pinggang mungil pemuda itu yang terasa pas untuk di peluk. F*ck! Tangan ini malah semakin mempererat. Menarik lebih dalam bagian pinggang dan tengkuk lehernya. Menjadikan 'acara' ciuman ini semakin liar dan 'dalam'.

Bahkan, kaki yang sejak tadi di perintahkan untuk berlari dari tempat nista ini malah terpaku seperti ada lem super yang menahannya untuk melangkah.

'Eung... cpk... ngn'

Suara itu! Kenapa suara itu bagai alunan musik terindah di telingaku?! Aku jadi ingin semakin mendengarnya. Lebih lama. Lebih keras. Ow, dan rasa manis kenyal yang di rasakan bibirku ini, kenapa juga bagai candu yang jika semkin kuhisap semakin terasa manis dan memabukkan. Lagi... lagi... aku ingin lagi...

Duk duk duk

Terasa pukulan - pukulan kecil di dadaku. Dan detik itu juga aku baru menyadari kalau nafas rusa mungil ini telah ku hisap habis. Dengan sangat tidak rela aku melepaskan tautan kan. Hah? Apa? Kenapa juga aku tak rela???

"Haah... hah.. hun..hah"

Rintihnya membuat mataku reflek memandang wajahnya. Mata sayu, majah merah merona, bibir mengkilap karena saliva, oh shit! Aku mulai turn on. Bagaikan hipnotis. Mataku tak mau berkedip. Meski si pria itu -luhan- mulai membelai wajahku.

"Hun... hah"

Sial!

Aku tak tahan lagi!

Brak

Aku menderong tubuh mungil luhan ke arah pagar besi yang di gunakan untuk pembatas. Menatap nafsu mata rusa polos yang sudah tertutup oleh kabut nafsu. Semakin membuatku tertantang untuk membuatnya memohon. Memohon atas kuasaku.

love game!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang