Chapter 18: After That

925 111 13
                                    

Selamat Membaca!😀

Author's POV

"Maaf, tetapi kita tidak akan bisa menjalaninya tanpa ada persetujuan orangtua kita" kata Hayoung tanpa melihat mata sehun agar sehun tidak mengetahui kalau hayoung ingin mengeluarkan air mata yang ia tahan.

"aku bisa berbicara kepada ibuku lagi! dan aku tidak menerima surat pengunduran dirimu!" kata sehun dengan sedikit membentak

hayoung hanya diam dan tetap pergi kembali ke meja kerjanya tanpa melihat ke belakang lagi. hari itu terasa sangat cepat bagi mereka terutama sehun karena dia terus memperhatikan hayoung diam-diam saat hayoung bekerja, dan tanpa sepengetahuan sehun hayoung juga sesekali memperhatikan sehun ketika ia tidak melihat hayoung.

waktu sudah menunjukkan pukul 5.30 sore KST yang menandakkan waktu untuk pulang kerja, hayoung segera menyusun semua barang-barang miliknya yang ada di kantor itu untuk di bawanya

ketika itu sehun segera keluar dari ruangannya dan segera menahan tangan hayoung sebelum ia pergi karena dia tahu kalau dia melepasnya kali ini mungkin ia tidak akan bertemu hayoung lagi.

"tunggu... ada hal yang masih kukatakan" kata sehun sambil memegang tangan hayoung

"apa yang ingin ka-.." kata hayoung terhenti karena sehun menariknya ke dalam pulukannya

"ucapan selamat tinggalku"

"emm... sepertinya itu hal yang tidak perlu" kata hayoung dengan canggung sambil mendorong sehun namun sehun terus menariknya

"hal itu perlu hayoung" kata sehun kemudian mengecup bibirnya dengan sangat singkat hayoung tidak dapat menggerakkan tubuhnya karena terkejut kemudian sehun berkata

"selamat tinggal, hayoung"

itu adalah kata terakhir dari sehun kemudian dia segera pulang sedangkan hayoung masih tetap di tempatnya dan setelah beberapa menit akhirnya ia tersadar dari lamunannya dan segera membereskan tempatnya dan pulang

Keesokkan harinya....

Sehun's POV

Benar dugaanku hayoung tidak datang walaupun aku sudah menolak surat pengunduran dirinya, artinya aku harus melupakannya tempat duduknya sudah kosong dan ia tidak meninggalkan tanda sama sekali namun walaupun begitu dia masih tetap meninggalkan jejak-jejaknya disini

seperti jadwal yang sudah ia susun dan tulis di agendaku tulisan tangannya dan post note yang ia tempel di sekitar komputer ataupun meja kerjaku. ada yang berisi pengingat pekerjaan ataupun pesan pengingat untuk diriku.

apa aku bisa melupakannya?

hari-hari berlalu sangat cepat 1hari kemudian 1 bulan kemudian 1 tahun dan semua kulalui dipenuhi untuk bekerja, bekerja ,dan bekerja sampai-sampai perusahaan ini terus berkembang aku rasa kakekku yang ada di surga akan bahagia

namun sampai sekarang aku tidak pernah lagi mempekerjakan seseorang sebagai assistenku karena tidak akan ada yang dapat menggantinya aku tidak ingin ada orang lain duduk disana dan sekarang aku bisa mengerjakan semuanya sendiri.

entah kenapa sekarang para karyawan semakin takut padaku bahkan kai terkadang kesal karena sifatku yang tiba-tiba jadi aneh menurutnya. apa benar sifatku berubah? setelah hayoung keluar para karyawan perempuan semakin sering mendekatiku yang terkadang membuatku tambah risih, kesal dan stress karena konsentrasi kerjaku terganggu.

seperti hari ini,

aku sedang mengerjakan dan memeriksa data untuk projek yang baru karena projek yang dulu kulakukan dengan kakeknya kai dan kai berhasil.

The DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang