musibah atau anugrah?

3.5K 356 2
                                    

sehun POV

Entah pelajaran olah raga ini adalah anugerah atau musibah. Demi tuhan pikirannya tidaklah lah fokus pada pelajaran. Namun pikirannya -dan pandangannya- terfokus pada kaki putih mulus milik pemuda asal china itu. Paha yang semakin terekspos saat si mungil berlari kesana-kemari dengan lincah. Dan SIALNYA LAGI! entah si setan cilik itu sengaja atau tidak, dia selalu mengangkat kaosnya untuk menghapus keringat di keningnya. Otomatis perut rata yang dipastikan halus itu terlihat jelas tampak menggiurkan untuk mengelus perut itu. Argh sedari tadi tangannya sangat gatal untuk membelai dan meraba serta menjamah tubuh itu.

"Sehun!"

Eh?

"Apakah pelajaranku sangat tidak menarik sehingga kau melamun selama pelajaran olah raga ini?"

"T-tidak saem. Maafkan aku."

"Baiklah, mungkin mengelilingi lapangan 10 kali akan menyegarkan otakmu. Dan menghilangkan keinginan melamunmu"

Sial! Sial!
Aku menjalankan hukuman untuk mengitari lapangan yang sebesar lapangan sepak bola itu. Hah~tubuhku , maafkan aku ya. Tak sengaja pandanganku tertuju sejenak pada sosok mungil itu. Damn! Dia tersenyum mengejek. Dasar, tingkahnya tadi memang sebuah jebakan untukku. Grrr... aku terjebak lagi.
.
.
.
Luhan POV

Menggoda sehun itu sangat menarik. Reaksinya yang akan terdiam mematung dengan muka yang biasanya datar menjadi berubah-ubah lucu kalau kau mengamatinya lebih jeli. Menarik lebih tinggi celana sehinggan menampakkan paha mulusnya, sesekali menarik kausnya yang demi apa seandainya bukan karena untuk menggoda sehun ia tidaklah mau menampakkan semua itu pada pria - pria lain yang ia tau sedang memandangnya lapar.

"Luhan!"

"Ya saem?"

"Sekarang giliran mu untuk mencoba mencetak gol. 5 orang yang lainnya coba halangi luhan untuk mencetak gol."

"Kita kurang satu saem"

"Baiklah. Emm... sehun"

"..."

"Sehun!"

Sehun pun menoleh pada saem dengan gugup seperti ketauhan melamun.

"Apakah pelajaranku sangat tidak menarik sehingga kau melamun selama pelajaran olah raga ini?"

"T-tidak saem. Maafkan aku."

"Baiklah, mungkin mengelilingi lapangan 10 kali akan menyegarkan otakmu. Dan menghilangkan keinginan melamunmu"

Ingin rasanya aku tertawa terbahak-bahak kali ini hingga memegangi perutku serta berguling-guling ria. Dia terperangkap lagi. Hee~ berapa lama lagi dia akan mengakui perasaannya padaku? . Ha? Kau bilang aku terlalu percaya diri. Tentu tidak, kau tau gaydarku sangat tajam bung. 99% tebakanku selalu benar akan hal ini. Kembali pada sehun yang menggerutu. Duh lucunya. Aku memasang senyum mengejek saat dia melirikku. Dan dia semakin menggerutu. Aighoo... manisnya.
.
.
.
-tbc-

love game!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang