Day 3

3.7K 286 7
                                    

"Kau seharusnya tak melakukan ini luhan. Kau melebihi batas kesepakatan"

Orang itu, berdiri di ambang pintu masuk yang tadinya terkunci. Luhan sendirilah yang memastikan pintu itu terkunci. Ck, masih tetap hebat rupanya.

"Ck. Bukannya kita sepakat untuk menjaga jarak dan kau seharusnya tidak mengintip kegiatan menyenangkan kami --









-- Kris"

*****

Sehun mengawali harinya dengan kepala pening. Oh seharusnya ia membenturkan kepalanya ke tembok terdekat supaya otak 'bodoh'nya ini kembali berjalan lancar.

Ini karena kemarin. Kemarin ia bangun dengan ke adaan rapi. Yeah, terbangun dati aktifitas 'olah raga' menyenangkan -sehun akui itu- dengan pakaian sudah tertempel pada tubuhmu lumayan bisa di katakan rapi meski ada beberapa berntakan di sana sini khususnya rambut. Tapi sehun tak mempersalahkannya. Yang ia pikirkan adalah, kenapa pria manisnya tak ada di sebelahnya? Dia hanya meninggalkan kertas memo di sakunya. Bertuliskan

'Sampai jumpa besok

Hunnie'

Apa luhan marah? Sampai dia meninggalkan dirinya sendirian di atap sekolah kemarin. Em... bukannya sehun merasa bersalah telah meniduri -oke dia ada salah di sini- tapi kan yang menggoda dia duluan adalah luhan. Bukan 100 persen salahnya. Ah ternyata memang lebih baik dia membenturkan kepalanya sekarang. Otaknya sunggub pusing.

Greeeek

Pintu kelas pun terbuka. Dengan lesu, sehun berjalan menuju bangkunya. Membuang tas dan menangkup wajahnya di meja. Ia ingin tidur saat ini.

"Hai sehun"

Brak!

Sapaan singkat itu berhasil membuat sehun terbangun dan duduk tegap. Menatap kaget luhan yang juga terkaget dengan tingkah mengejutkan sehun. Kenapa dengan anak ini? Pertanyaan tak terucap yang tercetak jelas di wajah apik luhan.

"H-hai"

"Kau kenapa?"

"T-tidak apa-apa. K-Kau sendiri. K-kau tak apa?"

Shit!

Kenapa dia jadi anak idiot yang gagap begini??? Luhan hanya membalas dengan senyum manis di bibirnya sambil memposisikan duduk yang nyama di bangkunya sendiri.

"Aku? Aku tak apa. Memang aku kenapa?"

"Em.. bukannya. B-Bukannya kemarin -- "

Kriiiiiiinggg!!

Perkataannya terputus oleh bel masuk. Ah sudah lah. Mungkin nanti ia tanyakan lagi.

Tanpa di sadari. Luhan mengulum tawa geli sambil melihat sehun yang sejak tadi salah tingkah disebelahnya.

"Ya, sebentar lagi sehun. Sebentar lagi. "

*****

"Hei oh sehun!"

Panggil seseorang saat dirinya tengah menyantap nikmat makan siangnya di kantih. Ch mengganggu.

"Diamlah kamjong! Kau berisik"

"Ei, si wajah tembok ini sensi sekali hari ini. Kau sedang PMS?"

Dengan reflek sehun mengangkat gelas berisikan jus alpukatnya ke arah jongin -namja yang memanggilnya tadi-

"Aku bersumpah akan menyiramkan minuman ini ke wajahmu jongin"

"Okey okey... maafkan aku. Hehe"

"Ada apa kau kemari?"

"Oh iya, hampir lupa /plak/ . Begini, sebentar lagi akan ada pentas seni untuk perpisahan kelas 3. Dan tentu saja kita - kau dan aku- adalah member dance club yang di tunjuk untuk tampil di acara itu. Dan yang di tunjuk tidak hanya kita, taoi juga suho hyung. Tapi suho hyung ternyata sedang cidera. Jadi -- "

"Langsung saja hitam!, aku tau itu. Tak usah panjng lebar. Intinya"

"Ck, kau memotong pembicaraanku. Baik, aku lanjutkan. Intinya, karena suho hyung cidera. Ada member baru yang pas untuk menggantikannya. Tugasmu adalah melatihnya secara prifat. Kau hafal gerakkannya kan?"

"Ck, aku hafal. Tapi kenapa harus aku? Kenapa bukan kau saja. Merepotkan"

"Yak! Kau ini. aku tentu saja ikut persiapan acara itu. Lagi pula kyungie akan mencincangku kalau aku mengajari prifat pemuda cantik lainnya. Dan juga, asal kau ingat tuan oh yang terhormat. Di rumahmu itu ada studio tari yang bisa di gunakan seenak jidatmu. Jadi apa salahnya mengajari si anak baru?"

"Memang siapa anak baru itu? Awas saja kalau dia tidak becus menari"

"Tenang saja hunnieku sayang. Dia sangat becus untuk perihal dance kita. Oh ya, dan namanya itu Luhan"

Prang

Seketika sendok yang di peganggnya terjatuh ke piring kacanya. Siapa dia bilang? Oh apa aku harus ke THT sekarang kurasa pendengaranku agak terganggu.

"Siapa kau bilang?"

"Luhan. Dia satu kelas denganmu. Dan aku sudah memberikan alamat rumahmua padanya. Ingat jam 3 sore. Dan kau tidak boleh terlambat. Okey?"

Lalu jongin pun meninggalkan teman 'kelewat putihnya' itu yang sedang termangu. Oh god. Tidak, tidak lagi. Dia belum bisa menghilangkan debaran aneh saat bertemu makhluk imut itu. Dan sekarang dia harus melatih tari berdua saja? BERDUA?!.

OOH... COBAAN MACAM APA LAGI INI?

TBC
.
Ehm... maaf update lama hoho
Ini hani bingung mau potong di bagian mana. Jadi hani mau minta saran... kalau hani bikin panjang bosen gak? +1000 kata gitu?
So
Rnr ea~
Jangan lupa baca ffn yang kaisoo juga hoho

love game!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang