Kecemasan Galar

629 53 39
                                    

Galar bangkit dari kursinya, langkahnya tegas menuju tempat duduk Alisa, cewek itu sedang mengemas barang-barangnya yang berantakan di meja. Cowok itu mengambil buku tulis Alisa dan menyerahkannya pada gadis itu, membantu Alisa memasukkan alat-alatnya.

Anak-anak di kelas melihat mereka berdua dalam diam, Alisa baru saja kembali dari hukumannya sedangkan Alwan dan Icha berniat ke kantin dulu. Farzan sendiri langsung kembali ke kelasnya dikarenakan sang ketua kelas 10 IPS 2 memanggilnya dan menggeretnya paksa untuk kembali belajar.

Alisa menutup resleting tasnya, dia menjinjing tas itu dan keluar kelas disambung sorakan meledek dari anak-anak, Galar menghembuskan napas sejenak, tiga detik kemudian dia berjalan mengejar Alisa disusul oleh siulan genit dari Udin dan Jingga. Memang sudah rahasia umum, kalau Galar sudah lama menyukai perempuan itu.

Galar pernah menembak Alisa. Waktu itu dia terpaksa karena permainan Truth Or Dare. Cowok itu setengah mati menahan malu ketika sudah berada di hadapan sang pujaan hati. Dirinya sering kali putus asa jika melihat Alisa yang kian hari kian cantik dan banyak anak cowok yang mengincarnya. Dia tahu, dirinya hanya satu dari sekian orang. Tapi Galar berani bersumpah, ia sanggup menunggu Alisa melihat ke arahnya dan menerimanya.

"Lis, gue mau bilang sesuatu tapi lo jangan kaget, ya." Alisa diam menunggu. Kepalanya miring sedikit, mata cokelatnya menatap Galar bingung.

"Gue suka sama lo, Lis. Mau ngga jadi pacar gue? Oke, oke, biasa banget sih emang. Habis gue ngga ada persiapan." Di belakang sana, sudah ada anak-anak cowok yang merekam dan menertawakan Galar. Mereka terus meledek sampai akhirnya Alisa menjawab pernyataan cinta Galar tanpa berpikir dahulu. Mereka diam, terlalu hanyut melihat Galar dan Alisa di pinggir lapangan.

"Lar, maaf, ya. Aku suka orang lain."

"Boleh gue tau orangnya siapa?" Jujur, Galar menyesal bertanya begitu. Tapi saat itu, rasa penasarannya sangat besar.

"Aku suka Alwan." Mulai detik itu Galar merasa jantungnya tertanam belati. Sakit. Sampai terlalu susah untuk dijelaskan. Hati Galar sudah patah. Satu pertanyaan terus muncul dalam benaknya. Tak pernah terjawab dan tak ada yang tahu.

Kenapa harus Alwan? Dari sekian juta orang di dunia, apa harus Alwan yang gue benci?

Galar berjalan di belakang Alisa, pelan sekali hingga tak menimbulkan suara sepatu melangkah. Tiba-tiba Alisa berhenti dan menoleh ke belakang, membuat Galar langsung melihat sekeliling berpura-pura menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, ia berharap Alisa tak tahu kalau dirinya sekarang sedang benar-benar mencemaskan gadis itu.

"Lar...." Panggil Alisa. Galar menutup matanya dan mengusap wajah, memukul-mukul kepalanya sendiri karena malu. Jelas dia tahu, kalau Alisa bukan orang yang bisa dibodohi. "Eh, iya, Lis. Kenapa?" Galar mendekat.

"Kamu kenapa sih baik sama aku?"

"Itu karena gue suka sama lo, Lis." Galar menutup mulutnya lagi dan menepuknya kesal. Galar bersumpah, dihadapan Alisa, dia menjadi orang paling bego di antara orang-orang bego yang lain. Cowok itu menggaruk belakang kepalanya frustasi, "maksud gue.... Kita kan teman TK. Jadi,"

"Emangnya kita teman TK?"

"Lo nggak ingat? Dulu kita sering main bareng, tempat penitipan kita juga sama."

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang