Chapter 17: Please...

1K 112 12
                                    

Maaf kalau lama ya...😅 penyakit malas terus menggangguku

Author's POV

Ayah sehun dan hayoung terdiam sejenak dan melanjutkan kata-katanya

"dan masalah itu adalah ibu kalian..." kata ayah sehun

"kami berdua memang berteman dekat tetapi ibu kalian sudah saling membenci dari dulu bahkan kami sangat sulit untuk bertemu, jika mereka berdua bertemu pasti terjadi pertengkaran" kata ayah hayoung

Sehun's POV

aku tidak tahu harus berkata apa dan hanya bisa mendengar tanganku menggenggam tangan hayoung, aku takut melepas tangannya, karena aku takut dia akan hilang dari kehidupanku untuk selamanya.

aku termenung kemudian aku berkata

"aku tidak ingin siapapun menghalangi ataupun tidak menyetujui hubungan kami maupun orangtuaku sekalipun, buktinya kami mempertemukan ayah dengan papanya hayoung" kataku

"aku mendukungmu anakku" kata ayahku tersenyum sambil memegang pundakku

sedangkan ayah hayoung hanya mengepalkan tangannya dan berkata "fighting!"

aku hanya bersenyum untuk membalasnya sepertinya ini akan sulit pikirku, kemudian aku melihat hayoung

tatapan mukanya sangat kosong dan hanya melihat lurus kedepan aku tahu kalau dia sangat cemas kalau ibunya ataupun ibuku tidak menerima, karena aku juga berpikir demikian namun aku masih bisa meneyembunyikannya di balik senyumku yang mungkin terlihat kaku itu.

pukul 13.23 KST

akhirnya kedua ayah itu pulang juga begitu juga aku dan hayoung yang pulang ke apartemen masing-masing, terlalu banyak hal yang harus aku pikirkan sampai aku bingung mana yang harusku dahulukan, terlalu banyak berfikir membuatku mengantuk sehingga aku tertidur di kamarku.

pukul 16.07 KST

aku terbangun dari tidurku dan segera mandi untuk membersihkan tubuhku setelah itu aku mencium aroma makanan yang tentu saja dari apartemen hayoung, aku segera berdiri di belakang hayoung dan melihat apa yang sedang di masak hayoung

namun tentu saja aku tidak hanya berdiri di belakangnya, aku memeluknya dari belakang dan meletekkan daguku di salah satu pundaknya, aku tidak ingin moment-moment seperti ini hilang...

hayoung sadari tadi tidak mengeluarkan suara sama sekali aku agak cemas sampai selesai makanpun ia masih tidak bersuara kemudian dia meletakkan piring-piring kotor di tempat cuci piring aku mengambil kesempatan itu untuk menggendongnya ala bridal style

"yahh!!" teriaknya

akhirnya hayoung bersuara juga aku hanya menunjukkan cengiranku tentu saja itu membuatnya sangat terkejut terlihat jelas dari ekspresi mukanya dengan mata yang membulat sempurna, aku mendudukkannya di sofa dan tentu saja aku duduk di sampingnya.

kemudian kami saling menatap, entah bagaimana tapi aku merasa kalau kami dapat berkomunikasi hanya melalui mata memang aneh tapi aku merasakannya. kemudian entah setan darimana yang memasukiku, mataku terus tertuju pada bibirnya itu

Author's POV

sehun mulai mendekatkan muka hayoung ke mukanya hal itu sehun lakukan tanpa ia sadari, sedikit lagi bibir sehun menyentuh bibir hayoung tangan hayoung langsung menutupi bibirnya kemudian dengan tangan lainnya ia mendorong dahi sehun dan hayoung berkata

"belum saatnya, oppa mesum"

"he? apa yang kulakukan?" kata sehun dengan muka "polosnya"

The DoorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang