Suka Alwan?

870 72 8
                                    

Gue sibuk membolak-balik buku cetak pelajaran sejarah, bukan, gue bukan lagi belajar. Gue cuma lagi yah- lo pasti pada tau lah.

Iseng doang.

Jam kosong untuk pelajaran pertama. Yang cewek langsung buat lingkaran setan agar mereka lebih yahud buat ngegibah alias gosip. Yah, nggak jauh jauh lah, ngomongin cogan atau cecan yang lagi hitz di sekolah.

Gue nggak gabung, karena mereka ngomongin salah satu kakak kelas yang katanya ganteng dan hot abis, cogan itu pacaran sama kak Monic, ketua cheerleader. Siapa lagi kalo bukan abang gue sendiri!

Ogah banget gue gabung!

Mayoritas laki-laki udah pada sibuk main game, ada yang tiduran di lantai, ada yang dugem, ada juga yang memanfaatkan waktunya untuk PDKT sama gebetan.

Contohnya yang satu ini, di samping gue ada Udin yang tak henti-hentinya mengganggu Dea yang lagi kerjain tugas.

"Jalan yuk, De." Samar-samar gue mendengar ajakan Udin kepada Dea. Gini-gini telinga gue masih bisa denger walaupun kelas ramenya minta ampun. Gue hanya melihat gestur mereka dari belakang, sesekali menahan tawa pas Udin tersenyum lebar, menampilkan giginya yang besar dan berpagar.

Akhirnya dengan susah payah gue berdiri dan beranjak, udah angkat tangan dan nggak sanggup melihat adegan lebay yang diperankan salah satu cowok paling iyuh seantero sekolah.

Gue melewati bangku Alwan, yang majikannya tengah sibuk menonton film action dari layar ponsel tanpa berkedip. Gue bingung, kenapa gak di rumah nggak di sekolah tontonannya sama. Film action yang kebanyakan pemeran ceweknya tuh boingnya gede banget.

Tau kan maksud boing?

Halah gak usah belagak polos, deh!

Alhasil, karena depan bangkunya kosong, gue pun meletakkan bokong gue di sana. Tempat duduk Jingga.

"Udin sama Dea pacaran ya?" Gue buka suara. Tiga detik kemudian Alwan mendongakkan kepalanya, melihat gue. Gue pun mengarahkan pandangan gue ke Udin dan Dea yang sekarang lagi selfie bareng. Alwan ikut menoleh ke belakang, melihat dua sejoli yang lagi di mabuk cinta.

Anjas bahasa gue.

"Tau dari mana lo?"

"Si Udin ngajak Dea jalan tadi." Kata gue disambung gelak tawa cowok kampret yang kini mem-pause filmnya. Lucunya di mana coba? Gue hanya terbengong melihat cowok gila itu kini terlihat begitu bahagia.

"Jaman sekarang mah nggak usah pake embel-embel jadian juga tiba-tiba jalan bareng." Alwan menaruh perhatiannya lagi pada ponselnya tapi tidak melanjutkan film. Melainkan membuka aplikasi Line dan menekan kontak bernama....

Alisa.

"Dih kepo banget liat-liat." Katanya menyadari gue jelalatan menelusuri setiap gerak dari jarinya. Ya jelas kepo lah, sejak kapan mereka jadi bales-balesan Line.

Karena selama sepuluh, bukan. Sebelas tahun gue bareng sama dia, yang gue tau, Alwan cuek banget sama yang namanya cewek.

"Alisa dirawat lo tau nggak, Cha?" Tiba-tiba dia meredupkan layar ponselnya setelah membalas pesan Alisa.

Gue menggeleng membuat cowok itu berdecak dan mencubit pipi kiri gue, "Lo kan duduk di sebelahnya, Cantik. Masa nggak tau." Katanya di akhiri tepukan kecil di pipi gue.

Ni orang kenapa si seneng banget nyiksa?

Tunggu.

Apa tadi dia bilang?

Cantik?

ADUH. ICHA DOANG EMANG. ALWAN SI SGM AJA SAMPE BILANG LO CANTIK, CHA.

Oke pedenya udahan dulu.

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang