Prolog

16.8K 815 5
                                    

"Tidaakkk...." teriak Alea histeris

"Ku mohon mengertilah Alea, ini aku lakukan untuk masa depan kita" ucap Ardan memohon.

"Aku sudah menunggu kesempatan ini selama bertahun-tahun dan kini kesempatan itu datang aku tidak akan melepaskannya" lanjut Ardan

"Demi masa depan kita katamu?" tanya Alea dengan suara parau menahan tangis yang sebentar lagi akan meledak.
"Ini bukan untuk masa depan kita Ardan, ini hanya untuk memenuhi ego dan ambisimu" isak Alea

"Tidakkah kau lihat persiapan pernikahan kita yang sudah di depan mata? Besok kita akan menikah Ardan dan hari ini kau bilang kau akan pergi??"

Hening tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut Ardan. Alea hanya bisa menahan perih yang tak terkira di hatinya.
"Pergilah, jika memang itu yang kau inginkan. Aku tak akan menahanmu lagi" ucap Alea bergetar seraya pergi meninggalkan Ardan yang masih berdiri mematung.

Sakit, yah sakit. Itulah yang dirasakan Alea saat ini. Hatinya teramat sakit hingga ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

***

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang