'Hei hei... kalian tau? Si murid pindahan dari cina itu sangat cantik!'
'Bukannya dia pria?Aku belum melihatnya. Tapi banyak gosip yang sama menyebar ke seluruh sekolah'
'Kau tak tau? Dia memang pria tapi parasnya lebih cantik dari wanita manapun. Bahkan hampir menyaingi si cantik jaejoong-saem. Ah... aku sampai rela menyimpang jika yang memintaku menjadi pacar adalah dirinya'
'Dia juga manis dan senyumannya membuatku melumer'
Dan bisikkan-bisikkan gosip seperti itu mulai menyebar ke segala penjuru sekolah. membuat kuping si tampang datar aka sehun kepanasan. Yeah, walau ke-'gerah'-annya di tutupi oleh muka papannya. Hei! Apa mereka tak tau kalau senyuman yang di berikan luhan itu palsu!
'psstt pssst... apa kalian tau juga kalau si murid pindahan itu agak...'
Sehun mulai menajamkan pendengarannya.
'Agak menyimpang'
Menyimpang? Homo maksudnya? Cih pantas saja. Sehun pun melirik sesosok pria imut yang sedari tadi sibuk menyalin materi - materi yang entah materi apa.
"Kabar gembira!! Kabar gembira!!"
Salah seorang anggota kelas dengan name tag kim junmyeon aka suho aka ketua kelas 3A ini masuk dengan heboh kedalam kelas. Membuat tatapan bingung dan tak sabaran timbul dari muka seisi kelas. Si pembuat penasaran malah mempermainkan mukanya.
"Heh pendek! Cepat beritau, kau membuat kami penasaran!"
"Diam kau Wu-tiang jemuran-Yifan, bukan aku yang pendek tapi kau yang kelewat tinggi!"
"Ck!sudah lah beritau saja kami!"
"Oke! Aku baru saja bertemu dengan jaejoong-saem. Karena ada rapat dewan guru. Dia menyuruh kita untuk belajar dirumah yang berarti hari ini kita libur ~ "
Dan seketika seisi kelas berseru kegirangan. Saling berlomba-lomba keluar kelas untuk pulang. Sama halnya dengan sehun, tapi ia terlalu gengsi untuk berlari-lari seperti monyet keluar kandang itu. Ia berjalan pelan keluar. Sedikit lagi ia akan menuju ke pintu kelas kalau saja tarikkan di kerah baju belakangnya tidak menahannya.
"Kau mau kemana, muka datar?"
"Tentu saja pulang suho-hyung"
"Tidak. Tidak. Tidak. Kau tetap di sini dan jalankan tugas piketmu. Minggu kemarin kau berhasil lolos dariku. Dan kali ini tak akan kubiarkan"
Sial. Umpat sehun dalam hatinya. Dia benar - benar berhasil menangkapnya kali ini. Harusnya ia ikut berlari kesetanan tadi.
"Ah, luhan. Kau tidak pulang?"
Sehun melirikkan pandangannya ke sosok mungil itu saat suho-hyung memanggil nama luhan.
"Tidak suho-sii. Kurasa aku masih ingin di sini"
"Kalau begitu... kau bisa membantu mengawasi si licik ini melakukan tugasnya untukku. Mau kan? Sebenarnya aku punya urusan mendadak yang penting"
"Tentu saja, suho-sii"
"Terimakasih luhan-ah dan tak perlu embel-embel sii di belakang namaku. Cukup panggil suho tak apa"
"Baik suho-ah"
Dan si pendek-suho pun keluar kelas setelah memutuskan obrolan yang menjadikan pihak ketiga-sehun sebagai obat nyamuk.
"Cih, aku tak butuh pengawasan orang lain. Apalagi seorang gay sepertimu. Jadi kau bisa pulang sekarang"
Deg. Untuk pertama kalinya sehun merasa terlalu kasar ucapannya saat melihat luhan terkejut sesaat. Hanya sesaat, persekian detik dan langsung di ubahnya kembali dengan wajah bersahabat.
"Hm... kau bisa beranggapan aku gay dari mana sehun-sii? Lagian yang tadi melihatku seolah akan memakanku itu kukira dirimu. Apa jangan-jangan kaulah yang gay?"
"Sial!"
Umpat sehun memutuskan obrolan mereka. Suasana kembali hening dengan sehun yang sejak tadi menyapu kelas. Dan luhan yang menatap langit - langit biru di dekat jendela. Angin yang masuk mencoba menggerakkan helaian rambut halus milik luhan. Tatapan kosongnya seakan mengisyaratkan kalau si pemilik memikirkan hal lain dari pada langit biru. Apa yang tengah dipikirkannya? Sehunpun menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya saat tau ia telah menatap luhan terlalu lama.
"Kukira kau tak akan berhenti menatapku seperti itu sehun-sii"
Sehun hanya merutukki sikapnya yang di ketahui luhan. Luhan pun kembali menatap sehun yang tengah memukul-mukul kepalanya.
"Lihatlah. Siapa yang lebih pantas di cap gay disini?"
"Kau terlalu percaya diri luhan-sii"
Dan luhan hanya mengulum senyum geli serta kembali pada rutinitasnya tadi, menatap langit. Sehun juga melakukan kembali tugasnya. Ia ingin segera menyelesaikan hal ini dan pulang setidaknya di rumah tak kan ada sosok luhan yang entah sejak kapan selalu menjadi penawan pikirannya.
"Ngomong ngomong sehun-sii. Apakah sekolah benar-benar sangat membosankan bagimu? kulihat kau sedari pelajaran tadi menguap berkali-kali"
'Huh... kau sendiri juga memperhatikanku ternyata.'
"Untuk mengisi kebosanan di sekolah ini. Apakah kau mau bertaruh dengan ku? Ku perhatikan kau seperti orang yang suka tantangan. Tentu dengan hadiah yang setimpal"
Akhirnya sehun mengalihkan pandangannya dari sapu. Ke arah luhan. Ke mata rusa itu lebih tepatnya.
"Apa taruhannya?"
-Tbc-

KAMU SEDANG MEMBACA
love game!
Fanfiction7 hari. Hanya 7 hari waktu untuk membuat si 'pangeran' angkuh aka oh sehun untuk mencintainya. Bisakah? Bisakah seorang murid pindahan aka luhan untuk menaklukkannya. Mereka bertaruh untuk itu. Hm bisakah? Oh tentusaja -- (?) #hunhan #yaoi