Pintu yang menghubungkan hidup mereka untuk menjadi sesuatu yang tak terduga
maaf gaje baru pertama kali tulis cerita maaf kalau banyak penulisan yang salah atau typo
sehun sudah bersiap-siap untuk pergi ke kantor dengan hati yang masih berbunga-bunga, sehun segera ke apartemen hayoung untuk mengajaknya pergi bersama namun disana tidak ada tanda-tanda hayoung sehun mengerutkan keningnya dan berfikir kalau hayoung tidak mungkin meninggalkannya.
sehun membuka pintu kamar hayoung dan melihat hayoung masih di tempat tidurnya
Hayoung terkena batunya sendiri karena kemarin hayoung berpura-pura sakit hingga akhirnya dia benar-benar sakit dan sekarang hayoung hanya bisa berbaring di tempat tidurnya karena demam.
sehun hanya menggeleng-gelengkan kepalanya sambil memegang kening hayoung dan dia untuk membandingkan suhu tubuhnya. kemudian segera keluar untuk mengambil termometer dan melihat suhu tubuh hayoung yaitu 37.2°C
Hayoung terbangun dan membuka matanya kemudian tersenyum melihat sehun namun setelah beberapa detik hayoung terkejut dan melihat jam menunjukkan pukul 8.24 KST yang berarti sebentar lagi jam masuk kerja.
Hayoung segera bangun dari tempat tidurnya namun sehun menahannya.
"Oppa, sebentar lagi waktu masuk kerja! aku ingin siap-siap" kata hayoung dengan nada cemas
"Tidak boleh! kamu masih sakit dan harus istirahat, dan aku ini atasanmu jadi kamu harus mengikuti kataku hayoung " kata sehun
hayoung hanya menundukkan kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya, namun ia menuruti kata-kata sehun kemudian kembali berbaring di tempat tidur.
"sehun, kamu tidak pergi kerja?" tanya hayoung
"tidak" jawab sehun dengan singkat
hayoung terkejut dan segera mendorong sehun keluar
"kamu harus pergi sehun! kamu kan pimpinan kantor dan kamu tidak sakit nanti kamu bisa tertular kan nanti aku bakal repot" kata hayoung sambil mendorong sehun
"ok, baiklah aku akan pergi,tapi kamu jangan lupa makan dan minum obatnya ya" kata sehun sambil mengelus kepalanya kemudian membuka pintu apartemen hayoung dan keluar
Sehun's POV
apa dia baik-baik saja sendiri? pikirku sambil mengerjakan tumpukan tugas yang masih menggunung di mejaku pikiranku kacau dan konsentrasiku untuk bekerja pecah antara harus memikirkan hayoung atau pekerjaan dan akhirnya aku terus melanjutkan pekerjaannya dengan cepat dengan maksud untuk cepat pulang. tapi sepertinya itu hanya angan-anganku saja karena pekerjaan ini tidak mungkin akan selesai karena setelah hilangpun sebentar lagi akan mucul lagi
Hayoung tidak ada di kantor jadi sekarang tugasku semakin banyak dan semakin tidak terurus, aku stress T.T seharusnya aku tadi menyuruhnya untuk masuk kerja saja.
5.40 PM KST
Akhirnya aku pulang juga! rasanya sangat bahagia, aku segera masuk ke apartemenku dan segera mandi dan mengenakan pakaian santai kemudian segera memesan makanan karena hayoung tidak mungkin bisa memasak makanan untukku dengan kondisi seperti itu bisa-bisa nanti rasa makanannya bakal aneh.
Aku segera masuk ke apartemen hayoung dan melihat suasana ruang tamu yang agak berantakan. aku segera berlari untuk mencari hayoung, aku takut kalau ada pencuri masuk ke apartemen miliknya. kemudian aku menemukan hayoung dengan pakaian aneh di dapur sedang memegang mongie
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sehun! kamu kok berlari-lari di apartemenku? bukannya kamu tadi pergi kerja" kata hayoung berbicara dengan mongie (ngelantur)(hayoung sedang berhalusinasi😆)
mongie hanya menggonggong membalas perkataan hayoung
"Sudah sehun jangan beracting seperti mongie" kata hayoung sambil menunjuk ke mongie
aku tidak bisa berkata apa-apa harga diriku jatuh karena harus disamakan dengan mongie kemudian aku melihat makanan dan obat yang tadi pagi kutaruh di meja masih utuh dan beum di sentuh sama sekali. aku segera mencari termometer dan berjalan ke arah hayoung untuk mengukur suhu tubuhnya. namun tiba-tiba hayoung memelukku dan berkata
"Mongie, kamu kemana saja daritadi aku mencarimu" kata hayoung sambil mencium hidungku
apakah hayoung benar-benar melihatku seperti mongie? pikirku namun sepertinya ada keuntungannya juga karena aku dicium oh hayoung hahaha....
kemudian aku tersadar dari pikiranku dan segera menempatkan termometer di mulutnya dan termometer itu menunjukan angka 38°C! tentu saja itu membuatku cemas pantas saja daritadi bersikap aneh. aku segera berkemas untuk membawa hayoung ke rumah sakit.
"hayoung, kita harus pergi ke rumah sakit" kataku
"tidak mau! aku benci dokter! aku benci rumah sakit!" kata hayoung sambil mempoutkan bibirnya dan melihatku dengan mata yang tajam.
"baiklah kalau begitu, sekarang kamu istirahat terlebih dahulu" kataku sambil memdorong hayoung untuk masuk ke kamarnya dan membaringkan hayoung di tempat tidurnya dan menyelimutinya.
aku segera keluar dan mendengar bel dari apartemenku, aku segera membukanya dan pesanan makananku datang untung saja tadi aku memesan bubur karena pasti hayoung belum bisa makan yang berat. aku segera kembali ke apartemen hayoung dan menunggu hayoung bangun di sofa miliknya.
1 jam berlalu, akhirnya hayoung bangun dan akhirnya ia mengenali mukaku dan memanggil namaku bukan mongie. aku segera membawanya ke meja makan dan meletakkan makanan yang tadi kupesan namun hayoung hanya melihat bubur itu tanpa ada selera makan. aku menghentikan makanku dan bertanya
"hayoung, kamu tidak makan? nanti kamu semakin demam" kataku
"aku hanya tidak selera oppa, aku rindu bubur masakan ibuku" kata hayoung
"ya..., aku juga rindu dengan kedua orangtuaku walaupun kadang agak aneh namun mereka adalah yang terbaik menurutku" kataku sambil melanjutkan makanku
hayoung terdiam kemudian berbicara
"oppa..., bagaimana kalau kita memberitahu hubungan kita kepada orangtua kita?" kata hayoung
aku hampir saja mengeluarkan nasi yang tadi baru saja kumasukkan ke dalam mulutku, aku segera menelan nasi itu dan berkata
"kamu tidak main-main? kamu tidak ingat dengan kejadian pintu itu?" kataku
Hayoung's POV
aku menganggukkan kepalaku, aku tidak bisa lama-lama membohongi sehun , tapi aku tidak bisa mengatakannya sekarang kalau aku adalah mata-mata perusahaan papaku. ingin sekali aku jujur padanya namun aku takut dai akan meninggalkanku
" bagaimana kalau besok? apakah kamu masih ada pekerjaan oppa?" tanyaku
sehun hanya menggeleng dan berkata
"besok hari libur jadi aku terbebas dari pekerjaanku, tapi kamu benar-benar ingin mempertemukan orangtua kita?" tanyanya
"ya.., tapi bagaimana kalau ayah kita terlebih dahulu? supaya masalah mereka cepat selesai dan saling berdamai?" usulku
"baiklah sepertinya ayahku juga tidak ada kegiatan besok" kata sehun
"ok, berarti besok jam 1 siang di restaurant seberang taman itu ya! aku rindu dengan ayahku" kataku
"baiklah, sekarang cepat habiskan bubur yang sudah susah payah kupesan itu hayoung" kata sehun
"baik, tuan cerewet" kataku sambil tertawa kemudian aku segera menghabiskan bubur dan meminum obat penurun panas dan beristirahat
besok aku akan mengatakannya....
Author's note
tudududunnnn... sepertinya sebentar lagi endingnya 2/3 chap lagi terimakasih atas vote dan commentnya di chapter-chapter sebelumnya karena hal itu sangat mendukung bagi penulis pemula sepertiku. terimakasih sudah mau membaca cerita absurd ini hehehe... sepertinya cerita chap ini agak kurang seru maaf ya... vote kalau suka dan comment bila ada yang ingin di katakan saya akan menerima dengan senang hati😄😄😄