Johan, Cerai dan Trainee

487 49 32
                                    

Flashback

Farzan yang baru saja selesai mandi menuju ruang makan, ia mendapati meja makannya penuh dengan orang-orang. Semuanya sudah berkumpul disana untuk sarapan bersama. Langkahnya berhenti saat matanya bertatapan dengan Alwan, ia lupa Alwan masih tinggal disini. Sarapan bersama Alwan masih hal yang asing baginya, apalagi dengan Randy. Saat ia hendak berbalik ke kamarnya, Alwan langsung bangkit dari kursi.

"Gue aja yang pergi." namun seseorang menahan lengannya, Kalista menatap Alwan dan Farzan bergantian. "kamu tetap disini. Farzan, ayo kemari." Ucap Kalista mencoba rileks.

Farzan menoleh sedikit, "saya gak mau."

"Sini!"

"Jangan paksa saya!"

"Farzan!!!"

"Bukan hanya kalian yang tinggal di sini. Tolong buat segala sesuatu jadi lebih mudah." Randy akhirnya mengeluarkan suara, nadanya sangat tenang namun menyimpan emosi yang dalam dibaliknya. Sudah dari lama Randy meredam amarah, Alwan dan Farzan selalu bersikap angkuh seolah tidak ada kepala keluarga dirumah ini, seolah Randy bukanlah seseorang yang harus di segani. Randy benar-benar di sepelekan oleh keduanya.

Alwan menyipitkan mata, ia memang orang yang keras kepala, cowok itu tetap pada pendiriannya, ia meninggalkan rumah dan langsung pergi ke sekolah menggunakan motornya. "Astaga." Kalista menekan kepalanya, ia melirik tajam ke arah Farzan. "Gara-gara kamu."

"Peduli setan." Gumam Farzan sambil melangkah ke kamarnya dengan santai. "Farzan! Woi!" Reno segera mengejarnya, ia menyuruh Farzan meminta maaf pada Kalista.

"Benar-benar berantakan." Keluh Randy sambil berdiri, Kalista buru-buru mengambil jas kerja suaminya dan memakaikannya. "Maafin anak saya, Kal." ucap Randy sambil membuang napasnya kasar.

"Ngga. Harusnya saya yang minta maaf. Bukan hari ini saja dia bersikap begitu sama kamu, Mas. Saya minta maaf."

~~~

Aron yang merasa terganggu dari tidurnya membuka mata perlahan, ia mendengar sayup-sayup suara dari luar, kaki kecilnya berjinjit berusaha keras agar tak menimbulkan suara. Ia membuka pintu kamarnya perlahan, nampak lah kedua orangtuanya yang tengah berbicara di ruang keluarga.

"Cerai saja."

Aron menautkan alisnya, ia mengucek matanya dan menajamkan penglihatannya lagi.

"Ayah?....Mama?" Gumamnya berusaha mengenali dua orang yang berdiri tak jauh dari tempatnya saat ini.

"Maksud kamu, Kal?"

"Kita cerai saja."

"Saya ngga mengerti. Kamu kenapa, Kal? Ada masalah apa?"

"Farzan gak pernah merubah sikapnya sama kamu. Aku jadi merasa gagal didik anakku sendiri. Aku mencoba keras sama dia, tapi dia tetap gak pernah nganggep kamu. Kamu Ayahnya sekarang. Tapi dia selalu anggap kamu orang asing. Perasaanku kacau setiap ingat hal itu. Aku minta maaf, Mas."

Flashback off

~~~

Johan berdiri di luar pagar rumahnya yang dulu. Saat ia belum memutuskan untuk pindah dan menetap dengan keluarganya yang baru.

"Reno." Johan melihat Reno sedang hendak keluar rumah. Di belakangnya ada Adnan yang masih mengunyah sarapannya dengan susah payah. Mereka berniat ke rumah sakit hari ini. Tak sengaja mata Adnan melihat Johan berdiri di depan rumah mereka.

Adnan mencolek Reno, "siapa?" Dagunya ia naikkan ke arah Johan membuat Reno menoleh, ia menghela napasnya panjang sambil menghampiri Ayah kandungnya, Johan. "Bagus Papa datang jam segini. Saya ingin ke rumah sakit untuk ganti jaga, Mama saya baru saja berangkat kerja." Ia membuka pintu pagar untuk Johan. "Bagaimana keadaan Farzan?"

Stupid Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang