Part 20

7K 330 7
                                    

Author pov

"Jelaskan padaku sekarang juga!" pinta Alea bergetar.

"Aku yang membuat Ardan pergi meninggalkan mu, aku tahu Ardan adalah sosok yang ambisius. Aku memberikan promosi jabatan kepadanya dengan syarat dia harus mengikuti pelatihan ke luar negeri. Dan benar dugaanku dia langsung menerima tawaranku tanpa pikir panjang" ucap Erica tersenyum sinis.

"Kau memang kejam Erica!" desis Alea dengan tatapan tajam ke arah Erica.

"Yah, bahkan lebih kejam dari yang kau bayangkan. Hahahaha......" Erica tertawa lebar mengejek Alea.

"Aku yang membuat kaki mu patah, kecelakaan yang kamu alami semua bukan tanpa sengaja. Orang suruhanku yang telah menabrakmu" lanjutnya lagi.

"Dasar iblis!" bentak Alea.

"Bukan hanya itu Alea, aku juga yang sudah membakar toko bunga milik ibumu sampai ibumu mati terbakar".

"Kamu memang bukan manusia Erica, kamu iblis. Dimana hatimu? Dimana perasaanmu? Kamu-----" ucapan Alea terpotong ia tak mampu lagi berkata, dadanya sesak air matanya mengalir deras. Alea benar-benar tidak menyangka wanita di depannya tega melakukan semua itu. Hatinya teramat sangat sakit, ribuan belati terasa menghujam hatinya tanpa ampun. Tubuhnya lonsor dilantai.

"Ya aku memang iblis, aku memang tidak punya hati dan itu semua karena kamu dan ibu mu BRENGSEK!!!" ucap Erica berapi-api.

"Kau merebut semuanya dariku, aku kehilangan semuanya bahkan pria yang sangat aku cintai pun sekarang sudah tidak mau lagi menatapku dan itu semua karena KAMU Alea, KAMU!!!" teriak Erica penuh kebencian.

"Dan apakah kau juga yang sudah mengatur kepulangan Ardan yang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya?" tanya Alea di sela-sela isakannya.

"Kamu pintar Alea, memang aku yang sudah mengaturnya. Aku ingin rumah tanggamu hancur. Aku berharap dengan kedatangan Ardan akan merubah pikiranmu tapi ternyata aku salah, dan anak sialan di perutmu telah mempersulit semuanya" desis Erica.

"Lalu sekarang apa maumu?" bentak Alea.

Erica melangkah mendekati tubuh Alea yang terduduk dilantai. Dengan sadis di cengkeramnya kuat-kuat rambut Alea hingga Alea mendongak.

"Kau ingin tahu apa yang aku inginkan jalang? Kau benar-benar ingin tau haahh????" tanya Erica kasar.

"Aaaaaarrkkkhhhh.....ku mohon lepaskan Erica, sakit" Alea merintih menahan pedih dikepalanya akibat ulah Erica.

"Kau tidak akan aku lepaskan. Yang ku inginkan sekarang adalah kamu dan bayi sialanmu MATI!!!" bentak Erica dengan amarah yang berkobar.

"Lepaskan aku Erica, lepaskan! Jangan pernah kau sentuh bayiku brengsek!!!" ucap Alea seraya meronta-ronta mencoba melepaskan diri. Tapi jambakan Erica terlalu kuat dan tenaga Alea juga terlalu lemah jika dibandingkan Erica.

Plaaaaakkkkk........

Tangan Erica melayang dan mendarat tepat dipipi kanan Alea.

"Diam kau pelacur!!" bentak Erica.

"Hari ini adalah hari terakhir kamu melihat dunia, ucapkan selamat tinggal agar kau bisa tenang di neraka Alea sayang!! Hahahaha....." Erica mengeluarkan sebilah pisau dari dalam tasnya. Alea bergidik ngeri, ia mencoba menghindar tapi tubuhnya terlalu lemah. Air matanya berderai.

"Aku mohon jangan lakukan ini Erica, aku mohon... Lepaskan aku" ucap Alea penuh permohonan.

"Ucapkan selamat tinggal sekarang Alea!" bentak Erica. Tangan kanannya mengacung ke atas bersiap untuk menghujamkan pisau ke tubuh Alea. Alea bergetar menangis sejadi-jadinya. Jantungnya berdegup kencang dan

Braaaaakkkkkkkkk......

Pintu rumah Alea didorong secara kasar oleh seseorang. Alea dan Erica sama-sama terkejut tatapan mata mereka tertuju pada sosok yang baru datang.

"Lepaskan Alea, perempuan BRENGSEK!!!" perintahnya pada Erica.

"Woooowww.....ternyata ada yang mau jadi pahlawan disini" ucap Erica sinis.

"Dasar perempuan iblis, lepaskan Alea atau----".

"Atau apa hah?? Atau apa? aku tidak pernah takut pada siapapun. Jika kau mendekat maka Alea dan bayinya akan mati!" ucap Erica mengancam. Jarak antara pisau dan Alea semakin dekat. Alea memejamkan matanya ketakutan. Ia hanya bisa pasrah menerima apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Dasar perempuan iblis" pria itu mendekat mencoba merebut pisau dalam genggaman Erica. Terjadi pergulatan di antara mereka dan

Bleeeessssssss..... Pisau menancap di perut laki-laki itu.

"Aaaaarrrkkkkkkhhhhh....."teriak laki-laki itu kencang. Tubuhnya ambruk bersimbah darah di atas lantai.

" Ardaaaaaaaannnnnnnnn........." teriak Alea histeris.

Erica berdiri kaku menatap tangannya yang penuh dengan darah.

"Ardan bangun Ardan...bangun.....hiks hiks hiks" ucap Alea seraya memeluk kepala Ardan. Alea menangis tersedu-sedu.

"Al--Alea".

Hanya kata-kata itu yang keluar dari mulut Ardan, setelah itu matanya tertutup. Ardan pingsan.

"Dasar iblis, pergi kamu dari sini. PERGIIIIIII" teriak Alea histeris.

Erica tidak bergerak sama sekali, ia berdiri kaku seperti patung.

"Alea, Erica apa yang terjadi???" Andrian tiba dari kantor ia kebingungan melihat kekacauan di hadapannya.

"Andriaaaann..... Iblis itu telah melukai Ardan, usir dia dari sini!" teriak Alea keras-keras.

Andrian berlari mendekati Alea yang tengah menangis memeluk kepala Ardan.

"Oh Tuhan......" ucap Andrian saat melihat darah mengalir deras dari perut Ardan.

"Tenang sayang, akan ku telpon ambulans. Ardan pasti selamat". Andrian berusaha menenangkan hati istrinya.

Andrian segera menelpon ambulans dan kantor polisi. Sementara Erica jatuh bersimpuh dilantai, wajahnya pucat dan tatapan matanya kosong. Ia hanya terus memperhatikan tangannya yang berlumuran darah.

Tak menunggu waktu lama mobil ambulan dan polisi datang hampir bersamaan. Polisi segera membawa Erica pergi sedangkan Andrian dan Alea sibuk membawa Ardan ke rumah sakit untuk memberikan pertolongan.

****

Tbc the next part ya

BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang