new game

3.6K 300 23
                                    

"Memang siapa anak baru itu? Awas saja kalau dia tidak becus menari"

"Tenang saja hunnieku sayang. Dia sangat becus untuk perihal dance kita. Oh ya, dan namanya itu Luhan"

Prang

Seketika sendok yang di peganggnya terjatuh ke piring kacanya. Siapa dia bilang? Oh apa aku harus ke THT sekarang kurasa pendengaranku agak terganggu.

"Siapa kau bilang?"

"Luhan. Dia satu kelas denganmu. Dan aku sudah memberikan alamat rumahmua padanya. Ingat jam 3 sore. Dan kau tidak boleh terlambat. Okey?"

Lalu jongin pun meninggalkan teman 'kelewat putihnya' itu yang sedang termangu. Oh god. Tidak, tidak lagi. Dia belum bisa menghilangkan debaran aneh saat bertemu makhluk imut itu. Dan sekarang dia harus melatih tari berdua saja? BERDUA?!.

OOH... COBAAN MACAM APA LAGI INI?

******

Sehun's House

Sehun tampak gelisah di dalam rumahnya, tepatnya didalam kamar bernuansa putih bersih yang menjadi kamar tidurnya. Ini sudah yang ke sepuluh kalinya dia mengganti pakaian yang entah mengapa terasa kurang cocok untuk dipakainya. Padahal demi apapun ia sudah mengeluarkan hampir semua baju yang ada di lemari jumbonya hanya untuk dibuang di lantai karena terasa kurang pas. Oh tuang tampan, bahkan tanpa memakai apapun kau terlihat 'hot' di mata makhluk hawa dan adam sekalipun.

"ck, kenapa juga aku mesti repot begini" sesalnya saat ia sudah mulai sadar kalau apa yang di lakukannya cukup konyol. Kenapa hanya karena akan melatih seorang pria -tekankan PRIA- ia harus melakukan tingkah tak masuk akal seperti ini.

Akhirnya ia menyerah dan berjalan turun kearah dapur. Memerintahkan pelayan rumahnya untuk menyiapkan kue yang enak dan minuman menyegarkan untuk latihan nanti. Oh tuhan demi apa! Bahkan jongin pun yang sering berlatih seenak jidat gelapnya di rumah ini tidak pernah mendapat suguhan seperti ini. Paling-paling ia hanya mendapat segelas air putih jika ia tak lupa. Kalau tidak ya, ia harus berjalan sendiri dan merampok isi kulkas sehun seenaknya

'ting tong'

Ah, kurasa itu

Dengan melangkah cepat -sebenarnya lebih cocok dikatakan berlari- kearah pintu depan, Sehun dengan cekatan membuka pintunya dan menampakan wajah datar ala temboknya untuk menutupi 'semangat' di wajahnya.

"oh"

Wajah luhan tampak tesenyum lebar yang cute abis. Gila! Bolehkah ku menggigitnya? Sedikiiiiit saja? Ya?ya? .plak. duh Oh Sehun, kembalilah berpikir normal. Oke?

"jadi, apa aku boleh masuk?"

"kalau kau ingin diluar selamanya. Silahkan"

"kau tau, aku tak akan keberatan"

"ck, aku hanya bercanda. Masuklah"

Sehun segera meralat ucapannya, dan melangkah mundur untuk mempersilahkan luhan masuk kedalam rumahnya.

" -dan ku tau, kau tak akan tega" sambung luhan yang di hadiahi gerutuan oleh si pemilik rumah.

Luhan memasuki rumah itu dengan memandang sekeliling. Tapi, meskipun matanya meneliti setiap sudut rumah sehun namun kakinya melangkah kearah yang benar. Membuat Sehun mengernyit bingung. Kenapa dia tau arah yang benar?

"kau mau kemana?"

"keruangan studio tarimukan?"

"ini baru pertama kali kesini. Kenapa kau menuju kearah sana?"

"e...kenapa? apa aku benar? Hahaha instingku memang kuat tuan Oh"

Sehun terdiam dan berhenti melangkah. Ada nada gugup yang dikeluarkan oleh luhan. Ia hanya menatap luhan lekat dengan pandangan menusuknya. Membuat tubuh Luhan sedikit bergetar takut.

"okey, okey... jongin memberitahuku. Ia takut kalau kau 'sedikit' tak peduli padaku. Jadi dia memberitahuku letak studio tarinya juga"

Luhan mengeluarkan tatapan polosnya, berharap Sehun percaya padanya. Oh tubuhnya sudah mulai begidik saat ini. Melihat sehun kembali melangkah hingga melewatinya membuat luhan tersenyum lega. Apalagi saat telinganya mendengar kata 'cks, dasar si hitam itu!' membuatnya harus menahan tawanya sendiri.

Syukurlah dia tak curiga.

*****

Luhan masih tak percaya, awalnya dia kira Sehun akan duduk diam atau melakukan hal lain dan tak menghiraukannya. Tapi nyatanya ia salah. Sehun sangat serius jika tentang tari menari. Ia melatih tubuh luhan hingga serasa tubuhnya akan remuk saja. Melatihnya tanpa jeda bahkan walau hanya meminum satu teguk minuman yang terlihat menggiurkan dipojokkan sana.

Tidak. Luhan bukanlah lelaki yang tak becus dalam hal menari seperti yang Sehun kira. Ia bahkan mengingat gerakan tarian sangat bagus dan bisa dibilang sangat perfect. Tapi ternyata, kebagusannya dalam hal menari membuat semangat Sehun semakin terpicu. Ia melatih luhan untuk mengingat seluruh gerakan dan mereka sudah memulai simulasi panggungnya

"baiklah, kita istirahat. Sebentar. Lalu aku akan membantumu untuk mengistirahatkan ototmu setelah kita latihan"

"oh! Akhirnya! Kau tau, kau sangat - sangat menakutkan jika melatih seseorang. Tulangku serasa akan copot semua dari tubuhku. Kau yakin tak sedang mengerjaiku kan?"

Luhan mulai beringas untuk meminum minuman yang telah pembantu Sehun sediakan sejak sekitar empat jam yang lalu. Empat jam yang serasa seperti empat tahun baginya. Luhan melirik sehun yang berkeringat dan sedikit mengukir senyum gelinya. Tampan dan sexy. Hanya itu yang ada di pemikirannya. Sial! Luhan seperti ingin menelanjanginya dan menyentuh dada bidang yang tercetak akibat keringat yang membanjiri tubuh Sehun.

Dan suara panggilan Sehun yang semakin mengeras, membuyarkan lamunan mesumnya.

Sehun POV

Gerutuan luhan sangatlah menggemaskan. Bibirnya yang menyembil lalu mengerucut imut itu serasa mengundang jiwa animalisticnya untuk segera meraup dan 'manghabis'kannya. Segala tingkah lucunya sejak tadi mulai latihan selalu mengundang senyum di wajah datarku ini.

'deg deg deg'

Jantung ini. Berdetak semakin kuat. Aku tau ini bukanlah efek dari latihan menyenangkan yang barusan kami lakukan. Dan aku mulai menyadarinya. Tapi, ada bagian dari hatiku yang selalu mengernyit sakit tiap kali debaran ini datang. Sesuatu yang selalu membuatku ingin menangis tapi tak bisa. Entahlah aku pun tak tau.

Mata itu, memandang kearahku tanpa berkedip. Oh aku tau persis apa yang dia lamunkan di kepala kecilnya itu. Dengan sedikit rasa ingin menjahili. Akupun menyisir rambutku kebekang dengan tangan agar keningku yang membuat banyak wanita rela membuka pahanya itu dilihat oleh mata rusa itu. Sedikit kuangkat dagu agar leher putihku terekspos dan kubiarkan kaos basah karena keringatku ini mencetak jelas abs-abs kokohku

'glek'

Hahaha. Aku tertawa dalam pemikiranku. Bagaimana rasanya dijahili Luhan. Kau kira kau saja yang bisa menjahiliku hm?. Mata rusa itu masih belum berkedip dan kurasa kejahilanku sudah cukup disini. Apa masih belum ya? Fufufu

"Luhan"

"..."

"Luhan"

"..."

"LUHAN!"

"eh?eh? y-ya?"

"kemarilah"

"a-i-iya"

Kurasa, permainan baru saja dimulai

TBC

masi nunggu ni cerita? wkwkwk... mimin lagi sibuk di dunia rf. jadi agak lama (banget) update nya. hwehehehe.... gimana? apa kurang panjang? panjang mana sama punya sehun?/plak. oke nikmati membacanya dan jangan lupa review... mimin bakal cepet update kalau banyak yang review... jadi, review sebanyak-banyaknya ya~

love game!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang